Home / Rumah Tangga / Akibat Berzina Sebelum Menikah / Usaha Mengugurkan Kandungan

Share

Usaha Mengugurkan Kandungan

Author: Isna Arini
last update Last Updated: 2022-06-09 15:00:35

Kukendarai mobilku sambil terus memikirkan apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin mempertahankan anak ini. Bagaimana dengan Damar dan keluarganya jika mereka tahu aku hamil dengan laki-laki lain, aku tidak bisa membohongi mereka. Namun aku juga takut untuk berkata jujur.

Kuparkirkan mobil di pinggir jalan, tanganku lincah membuka telpon pintar milikku. Aku mau mencari cara bagaimana caranya mengugurkan kandungan. Beberapa artikel mengatakan wanita hamil tidak boleh makan nanas muda karena bisa menyebabkan keguguran, aku akan mencoba cara ini.

Jari-jariku masih dengan lincah mencarinya cara lain, ada obat jamu pelancar haid dan dijual dengan bebas. Ada komentar yang mengatakan jika dia ingin membelinya karena sudah telat satu minggu. Aku juga akan mencoba cara ini.

Aku mengirim pesan pada penjual itu dan memintanya untuk mengirim dengan metode pengiriman tercepat. Penjual itu merekomendasikan untuk mengirim memakai jasa ojek online. Akupun menyanggupinya, segera membayar dan memberikan alamatku berada saat ini.

Satu setengah jam lamanya aku menunggu kedatangan paket itu, hari semakin senja. Aku seharusnya segera pulang sebelum orang-orang rumah mencariku. Saat memikirkan orang rumah, tiba-tiba saja ponselku berdering, panggilan dari mama.

"Iya ma," ucapku dengan rasa was-was. Takut mama beneran mencariku.

"Kamu dimana?" tanya mama dari ujung telpon.

"Lagi di jalan ma, ini lagi jalan pulang."

"Ya sudah cepetan pulang, kasian suamimu tidak ada yang menemani. Tadi dia sudah pulang. Oh iya, mama dan papa malam ini akan menginap di rumah Oma. Menyiapkan acara di kampung mertuamu."

"Baik ma, Amel segera pulang."

Aku menarik nafas lega, mama menginap di rumah Oma jadi aku bisa pulang sedikit malam. Aku harus meminum jamu ini disini, sekarang juga dan segera membuang bungkusnya di sini juga. Segera ku tengak jamu yang baru saja kubeli, membuang bungkusnya lalu segera pergi dari tempat itu.

Saat melewati tukang rujak, akupun berhenti dan meminta padanya nanas muda. Yang aku pikirkan adalah makan semua yang tidak boleh di makan oleh ibu hamil muda dan berharap calon bayi dalam perutku ini keluar dari sana. Setelah mendapatkan buah tersebut, aku memakannya sambil berkendara.

Matahari semakin bergulir kearah barat, aku harus segera kembali ke rumah seperti kata mama. Jarak sampai ke rumah sudah dekat, namun tiba-tiba kepalaku mendadak pusing. Aku tidak tahu apa yang terjadi, apa aku terlalu banyak makan nanas dan jamu, apa harusnya aku menjeda untuk memakannya.

Segera kupacu kendaraanku, aku harus segera sampai ke rumah. Sakit kepala ini harus segera di obati, atau setidaknya aku bisa segera tidur.

Mobilku memasuki halaman rumah saat azan Maghrib berkumandang. Begitu aku keluar dari mobil, Damar segera menghampiriku sepertinya dia sengaja menungguku. Damar berjalan dengan cepat ke arahku, seakan-akan dia menghawatirkan diriku karena melihatku memegang kepala.

"Kamu kemana saja hingga sore begini, aku menghawatirkan dirimu. Ponselmu tidak bisa di hubungi. Apa kamu sakit?" pertandingannya datang bertubi-tubi.

Aku menggelengkan kepala dengan badan terhuyung. Dengan sigap Damar menangkap tubuhku, lalu membopongku dalam gendongannya.

"Maafkan aku, aku harus melakukan ini," ucap Damar sambil terus berjalan membawaku ke dalam rumah.

Hatiku terasa sakit, kesedihan menghujam jantungku, aku telah berbuat jahat pada laki-laki sebaik dia. Bagaimana caranya aku bisa memperbaiki semua ini. Tidak terasa sudut mataku terasa menghangat, aku menangisi nasib buruk yang aku ciptakan sendiri.

Damar terus membawaku menaiki tangga, menuju kamarku yang sudah menjadi kamannya juga di lantai dua. Begitu sampai di kamar, dia merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku langsung menyembunyikan wajahku dengan cara tidur miring memunggunginya, tak ingin dia tahu jika aku menangis.

"Apa kamu belum makan? atau salah makan?" tanya Damar sambil menyelimutiku.

"Tidak, hari ini aku sudah makan banyak dengan teman-temannya," jawabku.

Tiba-tiba perutku terasa di aduk-aduk, rasa mual menyerangku. Aku segera berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutku disana. Semua yang masuk dalam perutku hari ini keluar semua. Damar mengetuk pintu kamar mandi, terdengar nada khawatir dari luar sana.

"Aku tidak apa-apa," sahutku dari dalam kamar mandi.

Tidak ada lagi panggilan dan ketukan pintu dari Damar. Setelah aku merasa tidak mual lagi, aku segera keluar dari kamar mandi dan kembali tidur di ranjang. Tak berselang lama, Damar datang lagi ke kamar dan membawa gelas berisi cairan putih. Sepertinya dia membawa segelas susu.

"Minumlah, mungkin kamu salah makan, keracunan makan atau makan sesuatu yang sudah kadaluarsa. Susu ini bisa menetralisir racun," ucapnya sambil menyodorkan gelas tersebut.

Ragu-ragu aku menerimanya, bagaimana bisa aku meminum susu setelah meminum jamu. Bagaimana jika itu tidak bekerja.

"Minumlah ...." ucapnya lagi membuyarkan lamunanku.

Dengan enggan aku akhirnya meminum cairan itu hingga setengah.

"Aku tinggal dulu ya, mungkin benar kamu salah makan. Aku akan mencarikan air kelapa untuk kamu minum. Kalau di kampung, itu juga bisa membantu mengobati orang salah makan."

"Damar ... Tidak perlu kamu mencarinya. Aku tidak apa-apa," ucapku lirih.

"Kalau kamu kenapa-napa bagaimana aku akan bertanggungjawab pada kedua orang tuamu. Aku akan segera kembali," ucapnya sambil tersenyum lalu pergi keluar dari kamar meninggalkan diriku sendiri.

Hatiku makin diliputi rasa bersalah, dia yang begitu baik dan perhatian malah aku hianati. Yaa Tuhan bagaimana aku bisa melewati semua ini, aku terisak menyesali apa yang sudah aku lakukan. Jikapun anak ini akan keguguran, tetap saja aku bukan gadis yang suci lagi. Aku ternoda, tidak pantas untuknya, laki-laki sebaik Damar.

Apa aku harus mati saja, mungkin itu yang terbaik buat semuanya. Tidak adil rasanya bagi Damar menerima bekas orang seperti diriku ini, bahkan Zayden si brengs*k itu pun tidak mau menerima bekas orang.

Jika aku mati aku akan membawa serta anak yang tidak diinginkan ini bersamaku, Damar bisa menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik tanpa harus tahu kehamilanku, papa dan mama mungkin juga tidak akan malu. Atau lebih baik aku pergi saja dari sini?

Semua bisikan-bisikan itu berdengung di telingaku, aku berjalan menuju meja rias. Mencari benda tajam yang mungkin ada di laci meja itu.

Diluar sana terdengar petir menyambar dan hujan turun dengan deras, tidak ada Damar, tidak ada kedua orang tuaku. Apa alam sedang berpihak padaku agar aku mengakhiri hidup ini. Mataku menatap tajam pada benda berkilat yang ada di tanganku.

🍁🍁🍁

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ratu Kalinyamat
waduuhh mo nekad mba.
goodnovel comment avatar
Dewi Imelda
mau baca loncat part TPi g tau carax ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Pilihlah Untuk Tidak Melakukan Kesalahan

    Pada akhirnya kami memberikan nama Ammar pada anak ketiga kami, nama itu memiliki arti yang bagus dan juga termasuk paduan dari namaku dan nama mas Damar.Kami dikaruniai lagi anak laki-laki yang lucu. Dulu saat kami begitu ingin Yang Kuasa belum berkenaan memberikannya, sekarang dengan mudahnya semua diberikan kepada kami. Seperti itulah rezeki, jika belum menjadi hak kita meskipun hampir ada dalam genggaman tetap saja akan terlepas juga. Semua keluarga lagi-lagi berkumpul di rumah ini untuk ikut berbahagia bersama kami. Hanya Nisa dan suaminya yang tidak bisa datang karena sedang hamil juga. Akhirnya adik iparku itu juga hamil saat ini. "Apa kamu masih tidak suka papa menjodohkanmu dengan pria pilihan papa?" tanya papa sambil mengelus kepalaku. Aku sedang berada di kamar membereskan baju-baju juga hadiah dari teman-temanku dan keluarga kami untuk baby Ammar dan papa barusan masuk ke kamarku sambil membawa hadiahnya untuk cucunya. "Kenapa papa bilang seperti itu, kalau aku menye

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Induksi Alami

    POV DAMAR____________Aku sudah menyiapkan semua sebelum berangkat ke rumah sakit. Termasuk melakukan reservasi hotel didekat rumah sakit. Aku pikir jika belum ada pembukaan atau baru pembukaan awal, kami akan menginap di hotel terdekat dengan rumah sakit. Mengingat hari ini sudah masuk Hpl nya, agar tidak terlalu jauh mondar mandir dari rumah ke rumah sakit. Si kembar sudah aman bersama dengan neneknya, jadi kami tidak perlu mengkhawatirkan mereka berdua untuk saat ini. Kami berjalan beriringan menuju kamar hotel yang sudah kami pesan, beristirahat dan rileks sebelum melahirkan mungkin bisa juga menjadi pilihan untuk Amelia saat ini. "Mau istirahat atau mandi dulu," tanyaku begitu kami memasuki kamar. "Aku ingin rebahan dulu mas," jawabnya sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang cukup luas untuk kami berdua. Aku meletakkan beberapa barang bawaan yang tadi sempat aku bawa serta kedalam kamar. Setelah itu ikut merebahkan diri disampingnya. Aku mengelus-elus pinggangn

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Anak-anak yang Manis

    "Perut mama besar ya?" tanya Yumna sambil memegang perutku yang sudah membuncit."Iya, ada adiknya, Sayang," jawabku sambil membelai rambutnya. "Boleh sayang adik?" kali ini Zikri yang datang menghampiriku. "Tentu boleh," jawabku sambil merentangkan kedua tanganku. Membiarkan kedua anak tersebut memeluk perutku. "Wah adiknya bergerak-gerak," pekik Yumna kegirangan. Sepertinya dia merasa gerakan yang ada di perutku, yang barusan juga aku rasakan. "Hai anak-anak, kalian sedang apa?" tanya mas Damar yang baru selesai mandi. Dia baru saja pulang dari bekerja meskipun baru tengah hari."Ada adik di dalam sini, dan dia bergerak-gerak," seru Yumna kegirangan."Apa kalian sayang adik?" tanya mas Damar lagi. "Sayang ... sayang," pekik ke-duanya sambil loncat-loncat. "Mau segera betemu dengan adik?" tanya mas Damar sambil mengelus perutku. "Mau!" jawab Zikri. "Kalau begitu hari ini Yumna sama Zikri menginap di rumah nenek yaa, mama sama papa mau ke dokter biar adiknya cepat keluar."

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Lahirkan Anak Untukku

    POV FARHANKu kecup kening wanita berpipi tirus yang tertidur di samping kemudian aku menyelimutinya. Siang tadi dia pingsan lagi gara-gara panik memikirkan putranya. Entah apa penyebabnya, jika panik melandanya dia akan pingsan. Kuhela nafas panjang sambil menatap langit langit kamar kami, begitu banyak cobaan yang menimpanya hingga dia seperti ini dan aku adalah salah satu orang yang mempunyai andil dalam penderitaan yang menimpanya. Beruntungnya dia tidak mengalami depresi meskipun banyak hal yang dia pendam.Malam itu saat dia tidak sadar karena ku beri obat tidur aku menggaulinya. Aku berpikir saat umi menyuruhku untuk menjemputnya di malam hari, itu adalah sebuah keberuntungan buatku. Beberapa kali melihatnya timbul keinginanku untuk mencicipi tubuhnya. Hingga saat umi memintaku untuk menjemputnya kemudian mengantarkannya ke pesantren aku malah membawanya ke rumah kami setelah dia tidak sadar karena obat yang aku berikan.Namun aku mendapati sebuah kecewakan, ternyata dia tid

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Nama Calon Anak Ke-tiga

    Rivani dan Ziva berserta para suaminya sudah pulang karena waktu semakin sore. Di rumah tinggal aku dan Alesha juga si kecil Yumna. Alesha belum pulang karena menunggu suami dan anaknya. Mereka pergi sejak tadi dan belum juga pulang.Alesha mencoba untuk menelepon suaminya, Farhan. Namun sepertinya tidak tersambung, mungkin smartphone milik suaminya itu kehabisan baterai atau bagaimana. Makin lama aku melihatnya sepertinya Alisa mulai nampak khawatir dann panik."Kenapa alesha?" tanyaku. "Nomor telepon Mas Farhan tidak bisa dihubungi, kenapa ya? Mereka sudah pergi sejak tadi tapi kok tidak pulang-pulang aku takut mereka kenapa-napa," jawab Alesha."Tenang saja kan mereka pergi bersama mas Damar juga. Nanti kalau sudah selesai urusannya pasti mereka akan kembali," ucapku menenangkannya."Aku coba telepon mas Damar ya, siapa tahu nomornya bisa dihubungi," ucapku sambil mencari ponsel milikku.Alisa mengangguk tapi terus mondar-mandir di ruangan sambil melihat ke arahku. Begitu menemuka

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Kedatangan Bisma

    POV DAMARAmelia datang ke teras belakang dengan wajah panik, seperti ada sesuatu yang terjadi di depan sana entah apa itu."Ada apa?" tanyaku begitu dia menghampiriku."Di depan ada Bisma," ucapnya sambil menatap ke arah suami alesha, Farhan.Aku bisa menduga kenapa kekhawatiran terlihat diwajahnya. Mungkin saja diia mengira Bisma akan melakukan hal-hal yang tidak kami inginkan."Tenanglah aku akan ke sana menemuinya," ucapku menenangkan istriku"Aku ikut," sahut Farhan.Aku dan Amelia saling berpandangan sepertinya Farhan sudah mengetahui atau mungkin sudah pernah mendengar nama Bisma."Ada apa?" tanya suami Rivani."Bukan apa-apa, hanya sepupuku datang bertamu. Sebentar ya kalian tidak apa-apa kan aku tinggal di sini," ucapku yang dibalas anggukan oleh kedua suami dari teman Amel ini.Aku bergegas ke depan diikuti oleh Amelia dan juga Farhan. Terlihat Bisma sedang duduk di teras dengan santainya di antara para wanita-wanita yang menghadang di depan pintu."Sepertinya di rumahmu sed

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status