Short
Terlahir Kembali: Suamiku Merasakan Sakitnya Melahirkan

Terlahir Kembali: Suamiku Merasakan Sakitnya Melahirkan

Oleh:  DianitaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Pada bulan keempat kehamilanku, aku kehilangan pekerjaanku. Suamiku mengusulkan supaya kami membayar pengeluaran masing-masing mulai sekarang. Bahkan saat aku mengalami pendarahan, dia tidak mau mengeluarkan sepeser pun untukku. Aku dan anakku sama-sama meninggal. Ketika membuka mata kembali, aku kembali ke hari suamiku mengusulkan split bill. Aku langsung menyetujuinya. Namun, dia tidak akan tahu bahwa aku adalah siluman kuda laut yang bisa memindahkan janin ke perutnya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Aku terlahir kembali ke hari aku kehilangan pekerjaanku.

Malam hari setelah aku memberi tahu suamiku tentang ini, Derrick langsung mengusulkan split bill. Kami harus membayar pengeluaran masing-masing mulai sekarang.

"Leah, tenang saja. Aku nggak bakal pakai uangmu sepeser pun. Aku juga nggak bakal minta kembali uang yang sebelumnya kukasih."

Orang yang tidak tahu apa-apa mungkin akan mengira Derrick memberiku sangat banyak uang. Faktanya, tidak ada mahar ataupun pesta saat kami menikah.

Derrick membayar DP rumah, aku membayar biaya renovasi. Setelah menikah, kami sama-sama membayar cicilan rumah dan mobil.

Karena pekerjaanku lebih santai dan banyak waktu istirahat, aku yang membayar biaya pengeluaran sehari-hari serta biaya listrik dan air. Aku juga yang mengerjakan pekerjaan rumah.

Bahkan saat kencan, aku yang beli makan dan tiket nonton. Sementara itu, uang Derrick hanya digunakan untuk membeli perlengkapan seks.

Di kehidupan lampau, aku langsung murka saat mendengar usul ini. Saat aku masih bekerja, Derrick tidak pernah mengusulkan hal seperti ini. Sekarang aku mengundurkan diri untuk merawat janinku dan butuh dibiayai suami, Derrick malah bersikap perhitungan padaku.

"Sayang, ini semua demi kebaikanmu juga. Kamu nggak punya orang tua, tapi aku punya. Kamu tahu seperti apa kesehatan mereka sekarang, 'kan? Kalau kita pisah pengeluaran seperti ini, kelak kamu nggak usah ikut bayar kalau orang tuaku sakit. Begini baru adil."

Aku bilang aku tidak keberatan jika harus membantunya membayar biaya pengobatan orang tuanya.

Derrick malah menggeleng. "Aku nggak ingin melihatmu kesusahan seperti itu."

Derrick berbicara panjang lebar. Meskipun merasa enggan, aku tetap menerimanya. Ini karena aku terlalu mencintainya.

Siapa sangka, cintaku malah membunuh diriku sendiri. Dua hari sebelum melahirkan, dokter bilang bayi di kandunganku terlalu besar sehingga harus melakukan operasi sesar.

Derrick malah tidak bersedia mengeluarkan uang. "Sayang, harga operasi sesar mahal sekali kalau dibandingkan dengan melahirkan normal. Aku cuma mau patungan biaya persalinan normal. Kalau kamu mau operasi sesar, sisanya kamu tanggung sendiri."

Saat itu, aku baru tersadarkan. Bagaimana bisa Derrick masih mempeributkan tentang uang di saat nyawaku dan anakku dipertaruhkan?

Aku menahan amarahku, memberitahunya tabunganku sudah hampir habis. Aku menyuruhnya membayar dulu dan akan mengembalikannya setelah mendapat pekerjaan baru.

"Kamu nggak punya uang?" Ekspresi Derrick tampak terkejut. "Nggak bisa. Sejak awal, kita sudah sepakat. Aku nggak bakal keluar lebih."

Karena tidak ada cara lain, aku terpaksa melahirkan secara normal. Namun, bayiku terlalu besar sehingga tersangkut untuk waktu yang lama.

Setelah lahir, otaknya kekurangan oksigen dan harus dirawat di unit perawatan intensif. Aku juga menderita pendarahan hebat sehingga harus menerima transfusi darah dan dirawat di ICU.

Saat itu, aku sudah kehilangan kesadaran. Akan tetapi, Derrick masih tidak ingin keluar sepeser pun untukku dan bayiku. Dia hanya melihat kami mati.

....

"Sayang, aku cuma nggak ingin kamu merasa diperlakukan nggak adil. Jadi, kamu setuju split bill nggak?" Suara Derrick membuatku tersadar kembali.

Karena aku tidak bicara sejak tadi, Derrick mengulangi alasannya lagi. Ekspresinya tampak tulus, seolah-olah aku yang untung besar di sini.

Aku tersenyum dan menyahut, "Tapi, aku punya orang tua kok."
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status