Share

Pemalas

Aku seorang wanita. Hatiku begitu rapuh. Aku berdiri lalu melangkah keluar dari rumah ini. Buat apa berlama-lama di sini, kalau hanya untuk dihina. Aku juga punya harga diri.

"Dasar sombong, mentang-mentang udah kerja, gak menghargai suami. Pantesan mandul, durhaka sama suami sama Ibu mertua!" hardiknya.

Reflek kuhentikan langkah begitu mendengar kata mandul. Lagi-lagi, aku yang disalahkan. Ya, di mata mereka, aku memang tak pernah benar.

"Ibuk, sudah!" Mas Haris akhirnya angkat bicara.

"Atas dasar apa, Ibuk bilang aku mandul?" Kini aku berbalik ke arahnya.

Bukannya aku tak tahu etika, namun, aku paling benci jika ada yang mengatakanku mandul.

"Terus, bela saja istrimu itu. Ibuk itu mencoba menyadarkan kamu, bahwa kamu tak pantas dengan perempuan mandul itu." Telunjuknya mengarah ke wajahku.

Kupandang Mas Haris, hanya terdiam. Tak berani menjawab perkataan Ibunya. Sekali lagi, kutatap wajahnya, meminta penjelasan. Namun, dia hanya terdiam, menatap balik tanpa mengatakan sepatah kata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status