.
.
.
Suhu malam yang sebelumnya memanas di kamar itu saat ini telah berganti dengan suasana pagi yang terasa sejuk dan sedikit lebih dingin. Dari balik dinding kaca, tetesan-tetesan embun pagi terlihat mengaburkan pemandangan yang ada didalamnya. Bahkan, burung-burung yang sedang terbang di udarapun tidak akan sanggup untuk hanya sedikit mengintip karena ketebalannya.
Disana, suasana terasa begitu sunyi, bahkan tidak ada sedikit suara yang terdengar selain bunyi dentingan jarum jam dan deru nafas seorang pria yang terdengar sangat halus itu.
Tidak berapa lama kemudian, udara dingin diluar telah berubah sedikit lebih hangat karena pancaran cahaya matahari yang telah keluar, naik lebih tinggi dari sebelumya, yang berhasil menelisik masuk untuk memperlihatkan sosok pria disana. Fitur wajahnya yang tegas, hidungnya yang mancung, bibirnya yang berwarna kemerah-merahan membuat pria itu terlihat sangat rupawan.
Dibalik selimut yang tebal yang saat ini menyelimutinya, pria itu terlihat tidur dengan lelapnya, sangat tenang, seakan ia sedang berada ditengah kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Ya, ini adalah pertama kalinya Mu Shenan dapat tidur dengan sangat pulas semenjak ia mulai mengambil alih tampu kepemimpinan keluarga Mu, yang memaksanya untuk hidup seperti seorang robot, mesin hidup yang tidak berperasaan selama bertahun-tahun.
"Emm..", merasa sedikit terganggu dengan cahaya yang semakin menyilaukan, Mu Shenan pun membuka kedua matanya dengan perlahan-lahan. Dan dengan kedua matanya yang masih sayu, ia mengamati ruangan disekitarnya.
Tunggu.. Ruangan dihadapannya saat ini sangatlah dikenalnya. Bukankah ini adalah kamar pribadinya di Sky Garden yang sudah lama ia tinggalkan?! Mu Shenan mengernyitkan kedua alisnya sambil berjuang untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya kembali.
Saat hendak menggeser lengannya, entah mengapa Mu Shenan merasakan sebuah rasa kehilangan pada lengan kirinya itu. Rasanya hampa, sangat hampa, seperti ia telah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. "Perasaan apakah ini?", batinnya dalam hati.
Dan tanpa ia sadari, jari-jarinya yang panjang dan kokoh mulai mencari-cari keberadaan seseorang yang sebelumnya telah mengisi lengan itu bersama dengan keharumannya. Seseorang?! Mu Shenan terperanjat kaget namun belum mencerna sepenuhnya situasi disekitarnya.
Pada saat bersamaan, sekelebat rasa pusing sedikit menyergap karena efek dari minuman beralkohol yang semalam diminumnya. Tetapi itu tidak berlangsung lama saat ia mulai membangunkan dirinya dan bersandar pada sandaran tempat tidur dibelakangnya itu.
Setelah semua aliran darahnya kembali normal, mata elangnya mulai kembali meneliti ruangan yang sangat tidak asing lagi! Baju yang berserakan, bantal guling yang berhamburan, dan juga noda-noda diranjang... Oh Tidak! Shit! Apa yang telah dilakukannya semalam?!, umpatnya.
Tak lama kemudian, kepingan-kepingan rekaman kejadian yang telah terjadi semalam mulai berputar satu persatu memenuhi otaknya hingga hampir meledak!
"Shit!!!", Mu Shenan kembali mengumpat dirinya sendiri karena kecerobohannya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka jika ia akan melakukan hal memalukan ini dalam hidupnya, apalagi dengan Shen Yiyi, istri yang tidak disukainya itu!
"Ha..ha..ha..!", Sembari menahan emosinya, Mu Shenan tertawa sinis membayangkan reaksi Shen Yiyi. Pasti wanita itu sangat senang dan puas sekarang karena telah mendapatkan dirinya. Sambil memukul bantal dipangkuannya, ia terlihat mendengus dengan frustasi sambil mengacak rambut pendeknya yang berwana hitam berkilau dan lebat itu.
Saat ini, Mu Shenan merasa yakin jika Shen Yiyi tidak akan mau melepaskan dirinya begitu saja. Dan tentu, akan semakin sulit bagi mereka untuk bercerai di kemudian hari. Tetapi Tunggu... Mengenai perceraian.... Mu Shenan terlihat kembali serius memikirkannya.
Oh, atau jangan-jangan, perubahan surat perceraian itu hanyalah salah satu trik yang Shen Yiyi lakukan untuk menarik perhatiannya?! Cih! Kemungkinan itu membut Mu Shenan merasa sangat bodoh karena telah mengikuti perangkap yang telah dirancang oleh Shen Yiyi!
Kalau begitu, Mu Shenan, tentu saja tidak akan tinggal diam. Persetan dengan wasiat dari kakeknya, Mu Wayong! Bagaimanapun, ia akan tetap menceraikan wanita licik yang tidak dicintainya itu!
Sambil mengenakan kembali bajunya, Mu Shenan sedikit meraba dadanya yang mulai terasa tidak nyaman. Tadi malam, sekilas ia bisa merasakan debaran jantungnya saat mendengar suara Shen Yiyi yang mengumpatnya. Namun, umpatan wanita itu terdengar begitu sexy dan berhasil membangkitkan gairahnya dalam sekejap! Sungguh, semalam adalah kali pertama bagi Mu Shenan mengalami debaran itu. Apakah ini perasaan cinta?
"Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin!", Mu Shenan menggelengkan kepalanya berulang-kali ingin menyangkali semua pemikirannya yang sedang kacau saat ini. Sama sekali, tidak akan mungkin baginya untuk jatuh cinta pada wanita buluk dan jelek itu. Selamanya, sampai dunia runtuh sekalipun, tetap tidak akan terjadi!
"Semalam, debaran itu hanya reaksi biologis pria dan wanita yang sedang berhubungan. Debaran itu pasti tidak ada maksud apa-apa. Hanya hal biasa. Sangat biasa", pikirnya untuk menenangkan dirinya sendiri.
Hal yang paling penting baginya saat ini adalah memikirkan cara supaya si penguntit itu tidak menggunakan kejadian ini untuk menjerat hidupnya. Tidak, Mu Shenan tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!
Setelah mengalami sebuah pergumulan batin di dalam dirinya, Mu Shenan kemudian ingin membersihkan dirinya dengan air segar hanya untuk meredam hawa panas di yang saat ini menguar di otaknya.
Namun, pada saat ia hendak beranjak untuk memasuki kamar mandi, sekilas Mu Shenan melihat kertas berwarna pink yang terletak di atas nakas di samping tempat tidurnya itu. Ungkapan cinta!, batinnya menahan rasa kesal yang saat ini tengah memenuhi dadanya. Benar, itu pasti ungkapan cinta dari wanita gila itu setelah berhasil mendapatkan keinginannya.
Tanpa berfikir panjang, Mu Shenan mengabaikan kertas berwarna pink itu dan segera beranjak untuk membasuh semua bekas-bekas keringat yang sudah mengering akibat olahraga panasnya semalam. Meskipun denikian, anehnya, saat ini Mu Shenan tidak merasa lelah sama sekali, bahkan ia merasa sangat segar seperti seseorang yang baru saja mendapatkan sebuah kehidupan baru.
Saat Mu Shenan hendak membuka pintu didepannya, samar-samar ia dapat mendengar suara ponselnya yang saat berdering di dalam sebuah saku celana yang saat ini telah tergeletak di bawah kakinya. Membungkuk dan mengambil ponsel itu, pria itu pun melihat nama yang muncul pada layar ponselnya. Iya, itu adalah panggilan dari Nyonya Besar Tua yang saat ini sedang mencari keberadaannya!
"Halo...", kata Mu Shenan menyapa neneknya diseberang sana dengan wajah masam seakan ia sudah tahu apa yang akan neneknya itu katakan.
"Shenan, dimana kau?!", kata Nyonya Besar Tua dengan nada yang tidak begitu mengenakkan.
Tepat! Pertanyaan itulah yang sudah dirinya duga."...."
Beberapa detik, Mu Shenan hanya terdiam. Ia tidak mau menjawab pertanyaan dari penguntit tua itu! Sebenarnya, ia menghormati, bahkan sering menuruti wanita tua itu, namun ia tidak suka jika neneknya itu terus mencampuri urusan pribadinya.
"Dasar anak sialan, kau tidak mau menjawab?! Hah?!", kata sang nenek mulai memarahi sosok cucunya itu karena rasa kecewa.
"Sudahlah Nek, aku tutup dulu.", kata Mu Shenan memotong pertanyaan neneknya sembari bergegas menutup ponselnya untuk menghindari percakapan yang sia-sia itu!
"Kau- jangan kau tutup!", teriak sang nenek yang diikuti oleh bunyi tut- tut- tut, sebagai penanda berakhirnya percakapan mereka.
Melempar ponsel itu dengan asal, Mu Shenan kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang sering digunakannya dulu sebelum ia melarikan diri dari sana. Setelah beberapa saat masuk ke dalamnya, Mu Shenan seketika dibuat terkejut! Kamar mandi yang telah ditinggalkannya, saat ini terasa berbeda dari sebelumnya. Rangkaian produk perawatan wanita dan hal-hal berbau feminim se-akan memenuhi ruang itu. Dengan melihatnya saja, Mu Shenan menjadi enggan!
..."Chiitttt!!!!!!", dari jalan besar yang ada disana, tiba-tiba terdengar bunyi deritan rem mobil BMW M6 Cabrio berwarna biru mengkilap yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalanan sebuah taman bunga di kota S.Sebelumnya, mobil itu telah melaju dengan sangat kencang di atas kecepatan rata-rata dan juga sempat melanggar beberapa rambu lalu-lintas yang dilaluinya. Siapa yang menyangka jika dibalik kemudi mobil sedan mewah dengan konsep coupe asal pabrikan Jerman itu, terlihat seorang wanita muda dengan kulit seputih kertas yang terlihat dipenuhi oleh kissmark dibagian leher, tulang selangka, dan lengannya.Mengepalkan kedua tangannya, wanita itu kemudian memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras. "Bang!!Bang!!Bang!!"Seolah-olah meluapkan kekesalannya, ia memukul dengan mencurahkan seluruh tenaganya, sampai-sampai kepalan tangannya itu terlihat telah memerah. Sambil terengah-engah, wanita itu terdengar sesekali menjerit karena kejen
...Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang.Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya."Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana."Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?",
...Setelah masuk ke dalam kediaman Shen, Shen Yiyi mengarahkan pandangannya pada setiap sudut yang ada dalam rumah itu. "Sama sekali tidak ada yang berubah", batinnya.Semua hal di sana masih terlihat sama seperti ketika ia meninggalkan rumahnya itu sepuluh tahun yang lalu, oh tidak! Lebih tepatnya dua tahun yang lalu dikehidupan ini.Shen Yiyi melihat semua perabotannya tidak ada yang berubah! Tirai sutera berwarna coral peach yang sangat halus dan lembut itu adalah favoritnya, kursi Banqueted hitam putih karya seniman Fernando dan Humberto Campana yang menjadi kesukaannya itupun masih menghiasi ruang tamu dengan manis. Sebenarnya, semua perabot di kediaman Shen dipilih dan ditata menurut kesukaan Shen Yiyi sendiri!Saat Shen Yiyi melihat semua itu, tiba-tiba ia merasakan sebuah kehangatan menjalar masuk ke dalam hatinya yang membuatnya seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti
...Di kediaman Shen, ketika Shen Yiyi, Shen Haoran dan Kakek Tua sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sesosok wanita muda datang dengan memakai baju musim panas dari desainer yang cukup ternama, tas Gucci edisi terbatas, jam tangan mewah dari Paris, dan highheels menawan yang baru saja diluncurkan oleh Jimmy Choo Lang jenis metallic strappy sandal yang memikat.Sedikit melirik apa saja yang dipakai wanita itu, Shen Yiyi sudah bisa menebak bahwa ia adalah Wei Yuna! Mengapa tidak, seluruh barang yang dipakai oleh Wei Yuna adalah miliknya!Shen Yiyi baru menyadari sekarang, Wei Yuna begitu licik! Wanita itu memakai semua barang bagus untuk menonjolkan tubuhnya supaya tampak mempesona dan bahkan berencana memikat Mu Shenan, sedangkan dirinya malah memakai baju usang seperti pengemis di pinggir jalan.Mengingat itu semua, ada rasa sakit di hati Shen Yiyi, dia tidak akan membiarkan wanita ular itu menghancurkan masa depann
...Di kediaman Shen, setelah Wei Yuna pergi dari sana, Shen Yiyi merasa lega karena tidak perlu melihat paras munafik sepupu yang tidak sedarah dengannya itu.Di depan semua orang, Wei Yuna tampak begitu lembut dan penyayang, tapi siapa yang menyangka bahwa wanita itu bahkan tanpa segan melumuri tangan kotornya dengan darah orang lain untuk mendapatkan keinginannya.Sudahlah!! Shen Yiyi tidak ingin memikirkan wanita ular beludak itu. Saat ini belum tiba waktu bagi Shen Yiyi untuk membuka topeng Wei Yuna!Sejak Shen Yiyi bangkit dari kematiannya, ada begitu banyak hal yang terjadi, terutama adalah kecelakaan yang terjadi antara dirinya dan Mu Shenan semalam. Mengingat itu, sekelebat memori seketika membuat tubuh Shen Yiyi bergidik! Mu Shenan benar-benar serigala busuk!Kemudian dengan langkah gontai, Shen Yiyi melangkah menuju kamar pribadinya yang sudah sangat dirindukannya itu.Perlah
. . . Setelah Nyonya Besar Tua kembali ke rumahnya, Mu Shenan terlihat mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari-jemarinya yang panjang. Sesekali, ia membolak-balikkan dokumen dihadapannya itu, namun se-akan ada hal yang yang sedang dipikirkannya. Dari arah luar, nampak asisten Bai mendongakkan kepalanya untuk mengintip apa yang sedang bosnya itu lakukan. Setelah mengetuk pintu di depannya beberapa kali, asisten Bai segera masuk ke dalamnya untuk menyerahkan beberapa dokumen penting lainnya. Berdiri dihadapan Mu Shenan, asisten Bai hanya bisa terdiam. Bosnya ini, meskipun sudah dipanggil beberapa kali, namun belum juga meresponi keberadaan asisten Bai. "Tuan...", asisten memanggilnya, namun bosnya itu terlihat masih saja asyik dengan dunianya sendiri. "Tuan Mu..", katanya sambil menanti sebuah jawaban. Entah mengapa, kali ini, Mu Shenan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, seakan ia sedang memikirkan sesuatu,
..."Baiklah Kakek.. Aku akan menunggu.", seorang pria muda memakai setelan jas elegan dengan dasi bergaris merah terlihat mengangguk memberikan tanda hormat kepada kakek Shen yang nampak begitu bahagia dengan kedatangannya."Ha.. Ha..ha.. ", tak henti-hentinya kakek Shen terus tertawa sembari menepuk-nepuk pundak pria muda yang sangat tinggi di depannya.Kakek tua itu terlihat sangat senang! Apalagi pria muda itu membawakannya begitu banyak buah tangan yang disukainya. Ada gingseng berusia ratusan tahun, teh herbal penambah umur panjang, dan juga sekotak besar kue moci kesukaannya. Sungguh, pria itu adalah cucu menantu yang bisa diandalkan!Benar. Sore ini Mu Shenan pergi ke kediaman Shen untuk menjemput Shen Yiyi, isteri yang tidak disukainya itu. Awalnya, ia sendiri sangat enggan. Tetapi melihat kesehatan neneknya yang menurun, lelaki garang itu menjadi sangat tidak tega.Semua ini karena ulah neneknya yang unik itu! Jika b
...Setelah sampai di kediaman Mu, Shen Yiyi segera membuka pintu penumpang disampingnya dan bergegas keluar dari kesunyian yang menyiksa itu! Lehernya seakan-akan tercekik karena kehabisan udara!Ya, selama perjalanan, mereka berdua hanya diam!Jika dahulu, Shen Yiyi selalu memancing suami dinginnya itu berbicara, mencari-cari alasan untuk berkomunikasi dengannya, tetapi tidak kali ini! Shen Yiyi tidak sudi melakukannya!Saat melihat Shen Yiyi bergegas masuk ke dalam rumah kediaman Mu dengan begitu santai, alis Mu Shenan yang tebal itu sedikit mengernyit, "Apa wanita itu pernah kesini sebelumnya?", batin Mu Shenan dengan sedikit curiga.Sementara itu, Shen yiyi yang tengah melangkahkan kakinya memasuki halaman depan Kediaman Mu terlihat terus berjalan ke depan untuk menuju ke sebuah bangunan mewah bergaya Eropa dengan sentuhan arsitektur victorian yang saat ini telah siap untuk menyambutnya.Dengan langkah lebar,