Share

Puncak

"Pantesan dari tadi ngung-ngung mulu di telinga. Rupanya ada yang ghibahin di sini."

Bersamaan dengan itu Mas Fariz tiba-tiba datang entah dari mana. Menumpukan sebelah tangan di pintu masuk dapur. Menatapku dan Mama bergantian.

"Bisa pinjem mantunya bentar? Fariz mau aja Suci jalan-jalan sebelum Mama bongkar semua aib Fariz selama ini."

Mama menatap ke arahku, lalu menaik-turunkan alis. "Pinjemin nggak, ya? Soalnya, sebentarnya kamu itu bisa jadi seharian."

Mas Fariz mendekat, lalu memeluk tubuh Mama dari belakang, sebelum bergumam. "Mama kek yang nggak tahu aja manten baru."

Senyum Mama melebar. Dia berbalik menghadap Mas Fariz.

"Tunjukan keperkasaanmu Anak Beruang, Mama tunggu cucu Beruang launching tahun ini."

Aku memalingkan pandangan, entah kenapa pembahasan ini membuat wajahku tiba menghangat.

"Aamiin. Mama doain Fariz goal malam ini."

"Loh, emangnya?" Mama tampak kebingungan. Namun, sebelum pertanyaan lain sempat terlontar. Mas Fariz lebih dulu mengecup pipinya dan menarik tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status