Share

Rumah Baru

"Iya, selama aku berada di sisi Rian, aku merasa jika Rian itu bukanlah orang yang sembarangan. Bahkan, saat kami berada di restoran baru Pak Ram, beberapa Waiters memanggil Rian dengan sebutan Tuan. Aneh, 'kan?"

Nadia mendengarkanku dengan seksama. Namun kemudian gadis muda itu justru terkekeh.

"Nia, Nia, ternyata kamu itu nggak cuma tukang halu saja. Tapi kehaluan kamu sudah kamu jadikan di dunia nyata."

"Aku serius, Nad!" sergahku dengan wajah penuh keyakinan.

"Nia, bukankah hal yang wajar jika seorang pelayan itu memanggil pengunjungnya dengan sebutan Tuan. Apa yang salah Nia!". Nadia mengedikan bahunya.

"Benar juga ya!" pikirku.

Tet .... Tet ...

Suara bunyi bel dari pintu utama kantor membuatku dan Nadia bergegas turun dari lantai atas.

"Biar aku saja yang membukanya!" ucapku pada Nadia setelah kita tiba di pintu.

Aku terkejut melihat lelaki yang pernah sangat aku cintai berdiri di depan pintu.

"Dania!" ucap lembut Mas Adam. Sorot mata nanar itu membuat hatiku luluh.

"Ada apa, Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status