Share

Kecewa

Kepalang tanggung, ini suapan terakhirku, sayang kalau tidak dihabiskan. Kuabaikan sejenak Ibuk, menikmati suapan terakhir yang begitu nikmat. Kata guru mengajiku waktu kecil, berkah suatu makanan, terletak di suapan terakhir. Jadi, aku tak mau membuangnya sia-sia. Setelah semua tertelan, segera kuraih air putih, lalu menghabiskannya hingga tetes terakhir.

"Alhamdulillah," ucapku.

Kuusap perutku yang agak membuncit karena kekenyangan. Kulihat, Ibuk mencebik kesal.

"Dasar mantu enggak peka!" sindirnya.

"Apa lagi, sih, Buk?"

"Kamu makan enak, enggak nawarin Ibuk. Enggak punya perasaan," gerutunya.

Kutinggalkan Ibuk yang masih mengomel tak jelas. Setelah mencuci tangan dan mengelapnya, kuhampiri Ibuk kembali.

"Jadi, dari tadi Ibuk lihatin aku, karena pengen makan juga?"

"Hem," jawabnya sambil melengos.

Ibu berlalu menuju dapur, layaknya majikan, beliau memeriksa keadaan dapurku.

"Kamu enggak masak apa-apa?" dibukanya tudung saji yang kosong melompong.

"Tidak, Buk."

"Dasar boros, mauny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status