Share

Membaik

Rara menutup mulutnya dengan tangannya. Gadis itu memilih tak mendengarkan pembicaraan Raihan dengan si penelopon lebih jauh. Rara meninggalkan kafe, untungnya meja Raihan dan Rara berada di sudut kafe.

‘Bodoh banget gue.’ Batin Rara kesal pada dirinya.

‘Harusnya gue percaya sama Jevan dengan Naren. Manusia gak berubah secepat itu.’ Rara mengacak rambutnya. Gadis itu tak peduli saat pejalan kaki menatapnya heran. Rara menatap lampu lalu lintas yang hijau.

Rara menunduk, sibuk menatap ujung sepatunya, ‘Gue emang keras kepala.’

Pejalan kaki yang lain sudah mulai menyebrang karena lampu merah menyala. Rara menggigit bibir bawahnya, teringat jawaban keras kepalanya saat Jevan, Naren, dan Sandra mengingatkannya. Dibanding sedih, dirinya lebih kecewa dengan dirinya sendiri karena mudah mempercayai orang.

“Maaf…” gumam Rara pelan.

“Permintaan maaf diterima,” sahut seorang lelaki yang berdiri di sampingnya.

Rara menoleh ke sebelahnya,

Anavya

Terima kasih sudah membaca ~ Mohon dukungannya~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status