Share

2. Badut

.

.

.

Pagi ini, sinar matahari yang sangat cerah terlihat menerobos masuk melalui sela-sela celah jendela kaca yang ada di ruangan berwarna putih gading itu. Kilauan cahayanya begitu menyilaukan yang seakan-akan mengetuk-ngetuk kedua pasang mata yang sedang terbaring di atas ranjang pasien yang ada disana.

Bergerak-gerak karena ada yang mengusiknya, kedua mata indah yang berbentuk seperti buah almond itupun nampak mulai terbuka perlahan-lahan memperlihatkan kedua mata berwarna cokelat keemasan yang begitu unik dan memikat. Sayangnya, kedua mata yang seharusnya indah itu tertutupi oleh polesan maskara dan eye liner yang sangat amat tebal dan memuakkan sehingga menyembunyikan keindahan kedua biji matanya yang sempurna. Beberapa saat kemudian, kedua bulu mata lebat nan lentik yang ada disana terlihat menari-nari diikuti oleh gumamam dari sang pemiliknya.

"Emm..". dengan lirih, Shen Yiyi mengangkat kedua lengannya dan sedikit menggerakkan pinggangnya ke kakan dan ke kiri untuk melenturkan tubuhnya yang terasa agak kaku karena terlalu lama beristirahat itu.

Setelah menarik nafas panjang, iapun menghembuskannya perlahan untuk melancarkan sirkulasi udara yang ada di dalam tubuhnya. 

"Selamat pagi kehidupan baru ku..", ungkapnya sembari tersenyum lebar. Saat ini, raut kebahagiaan terpampang jelas di wajahnya.

Sambil bersenandung, ia mulai beranjak turun dari ranjang rumah sakit yang sudah satu minggu lebih telah ia tempati untuk mendapati bahwa permukaan lantainya terasa sangat dingin sehingga kulitnya belum sempat beradaptasi dengan suhunya.

"Ahh...", Shen Yiyi secara reflek mengangkat kedua kakinya kembali karena efek dingin yang baru saja ia rasakan itu.

Dengan kedua alis yang mengernyit, tanpa sadar ia memandang warna kulit pada kakinya, bukan, bukan hanya kulit kakinya saja, melainkan seluruh kulit tubuhnya yang saat ini berwarna kehitaman.

Dalam pikirannya, Shen Yiyi mengingat bahwa dulu sepupu jahatnya selalu memprovokasinya untuk melukis kulit tubuhnya dengan warna gelap untuk mendapatkan hati Mu Shenan yang telah lama tinggal di dunia barat. Namun saat Shen Yiyi memandang kulitnya sekarang, ia menyadari bahwa ia sedang tidak menjadi dirinya sendiri.

Apakah benar bahwa Mu Shenan menyukai gadis berkulit gelap, iapun sebenarnya tidak tahu! Tapi yang pasti, Shen Yiyi telah mencoba berubah untuk menjadi orang lain yang bukan dirinya. Sekarang coba lihatlah, polesan body painting yang memenuhi kulitnya itu malah membuat kulit aslinya menjadi kotor dan rusak.

Tidak heran, jika Mu Shenan merasa jijik padanya sejak pertemuan pertama mereka di kantor catatan sipil! Karena memang pada saat itu, Mu Shenan telah menganggapnya sebagai wanita bodoh dan kotor yang terpaksa untuk dinikahinya. 

"Mungkin Mu Shenan benar, aku saja merasa sangat jijik pada diriku sendiri apalagi lelaki brengsek itu", batinnya di dalam hati.

Perlahan, Shen Yiyi mulai menurunkan kembali kedua kakinya ke atas lantai yang ada disana. Sembari melatih keseimbangannya, iapun mencoba melangkah dengan sangat perlahan menuju kamar mandi yang terletak di sudut ruangan itu. Setelah sampai disana, ia menyisir seisi ruangan itu untuk mencari keberadaan cermin yang ingin dipakai untuk melihat parasnya.

"wajahku..", gumamnya saat ia menemukan sebuah cermin yang berada tidak jauh dari depannya.

Perlahan, ia menaikkan jemarinya untuk menyentuh kulit wajahnya yang telah tertutup dengan make-up yang sangat tebal itu.

Badut! Bagai seorang badut, ia telah memperlakukan dirinya sendiri selama ini!

"Ha...ha..ha!!", Shen Yiyi tidak bisa menahan tawanya setelah ia melihat penampilannya yang konyol itu. Sekali lagi ia menyadari bahwa ia telah tertipu dengan kata kata manis Wei Yuna.

Dahulu, ia ingat, bahwa Wei Yuna menyuruhnya memakai make-up tebal untuk menarik perhatian Mu Shenan, suami dinginnya! Namun bukannya menarik perhatian Mu Shenan, malahan ia menjadi tontonan menghibur bagi banyak orang seperti pada sebuah festival parade. Konyol! Sungguh konyol! Hati Shen Yiyi begitu sakit bagai diremas mengingat semua pengkhianatan yang telah Wei Yuna lakukan.

Setelah melepas baju rumah sakit yang menempel pada tubuhya, Shen Yiyi kemudian menyalakan keran air hangat untuk mengguyur tubuhnya yang penuh dengan polesan itu beserta seluruh kebodohannya.

Menikmati.. Shen Yiyi sangat menikmati setiap guyuran air hangat yang membasuh semua kepalsuan di dalam dirinya itu. Bersama dengan air mengalir berwarna hitam kecoklatan yang meluncur dibawah kaki jenjangnya yang sexy, semua kenaifan dan kebodohannyapun ikut pergi menghilang tak berbekas.

Kali ini, Shen Yiyi bertekad untuk menjadi dirinya sendiri, dirinya dengan seluruh keotentikannya, tanpa peduli pada pandangan orang lain, termasuk Mu Shenan! Dan tentu saja, ia telah melepaskan Mu Shenan, pria yang menjadi suaminya itu, untuk hidup bahagia.

.

.

.

Sementara di bandara internasional, para wartawan dan paparazi telah berkerumun untuk menyambut kehadiran sosok yang telah mereka tunggu sedari tadi. Dengan membawa berbagai macam jenis kamera, mereka seakan telah siap untuk melakukan pertempuran! 

Benar, berita kedatangan Mu Shenan, seorang tiran dalam dunia bisnis itu, telah tersebar dan tentu saja akan menjadi sebuah trending topik pada hari ini yang akan disiarkan oleh berbagai statiun tv diseluruh penjuru negeri.

Saat ini, waktu telah bergulir mendekati jadwal kedatangan sosok pria yang sangat dinanti oleh mereka. Dari arah dalam telah terlihat sekelompok orang berbaju hitam untuk menjaga keamanan seorang pria dibelakang mereka yang terlihat berjalan dengan tegap dengan pandangan mata lurus ke depan.

"Itu Mu Shenan!", teriak salah seorang dari kerumunan wartawan yang ada disana.

"Benar! Itu CEO Mu", yang lain menambahkan.

Mengetahui bahwa seseorang yang mereka tunggu dalam waktu lama telah datang, tanpa pikir panjang merekapun segera berlari untuk menyerbunya.

"Tuan Mu, bisakah anda sampaikan alasan pulang saat ini?"

"Ceo, bagaimana perkembangan perusahaan di luar negeri?"

"Apakah anda sudah memiliki kekasih?"

"Bagaimana perasaan anda saat ini?"

Suara-suara dari para wartawan terdengar bersahut-sahutan memenuhi lobi bandara dimana Mu Shenan berada saat ini. Sangat riuh. Sampai-sampai kerumunan itu menarik perhatian semua orang yang ada di bandara, tanpa terkecuali.

Tanpa memedulikan seluruh pertanyaan itu, dengan dingin, Mu Shenan mengacuhkan mereka dan tetap berlenggang keluar menuju ke dalam sebuah mobil yang telah disiapkan sebelumnya.

"Tolong beri jalan!", para pengawal terlihat mendorong seluruh orang yang berusaha menghalangi langkah Mu Shenan untuk memasuki mobil Bentley berwarna hitam yang telah terparkir disana.

"Tuan Mu, silahkan masuk", dengan cepat, asisten Bai segera menutup pintu mobil itu dan melangkah ke depan untuk duduk bersama juru mudi pribadi Perusahaan Mu. Bergegas, mobil hitam itupun terlihat meluncur dengan cepat ke jalan perkotaan yang mulai ramai oleh para pengendara lain. 

"Tuan, kemanakah anda ingin pergi?", asisten Bai bertanya untuk mengonfirmasi keinginan bos besarnya itu.

"Kediaman Mu", jawabnya sembari melihat kaca disamping tempatnya duduk saat ini untuk sekedar menikmati suasana kota dimana ia telah dilahirkan.

Entah mengapa, saat ini Mu Shenan teringat kepada kakeknya yang telah membesarkannya. Sayangnya kakeknya itu telah meninggal tepat setelah ia memenuhi wasiatnya untuk menikahi wanita kotor itu!

Benar, sang kakek telah memaksanya menikahi wanita gila yang suka berdandan seperti orang-orangan sawah! Apakah kakeknya dulu sedang bercanda?! Mu Shenan menutup matanya, berharap ia tidak akan pernah bertemu wanita itu setelah hari ini. Ia berharap wanita itu akan menyerah dan berhenti mengganggu kehidupannya. 

"Asisten Bai", panggil Mu Shenan kepada asisten pribadi yang saat ini sedang duduk di depannya itu.

"Iya Tuan Mu", dengan sigap asisten Bai segera menjawab panggilan bosnya.

"Suruh pengacara Su untuk memberikan laporannya sore ini", Mu Shenan terlihat tidak sabar untuk segera mendengar kabar baik dari pengacara itu.

"Baik Tuan!", dengan tegas asisten Bai menjawab sembari mengangguk karena telah mengerti apa yang Bosnya itu maksudkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status