Share

Aku ADA
Aku ADA
Penulis: Rwi Alviani

Jalan Nusa Indah

Bruak!

Suara sesuatu jatuh di atas, hingga membuat Anita terkejut. Dia baru saja pindah ke rumah barunya yang terletak di Jalan Nusa Indah 7A, yaitu di Singaraja. 

"Ada apa Kak?" tanya Akila.

"Kayak ada yang jatuh," jawabnya.

"Masa sih, emangnya ada kucing?" tanya Akila.

"Ah Kamu ada-ada saja." Anita naik ke atas, diikuti oleh Akila.

"Kok aneh ya? Gak ada apa-apa." Anita memegang lehernya.

"Kakak yakin mau tinggal di sini?" tanya Akila.

"Iya, La. Lagian Kamu, kan PKLnya dekat tempat ini. Engga ada ruginya juga kalau beli rumah, walaupun gak sebesar rumah Kita di Kota Swadaya." Anita dan Akila turun dengan melewati tangga.

"Iya, sih. Andai aja Mama sama Papa gak pisah," ucap Akila.

"Udah ya La, Kamu jangan pikirin itu lagi. Kita sebagai Anak memang ingin yang terbaik, tapi Mereka udah milih yang terbaik untuk diri Mereka." Anita kembali membereskan barang-barangnya.

Alika turut membantu Kakaknya untuk beres-beres, sekitar jam 16. 57 semuanya sudah selesai di kerjakan. Anita memesan makanan untuk Dia dan Akila, setelah makanan datang Anita memanggil Akila.

"Kila, makan dulu." Anita duduk di meja makan menunggu Akila.

Drap…drap…drap

Kila datang dari atas, Dia membawa minuman jeruk kesukaannya. Kila makan dengan lahap, sehingga membuat Anita terheran-heran.

"Pelan-pelan Kil," ucap Anita.

"Laper banget Kak." Akila lebih dulu menghabiskan makanannya, kemudian Dia kembali ke atas.

"Kenya? Tumben." Anita mengangkat telpon Kenya, sahabatnya ketika masih kuliah.

"Halo Nit," sapa Kenya.

"Halo Key, apa kabar?" tanya Anita.

"Kabar baik, Kamu sama Kila pindah ke mana?" tanya Kenya.

"Sorry ya, untuk saat ini Aku belum bisa ngasih tahu. Tapi, Kita baik-baik aja kok. Tolong Kamu rahasiakan ini dari Mama sama Papa, Aku ya termasuk dari Rendi." Anita terlihat terpaksa mematikan ponselnya.

"Gimana Key?" tanya Nora.

"Anita matikan teleponnya," jawab Kenya.

"Kasihan Mereka, padahal rindu banget suasana yang dulu." Nora duduk di sofa rumah Kenya.

"Iya, ngapain ya Mama-Papanya cerai? Padahal Anita sama Akila perlu banget support dari Mereka, apalagi Kila. Dia, kan masih labil dengan usia saat ini." Kenya menyeruput secangkir teh hangat.

"Udah malam, Aku nginep di sini aja gapapa, kan?" tanya Nora.

"Gapapa, justru Aku senang." Mereka menonton film malam itu, tanpa mengetahui telpon Kenya sedari tadi terus berdering.

Esok paginya Kenya bangun, Dia mendapati Nora yang sudah duduk di depan cermin. Kenya kemudian, masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 

"Key, kayaknya tadi malam Kila telpon deh. Ada apa ya?" tanya Nora.

"Kila? Akila maksudnya?" tanya Kenya mengerucutkan alisnya.

"Iya," jawab Nora.

"Kok tumben," ucap Kenya.

Nora terlihat mencoba menghubungi Akila, tapi tidak ada yang mengangkat telepon. Kenya kemudian, mengecek telephon karena, merasa khawatir.

"Ya ampun, ternyata Anita juga telephon tadi malam." Kenya juga ikut mencoba menghubungi Anita.

"Gimana?" tanya Nora.

"Gak diangkat juga," jawab Kenya.

"Gimana dong? Kok firasat Aku gak enak ya," ucap Nora.

"Kalau nyusul Anita, Aku bingung gak tahu Mereka di mana," gumam Kenya.

"Terus Rendi?" tanya Nora.

"Rendi gak tahu, apalagi Rendi tuh udah dijodohin sama Mamanya yang galak itu," tutur Kenya.

"Ya, mungkin memang Rendi bukan jodohnya Anita kali," ucap Nora.

"Penasaran sama Tante Meli, emang secantik dan sebaik apa sih Cewe yang dibandingkan sama Anita?" tanya Kenya.

Muka Nora langsung berubah drastis setelah mendengar omongan Kenya, Dia memeriksa telephon. Menyadari Nora diam, kemudian Kenya meninggalkannya ke bawah.

"Key, Aku pulang sekarang ya," ucap Nora.

"Iya, hati-hati." Kenya menutup pintu rumahnya.

Kenya membuka gorden, sehingga terlihat Laki-laki yang menjemput Nora. Memakai helm membuat Kenya tidak tahu siapa Laki-laki tersebut.

"Siapa Laki-laki itu? Bukannya Nora bilang gak punya cowo ya?" batin Kenya.

Kenya naik ke atas, Dia menyiapkan tas beserta pakaiannya. Kenya berangkat ke rumah lama Anita untuk mencari informasi mengenai Mereka.

"Maaf Non Kenya, Bibi gak tahu ke mana Nona Anita dan Non Akila pergi," ucap Bi Ratih.

"Bi, bukannya sekarang Akila kelas XI SMK ya?" tanya Kenya.

"Iya. Non Akila harusnya sekarang PKL, tapi Mereka pergi diam-diam setelah tahu kalau Nyonya dan Tuan berpisah," tutur Bibi Ratih.

"Bibi yakin kalau cuma itu aja alasannya?" tanya Kenya.

"Maaf Non, Bibi gak bisa cerita apa-apa lagi. Bibi masuk dulu ya," ucap Bibi Ratih.

"Tunggu dulu Bi! ini masalahnya Kenya khawatir sama Mereka, tolonglah Bi." Kenya menatap Bibi Ratih dengan penuh penghayatan.

Bibi Ratih menghela nafasnya pelan, "Alamatnya di Jalan Nusa Indah 7A di Singaraja."

"Makasih banyak Bi." Kenya mencium tangan Bibi Ratih, kemudian Dia naik ke mobilnya.

Dari pukul 6.47 Kenya belum juga sampai, hingga pukul 12.05. Kenya baru sampai di Taman Kota, kemudian Dia memutuskan untuk membeli makanan. Kenya makan di warung terdekat dengan jalan raya, berbagai kendaraan tampak berlalu lalang.

"Dari mana Non?" tanya Ibu penjual Soto.

"Dari Kota Swadaya Bu," jawab Kenya sembari tersenyum.

"Pantas, style pakaiannya beda sekali," ucap Si Ibu.

"Hahahaha, biasa aja Bu. Bu ini sudah ada di Singaraja, kan?" tanya Kenya.

"Iya, ini Singaraja. Memang Non mau ke mana?" tanyanya.

"Saya mau ke Jalan Nusa Indah, Ibu tahu di mana?" tanya Kenya.

"Nusa Indah tinggal lurus saja, nanti ketemu pertigaan dan pasar Anyar. Non tinggal belok kanan, nah di sana Nusa Indah," tutur Ibu tersebut.

"Sudah dekat ya Bu?" tanya Kenya.

"Iya, sudah dekat. Non mau ngekos?" tanya Ibu tersebut.

"Engga Bu, Saya mau cari sahabat Saya. Dia tinggal sama Adiknya, memang Nusa Indah tempat kos?" tanya Kenya.

Kenya menyerahkan mangkok yang sudah selesai Dia pakai, kemudian minum air putih. Ibu tersebut merapikan mangkok, "Sebenarnya memang tempat kok. Tapi, sudah sepi."

"Maksudnya Bu?" tanya Kenya.

Ibu tersebut mendekat sembari berbisik, "Jangan bilang-bilang ya, di sana ada makhluk astral. Konon ada yang meninggal dunia dan rohnya masih ada di sana."

"Pppttt Ibu mah nakut-nakutin Saya," ucap Kenya.

"Engga Non, ini beneran. Ngapain Saya nakut-nakutin," ucapnya.

"Gini aja Bu, Kita berserah sama yang di atas. Ini Bu uangnya, tolong bungkus dua ya sekalian sama es lemonnya." Kenya membayar soto yang Dia beli, kemudian Ibu tersebut memberikan pesanan Kenya.

"Hati-hati ya, tapi pesan Ibu jangan diabaikan. Kalau sudah ngerasa ada yang aneh, langsung pergi saja dari sana," pesan Ibu penjual Soto tersebut.

"Iya Bu." Kenya masuk ke mobilnya.

"Bu, beli soto." Seseorang membuyarkan lamunan Ibu penjual Soto.

"Eh, Nak Arif. Ibu Kamu sudah sembuh?" tanyanya.

"Sudah membaik, ya gitu deh. Gak ngerti juga," jawabnya.

"Tadi, ada loh yang mau ke Jalan Nusa Indah." Ibu penjual Soto tersebut menyerahkan pesanan Arif.

"Siapa Bu?" tanya Arif.

"Non cantik, soalnya Ibu engga tahu namanya." Arif tercengang, kemudian pulang setelah membayar sotonya.

To be continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status