Share

BAB 3

Yoga menoleh kearah sumber suara tersebut. Terlihat seorang laki-laki dan dua orang perempuan yang berdiri jauh memandang dirinya. laki-laki itu adalah Rudi. Dia sahabat Yoga sejak masuk ke kampus bersama-sama. Dia satu jurusan dengan Yoga. Sedangkan dua perempuan itu adalah Jasmine dan Ratu. Jasmine juga merupakan sahabat dekat Yoga. Dia dan Yoga tumbuh di desa yang sama dan sudah bersahabat sejak mereka kecil. Sedangkan Ratu adalah pacar Rudi yang menaruh simpati pada Yoga. Dia sama sekali tidak pernah merendahkan Yoga. Menurutnya Yoga adalah teman yang asik dan sangat keer kepada semua orang.

" Ternyata kalian..." Sahut Yoga dengan tersenyum. Ketiga orang itupun bergegas menuju ke tempat Yoga berada. Rudi menepuk bahu Yoga dan tersenyum " hai bro...dicari-cari dikampus ga ada ternyata lagi melamun disini...tadi pas mata kuliah akuntansi kenapa kau tidak masuk? kukira kau sedang sakit...aku khawatir tahu! gerutu Rudi sambil tersenyum kecut karena kesal. Dia pun langsung duduk disebelah Yoga. Yoga hanya diam. Dia tersenyum kepada sahabatnya itu.

Jasmine dan Ratu juga bergegas duduk di kursi yang berada di depan kursi mereka berdua. Seketika mata Jasmine menatap kedua mata Yoga dan kaget "Yoga...kau menangis?".

Rudi dan Ratu pun terkejut mendengar kata-kata Jasmine. Mereka langsung menatap Yoga dengan penuh penasaran. Tentu saja Yoga merasa tidak enak " Ah tidak...cuma kelilipan tadi" sahut Yoga pelan. Rudi jadi semakin penasaran dan bertanya " Bro...kamu ada masalah?...ceritakan pada kami dan mungkin kami bisa membantu".

" Ah....tidak ada apa-apa kok" jawab Yoga pelan. Seketika itu Jasmine langsung marah dan berdiri " Yoga!!! kami ini sahabatmu! jika kamu ada masalah ceritakan pada kami! memangnya kamu anggap kami itu siapa?". Yoga terkejut dengan tatapan Jasmine. Jasmine tahu kalau Yoga sedang ada dalam masalah. Bagaimanapun dia dan Yoga saling mengenal sejak kecil.

" Yoga ceritakan pada kami...jika kami bisa bantu kami pasti akan bantu" Ratu juga penasaran apa masalah Yoga.

Yoga merasa dirinya sangat tidak berguna. Dia ga berdaya terhadap kepedulian ketiga sahabatnya itu. Akhirnya Yoga menceritakan semua apa yang dia alami di ruang Dekan. Semua sahabatnya terkejut. " Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang...aku tidak mungkin menghasilkan uang dalam waktu sesingkat itu" kata-kata ini menutup cerita Yoga.

Ketiga sahabatnya itu merasa iba terhadap apa yang dialami Yoga. Mereka bersikeras menghibur Yoga. Di benak mereka, mereka sangat ingin membantu Yoga. Tetapi mereka tidak bisa membantu karena mereka juga tidak punya uang sebanyak itu. Uang kiriman orang tua mereka hanya cukup untuk keperluan mereka. Dengan menyesal Rudi menepuk punggung Yoga " Bro...aku ingin sekali membantumu...tapi kamu juga tahu uang kiriman orang tuaku hanya cukup untuk keperluanku sehari-hari". jasmine dan Ratu juga mengangguk " Maafkan kami Yoga".

Yoga menghela nafas berat " Tidak apa-apa....terima kasih setidaknya kalian sudah menghiburku''. Yoga tersenyum. Ini masalah dia, dia juga tidak ingin merepotkan sahabat-sahabatnya.

" Tenang bro...pasti ada jalan. Kau sudah makan? ayo kita makan di kantin...aku yang traktir" Rudi memecah suasana hening.

Mereka berempatpun beranjak dari tempat itu. Diperjalanan menuju kantin, Jasmine tiba-tiba teringat sesuatu. Dia diam dengan jari tangan memangku janggutnya. Yoga langsung bertanya apa yang dipikirkan Jasmine " Ada apa?" Tanya Yoga sambil memegang pundak Jasmine. Jasmine tersenyum " Ga...ga ada apa-apa kok". Yoga menghela nafas " Jasmine, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu. Kita kenal sudah lama, jadi aku tahu kalau kau sedang memikirkan sesuatu. Raut wajahmu tidak bisa membohongiku".

" Ahh...bukan masalah besar kok..." Jawab Jasmine. Yoga pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia juga tidak mau memaksa Jasmine untuk menceritakan apa yang dia pikirkan. Yoga hanya bisa tersenyum dan timbul niat untuk menggoda Jasmine.

" Jasmine..." Yoga menatap langit. Jasmine menoleh kearah Yoga " Yaa?...".

Yoga tersenyum dan berkata " Kau tahu tidak apa bedanya bidan sama kamu?". Jasmine bingung mendengar kata-kata Yoga. Tetapi dia penasaran " Memangnya apa?".

" Mau tahu??" tanya Yoga sambil tersenyum jahil. Jasmine pun mengangguk karena penasaran.

" Bedanya adalah kalau bidan itu bidan untuk membantu masyarakat, kalau kamu itu bidan...dari yang tercipta untukku ...hahaha". Jasmine cemberut tetapi pipinya memerah. Dia memalingkan wajahnya dari Yoga " Dasar buaya gombal haha".

"Ehhh itu bukan gombal tapi kenyataan" koreksi Yoga. Jasmine hanya mendengus " Bodo Amat...". Mereka bercanda sepanjang perjalanan.

Tiba-tiba Jasmine teringat kembali apa yang dia pikirkan tadi. Kemudian dia mendekati Yoga dan berbisik di telinganya " Yoga tunggu...aku mungkin ada solusi untuk menyelesaikan masalahmu". Seketika itu Yoga tersenyum. " Bagaimana caranya?''.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status