Share

6. Malam yang Tidak Terduga

.

.

.

"Ceklek!!", terdengar suara pintu masuk di apartemen Sky Garden itu terbuka tepat sebelum tengah malam, menampilkan sosok seorang pria besar bertubuh kekar yang terlihat mengenakan setelan jas berwarna hitam. 

Dengan tubuh yang tidak seimbang, ia nampak terhuyung-huyung berusaha berjalan memasuki ruangan yang saat ini sudah gelap tersebut. Samar-samar ia melihat tangga menuju ke kamar utama dan dengan perlahan iapun menaikinya.Tangannya yang nampak kuat dengan urat-urat yang menonjol, memegang lengan tangga itu satu persatu untuk menopang dirinya sendiri yang telah kehilangan kesadaran.

Dari tempatnya berdiri saat ini telah tercium aroma bunga mawar yang terasa menggoda, berasal dari dalam kamar yang ada disana. Langkah demi langkah, pria itu terlihat menuju ke tempat dimana aroma itu berasal. Emosi, benci, dan perasaan direndahkan seakan telah mengambil alih pikirannya kali ini. 

Sambil melepaskan dasi yang terikat pada lehernya, sorot matanya itu tertuju ke depan dengan sangat tajam, bagai seekor elang yang hendak mencari mangsanya. Benar, mencari mangsa untuk dihukumnya!

Sesekali ia tersandung! Bahkan hampir terjatuh! Tapi itu sama sekali tidak menyurutkan api membara di matanya yang terlihat begitu merah. 

Setelah beberapa langkah yang cukup berat, pria beraroma alkohol itupun melihat sebuah pintu kamar berwarna hitam yang dahulu sempat ditempatinya. Memegang pintu handle yang ada disana, iapun memutar dan mendorongnya begitu saja sampai pintu itu terbuka dengan sangat lebar.

"Brak!", terdengar suara pintu itu terbuka dengan suara yang tidak begitu keras, menampilkan sebuah ruangan yang dihiasi lampu temaram.

Menegakkan tubuhnya, kedua mata elang pria itu menyipit melihat siluet seorang perempuan yang terlihat telah tertidur lelap dibawah cahaya sebuah lampu tidur. Dengan senyum mengejek, pria itu perlahan melepas jasnya, membuka kancingnya dan terus berjalan menuju ketempat dimana wanita itu sedang berada.

.

.

.

Sementara itu di kediaman Shen, berita tentang kepulangan Mu Shenanpun telah didengar oleh Kakek Shen dan anak laki-lakinya Shen Haoran.

Berada diruang keluarga, mereka berdua terlihat menikmati teh hangat dengan masing-masing memegang sesuatu ditangannya. Tentu saja, yang satu memegang surat kabar dan satunya memegang laporan penting perusahaan.

Beberapa waktu bersama, kedua orang itu terlihat hanya diam, dan berfokus dengan apa yang saat ini dipegangnya. Lama kelamaan, salah satu dari merekapun akhirnya sudah tidak tahan untuk tidak berbicara lagi.

"Haoran, apakah Yiyi sudah menghubungimu?", kata Kakek Shen kepada anaknya itu sembari menunjukkan berita pada surat kabar itu.

Benar, itu adalah berita terpopuler hari ini, berita tentang kepulangan Mu Shenan yang diliput oleh berbagai media.

"Belum, Ayah.", ungkap Shen Haoran sembari terus memeriksa laporan yang ada ditangannya. Sekilas, ia melirik kearah surat kabar tanpa diketahui sang ayah yang telah dipenuhi dengan uban dikepalanya itu.

Mendengar jawaban itu, Kakek Shen berdecak dengan sangat kesal. Bagaimana mungkin Shen Yiyi juga tidak menghubungi Shen Haoran. Dirinya sungguh tidak mengerti akan tingkah cucunya ini yang sudah dua tahun pergi bersama suaminya tanpa memberi kabar.

"Yiyi ini, benar-benar keterlaluan. Sejak menikah, dia tidak pernah menjengukku. Dan sekarang, dia dan Mu Shenan sama sekali tidak memberitahu kedatangannya ke negara ini. Benar-benar durhaka!", ungkap Kakek Shen meluapkan kekesalannya karena merasa diabaikan oleh cucu kesayangannya itu.

"Ayah, sudahlah. Bukankah kau sendiri yang memaksa Shen Yiyi untuk cepat menikah? Dari awal aku sudah menolak, tetapi Ayah terlalu memaksa.", kata Shen Haoran sambil meletakkan berkas di atas meja dan memandang ayahnya itu dengan tajam, seakan ingin mengingatkan ayahnya tentang perjodohan yang terlalu dipaksakan itu!

"Aiyo... Haoran. Mengapa kau masih mempermasalahkan hal ini? Aku mengenal kakek Mu Shenan sudah sangat lama.", katanya menjawab kata-kata Shen Haoran.

"Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana persahabatan kami ketika perang waktu itu.. Dan bla...bla...bla.... ", begitulah Kakek Shen kembali menceritakan pengalaman menakjubkannya bersama sahabatnya, Mu Wayon, yang begitu menghebohkan sampai-sampai Shen Haoran dibuat pusing mendengarnya.

"Ayah, kumohon, berhentilah.", ucap Shen Haoran ingin menghentikan sejarah panjang tentang pertemanan kedua pria tua itu yang menyebabkan anaknya menikahi seorang asing yang terkenal dengan sikap dinginnya itu.

Meskipun begitu, Shen Haoran tidak memiliki kuasa untuk menghentikannya!

"Haoran, besok hubungilah anakmu itu. Suruh dia berkunjung kemari bersama suaminya. Bukankah mereka berdua sudah ada di negara ini? Jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak menjenguk kita..", ucap kakek Shen memohon kepada anak lelakinya itu.

"Aku tidak mau.", balas Shen Haoran kepada ayahnya sembari meninggalkan pria tua itu yang tampak begitu kesal.

Berlalu dari sana, Shen Haoran sedikit melirik kebelakang untuk melihat kesedihan yang tersirat dimata tua itu. Tidak! Tidak hanya kakek Shen saja, melainkan dirinya juga sangat merindukan putri tunggalnya yang telah begitu lama tidak pernah menghubunginya. Apakah putri terlalu bahagia, sampai-sampai lupa kepada orangtuanya?

.

.

.

Di dalam kamar utama di apartemen Sky Garden, aroma mawar yang sebelumnya semerbak, saat ini telah bercampur dengan aroma anggur yang sangat dominan. Samar-samar, Shen Yiyi dapat menciumnya disertai hembusan udara panas yang seketika menerpa leher jenjangnya. Hembusan itu, semakin lama semakin terasa panas, diikuti oleh suara nafas yang terdengar lirih tidak beraturan.

Dalam lelapnya, suhu dingin yang sebelumnya menguasai ruang itu, lambat-laun mulai menghilang tak berjejak berganti dengan semburan hawa panas yang saat ini melingkupinya. Sekilas, Shen Yiyi tersadar, namun ia kembali menyangkalnya. Ah, mungkin saat ini dirinya sedang bermimpi! Bukankah dimasa lalunya, selama 10 tahun, ia sangat sering memimpikan Mu Shenan yang hanya akan ada dalam khayalannya belaka? Mungkin ini adalah mimpi yang sama dengan yang sebelumnya ia rasakan!

"Emm..", Shen Yiyi sedikit bergumam merasakan lumatan kasar dibibirnya yang terkesan begitu tergesa-gesa bagai seorang amatiran yang baru belajar melakukannya.

Sejenak, ia berusaha melepaskannya, namun ciuman itu begitu menuntut dan berlangsung dengan sangat panas yang membuat Shen Yiyi tidak bisa melawannya. Sesekali pria itu terlihat menggigit, memagut dan mengulum bibir Shen Yiyi sampai bibirnya itu habis tak bersisa.

Sesaat, pria itu menarik dirinya, terdiam, mematung dengan apa yang sedang dilakukannya dalam pengaruh alkohol yang perlahan sudah mulai menghilang itu. Saat ini, ia nampak begitu kesal! Ia kesal dengan dirinya sendiri!

"Ahhhhkk...", pria itu mengeram frustasi karena bibir itu terasa begitu manis dengan aroma yang sangat lembut sampai-sampai sanggup membangkitkan serigala liar yang berada didalam dirinya. Sayangnya, hasrat yang baru pertama kali dirasakan oleh pria itu terlanjur memuncak, dan ia tidak dapat menahan dirinya.

Sementara itu, Shen Yiyi yang kembali ditindas oleh pria itu dengan hal-hal yang lebih dari sebelumnya, masih tidak tahu mengapa mimpi kali ini terasa begitu nyata, sangat nyata, sampai-sampai ia tidak dapat membedakannya! Saat ini, Shen Yiyi baru tahu rasanya berciuman. Ternyata itu benar-benar manis! Mungkin nanti, ya, nanti saat ia mulai tersadar, ia sudah tidak bisa menghentikan apa yang sedang terjadi!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status