Share

109. Berkorban demi keluarga

Setelah pembicaraan penuh air mata itu, aku duduk di teras menunggu ayah pulang ngojek. Ini sudah jam sepuluh malam tapi ayah belum juga datang.

Mereka yang awalnya begitu berkecukupan, bahkan ayah pula yang membiayai kuliahku hingga lulus. Kini, melihat keluarga baruku seperti ini, ada perasaan tidak tega membiarkan mereka hidup kurang layak.

Lima belas menit kemudian ayah datang lalu aku yang membukakan pagar rumah.

"A.... Audrey?" Ucapnya terkejut.

"Malam ayah." Aku mencium tangannya.

"Ka...kapan datang nak?"

"Tadi siang. Ayah udah makan? Aku tadi beli lalapan buat ayah." Ucapku setenang mungkin.

Ayah tampak kebingungan la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status