.
.
.
"Ceklek!!", terdengar suara pintu masuk di apartemen Sky Garden itu terbuka tepat sebelum tengah malam, menampilkan sosok seorang pria besar bertubuh kekar yang terlihat mengenakan setelan jas berwarna hitam.
Dengan tubuh yang tidak seimbang, ia nampak terhuyung-huyung berusaha berjalan memasuki ruangan yang saat ini sudah gelap tersebut. Samar-samar ia melihat tangga menuju ke kamar utama dan dengan perlahan iapun menaikinya.Tangannya yang nampak kuat dengan urat-urat yang menonjol, memegang lengan tangga itu satu persatu untuk menopang dirinya sendiri yang telah kehilangan kesadaran.
Dari tempatnya berdiri saat ini telah tercium aroma bunga mawar yang terasa menggoda, berasal dari dalam kamar yang ada disana. Langkah demi langkah, pria itu terlihat menuju ke tempat dimana aroma itu berasal. Emosi, benci, dan perasaan direndahkan seakan telah mengambil alih pikirannya kali ini.
Sambil melepaskan dasi yang terikat pada lehernya, sorot matanya itu tertuju ke depan dengan sangat tajam, bagai seekor elang yang hendak mencari mangsanya. Benar, mencari mangsa untuk dihukumnya!
Sesekali ia tersandung! Bahkan hampir terjatuh! Tapi itu sama sekali tidak menyurutkan api membara di matanya yang terlihat begitu merah.
Setelah beberapa langkah yang cukup berat, pria beraroma alkohol itupun melihat sebuah pintu kamar berwarna hitam yang dahulu sempat ditempatinya. Memegang pintu handle yang ada disana, iapun memutar dan mendorongnya begitu saja sampai pintu itu terbuka dengan sangat lebar.
"Brak!", terdengar suara pintu itu terbuka dengan suara yang tidak begitu keras, menampilkan sebuah ruangan yang dihiasi lampu temaram.
Menegakkan tubuhnya, kedua mata elang pria itu menyipit melihat siluet seorang perempuan yang terlihat telah tertidur lelap dibawah cahaya sebuah lampu tidur. Dengan senyum mengejek, pria itu perlahan melepas jasnya, membuka kancingnya dan terus berjalan menuju ketempat dimana wanita itu sedang berada.
.
.
.
Sementara itu di kediaman Shen, berita tentang kepulangan Mu Shenanpun telah didengar oleh Kakek Shen dan anak laki-lakinya Shen Haoran.
Berada diruang keluarga, mereka berdua terlihat menikmati teh hangat dengan masing-masing memegang sesuatu ditangannya. Tentu saja, yang satu memegang surat kabar dan satunya memegang laporan penting perusahaan.
Beberapa waktu bersama, kedua orang itu terlihat hanya diam, dan berfokus dengan apa yang saat ini dipegangnya. Lama kelamaan, salah satu dari merekapun akhirnya sudah tidak tahan untuk tidak berbicara lagi.
"Haoran, apakah Yiyi sudah menghubungimu?", kata Kakek Shen kepada anaknya itu sembari menunjukkan berita pada surat kabar itu.
Benar, itu adalah berita terpopuler hari ini, berita tentang kepulangan Mu Shenan yang diliput oleh berbagai media.
"Belum, Ayah.", ungkap Shen Haoran sembari terus memeriksa laporan yang ada ditangannya. Sekilas, ia melirik kearah surat kabar tanpa diketahui sang ayah yang telah dipenuhi dengan uban dikepalanya itu.
Mendengar jawaban itu, Kakek Shen berdecak dengan sangat kesal. Bagaimana mungkin Shen Yiyi juga tidak menghubungi Shen Haoran. Dirinya sungguh tidak mengerti akan tingkah cucunya ini yang sudah dua tahun pergi bersama suaminya tanpa memberi kabar.
"Yiyi ini, benar-benar keterlaluan. Sejak menikah, dia tidak pernah menjengukku. Dan sekarang, dia dan Mu Shenan sama sekali tidak memberitahu kedatangannya ke negara ini. Benar-benar durhaka!", ungkap Kakek Shen meluapkan kekesalannya karena merasa diabaikan oleh cucu kesayangannya itu.
"Ayah, sudahlah. Bukankah kau sendiri yang memaksa Shen Yiyi untuk cepat menikah? Dari awal aku sudah menolak, tetapi Ayah terlalu memaksa.", kata Shen Haoran sambil meletakkan berkas di atas meja dan memandang ayahnya itu dengan tajam, seakan ingin mengingatkan ayahnya tentang perjodohan yang terlalu dipaksakan itu!
"Aiyo... Haoran. Mengapa kau masih mempermasalahkan hal ini? Aku mengenal kakek Mu Shenan sudah sangat lama.", katanya menjawab kata-kata Shen Haoran.
"Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana persahabatan kami ketika perang waktu itu.. Dan bla...bla...bla.... ", begitulah Kakek Shen kembali menceritakan pengalaman menakjubkannya bersama sahabatnya, Mu Wayon, yang begitu menghebohkan sampai-sampai Shen Haoran dibuat pusing mendengarnya.
"Ayah, kumohon, berhentilah.", ucap Shen Haoran ingin menghentikan sejarah panjang tentang pertemanan kedua pria tua itu yang menyebabkan anaknya menikahi seorang asing yang terkenal dengan sikap dinginnya itu.
Meskipun begitu, Shen Haoran tidak memiliki kuasa untuk menghentikannya!
"Haoran, besok hubungilah anakmu itu. Suruh dia berkunjung kemari bersama suaminya. Bukankah mereka berdua sudah ada di negara ini? Jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak menjenguk kita..", ucap kakek Shen memohon kepada anak lelakinya itu.
"Aku tidak mau.", balas Shen Haoran kepada ayahnya sembari meninggalkan pria tua itu yang tampak begitu kesal.
Berlalu dari sana, Shen Haoran sedikit melirik kebelakang untuk melihat kesedihan yang tersirat dimata tua itu. Tidak! Tidak hanya kakek Shen saja, melainkan dirinya juga sangat merindukan putri tunggalnya yang telah begitu lama tidak pernah menghubunginya. Apakah putri terlalu bahagia, sampai-sampai lupa kepada orangtuanya?
.
.
.
Di dalam kamar utama di apartemen Sky Garden, aroma mawar yang sebelumnya semerbak, saat ini telah bercampur dengan aroma anggur yang sangat dominan. Samar-samar, Shen Yiyi dapat menciumnya disertai hembusan udara panas yang seketika menerpa leher jenjangnya. Hembusan itu, semakin lama semakin terasa panas, diikuti oleh suara nafas yang terdengar lirih tidak beraturan.
Dalam lelapnya, suhu dingin yang sebelumnya menguasai ruang itu, lambat-laun mulai menghilang tak berjejak berganti dengan semburan hawa panas yang saat ini melingkupinya. Sekilas, Shen Yiyi tersadar, namun ia kembali menyangkalnya. Ah, mungkin saat ini dirinya sedang bermimpi! Bukankah dimasa lalunya, selama 10 tahun, ia sangat sering memimpikan Mu Shenan yang hanya akan ada dalam khayalannya belaka? Mungkin ini adalah mimpi yang sama dengan yang sebelumnya ia rasakan!
"Emm..", Shen Yiyi sedikit bergumam merasakan lumatan kasar dibibirnya yang terkesan begitu tergesa-gesa bagai seorang amatiran yang baru belajar melakukannya.
Sejenak, ia berusaha melepaskannya, namun ciuman itu begitu menuntut dan berlangsung dengan sangat panas yang membuat Shen Yiyi tidak bisa melawannya. Sesekali pria itu terlihat menggigit, memagut dan mengulum bibir Shen Yiyi sampai bibirnya itu habis tak bersisa.
Sesaat, pria itu menarik dirinya, terdiam, mematung dengan apa yang sedang dilakukannya dalam pengaruh alkohol yang perlahan sudah mulai menghilang itu. Saat ini, ia nampak begitu kesal! Ia kesal dengan dirinya sendiri!
"Ahhhhkk...", pria itu mengeram frustasi karena bibir itu terasa begitu manis dengan aroma yang sangat lembut sampai-sampai sanggup membangkitkan serigala liar yang berada didalam dirinya. Sayangnya, hasrat yang baru pertama kali dirasakan oleh pria itu terlanjur memuncak, dan ia tidak dapat menahan dirinya.
Sementara itu, Shen Yiyi yang kembali ditindas oleh pria itu dengan hal-hal yang lebih dari sebelumnya, masih tidak tahu mengapa mimpi kali ini terasa begitu nyata, sangat nyata, sampai-sampai ia tidak dapat membedakannya! Saat ini, Shen Yiyi baru tahu rasanya berciuman. Ternyata itu benar-benar manis! Mungkin nanti, ya, nanti saat ia mulai tersadar, ia sudah tidak bisa menghentikan apa yang sedang terjadi!
...Suhu malam yang sebelumnya memanas di kamar itu saat ini telah berganti dengan suasana pagi yang terasa sejuk dan sedikit lebih dingin. Dari balik dinding kaca, tetesan-tetesan embun pagi terlihat mengaburkan pemandangan yang ada didalamnya. Bahkan, burung-burung yang sedang terbang di udarapun tidak akan sanggup untuk hanya sedikit mengintip karena ketebalannya.Disana, suasana terasa begitu sunyi, bahkan tidak ada sedikit suara yang terdengar selain bunyi dentingan jarum jam dan deru nafas seorang pria yang terdengar sangat halus itu.Tidak berapa lama kemudian, udara dingin diluar telah berubah sedikit lebih hangat karena pancaran cahaya matahari yang telah keluar, naik lebih tinggi dari sebelumya, yang berhasil menelisik masuk untuk memperlihatkan sosok pria disana. Fitur wajahnya yang tegas, hidungnya yang mancung, bibirnya yang berwarna kemerah-merahan membuat pria itu terlihat sangat rupawan.Dibalik selimut yang tebal yang saat
..."Chiitttt!!!!!!", dari jalan besar yang ada disana, tiba-tiba terdengar bunyi deritan rem mobil BMW M6 Cabrio berwarna biru mengkilap yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalanan sebuah taman bunga di kota S.Sebelumnya, mobil itu telah melaju dengan sangat kencang di atas kecepatan rata-rata dan juga sempat melanggar beberapa rambu lalu-lintas yang dilaluinya. Siapa yang menyangka jika dibalik kemudi mobil sedan mewah dengan konsep coupe asal pabrikan Jerman itu, terlihat seorang wanita muda dengan kulit seputih kertas yang terlihat dipenuhi oleh kissmark dibagian leher, tulang selangka, dan lengannya.Mengepalkan kedua tangannya, wanita itu kemudian memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras. "Bang!!Bang!!Bang!!"Seolah-olah meluapkan kekesalannya, ia memukul dengan mencurahkan seluruh tenaganya, sampai-sampai kepalan tangannya itu terlihat telah memerah. Sambil terengah-engah, wanita itu terdengar sesekali menjerit karena kejen
...Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang.Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya."Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana."Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?",
...Setelah masuk ke dalam kediaman Shen, Shen Yiyi mengarahkan pandangannya pada setiap sudut yang ada dalam rumah itu. "Sama sekali tidak ada yang berubah", batinnya.Semua hal di sana masih terlihat sama seperti ketika ia meninggalkan rumahnya itu sepuluh tahun yang lalu, oh tidak! Lebih tepatnya dua tahun yang lalu dikehidupan ini.Shen Yiyi melihat semua perabotannya tidak ada yang berubah! Tirai sutera berwarna coral peach yang sangat halus dan lembut itu adalah favoritnya, kursi Banqueted hitam putih karya seniman Fernando dan Humberto Campana yang menjadi kesukaannya itupun masih menghiasi ruang tamu dengan manis. Sebenarnya, semua perabot di kediaman Shen dipilih dan ditata menurut kesukaan Shen Yiyi sendiri!Saat Shen Yiyi melihat semua itu, tiba-tiba ia merasakan sebuah kehangatan menjalar masuk ke dalam hatinya yang membuatnya seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti
...Di kediaman Shen, ketika Shen Yiyi, Shen Haoran dan Kakek Tua sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sesosok wanita muda datang dengan memakai baju musim panas dari desainer yang cukup ternama, tas Gucci edisi terbatas, jam tangan mewah dari Paris, dan highheels menawan yang baru saja diluncurkan oleh Jimmy Choo Lang jenis metallic strappy sandal yang memikat.Sedikit melirik apa saja yang dipakai wanita itu, Shen Yiyi sudah bisa menebak bahwa ia adalah Wei Yuna! Mengapa tidak, seluruh barang yang dipakai oleh Wei Yuna adalah miliknya!Shen Yiyi baru menyadari sekarang, Wei Yuna begitu licik! Wanita itu memakai semua barang bagus untuk menonjolkan tubuhnya supaya tampak mempesona dan bahkan berencana memikat Mu Shenan, sedangkan dirinya malah memakai baju usang seperti pengemis di pinggir jalan.Mengingat itu semua, ada rasa sakit di hati Shen Yiyi, dia tidak akan membiarkan wanita ular itu menghancurkan masa depann
...Di kediaman Shen, setelah Wei Yuna pergi dari sana, Shen Yiyi merasa lega karena tidak perlu melihat paras munafik sepupu yang tidak sedarah dengannya itu.Di depan semua orang, Wei Yuna tampak begitu lembut dan penyayang, tapi siapa yang menyangka bahwa wanita itu bahkan tanpa segan melumuri tangan kotornya dengan darah orang lain untuk mendapatkan keinginannya.Sudahlah!! Shen Yiyi tidak ingin memikirkan wanita ular beludak itu. Saat ini belum tiba waktu bagi Shen Yiyi untuk membuka topeng Wei Yuna!Sejak Shen Yiyi bangkit dari kematiannya, ada begitu banyak hal yang terjadi, terutama adalah kecelakaan yang terjadi antara dirinya dan Mu Shenan semalam. Mengingat itu, sekelebat memori seketika membuat tubuh Shen Yiyi bergidik! Mu Shenan benar-benar serigala busuk!Kemudian dengan langkah gontai, Shen Yiyi melangkah menuju kamar pribadinya yang sudah sangat dirindukannya itu.Perlah
. . . Setelah Nyonya Besar Tua kembali ke rumahnya, Mu Shenan terlihat mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari-jemarinya yang panjang. Sesekali, ia membolak-balikkan dokumen dihadapannya itu, namun se-akan ada hal yang yang sedang dipikirkannya. Dari arah luar, nampak asisten Bai mendongakkan kepalanya untuk mengintip apa yang sedang bosnya itu lakukan. Setelah mengetuk pintu di depannya beberapa kali, asisten Bai segera masuk ke dalamnya untuk menyerahkan beberapa dokumen penting lainnya. Berdiri dihadapan Mu Shenan, asisten Bai hanya bisa terdiam. Bosnya ini, meskipun sudah dipanggil beberapa kali, namun belum juga meresponi keberadaan asisten Bai. "Tuan...", asisten memanggilnya, namun bosnya itu terlihat masih saja asyik dengan dunianya sendiri. "Tuan Mu..", katanya sambil menanti sebuah jawaban. Entah mengapa, kali ini, Mu Shenan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, seakan ia sedang memikirkan sesuatu,
..."Baiklah Kakek.. Aku akan menunggu.", seorang pria muda memakai setelan jas elegan dengan dasi bergaris merah terlihat mengangguk memberikan tanda hormat kepada kakek Shen yang nampak begitu bahagia dengan kedatangannya."Ha.. Ha..ha.. ", tak henti-hentinya kakek Shen terus tertawa sembari menepuk-nepuk pundak pria muda yang sangat tinggi di depannya.Kakek tua itu terlihat sangat senang! Apalagi pria muda itu membawakannya begitu banyak buah tangan yang disukainya. Ada gingseng berusia ratusan tahun, teh herbal penambah umur panjang, dan juga sekotak besar kue moci kesukaannya. Sungguh, pria itu adalah cucu menantu yang bisa diandalkan!Benar. Sore ini Mu Shenan pergi ke kediaman Shen untuk menjemput Shen Yiyi, isteri yang tidak disukainya itu. Awalnya, ia sendiri sangat enggan. Tetapi melihat kesehatan neneknya yang menurun, lelaki garang itu menjadi sangat tidak tega.Semua ini karena ulah neneknya yang unik itu! Jika b