Share

BAB 4

Jasmine berbisik dengan hati-hati “ maaf...menurutku mungkin lebih baik kau menghbungi ayahmu”. Terlihat sorot mata dingin dimata Yoga. Bagaimanapun dia sangat sakit hati dengan ayahnya karena telah meninggalkan ibu dan dirinya demi perempuan lain. Dia bersikeras untuk melupakannya bahkan merasa tidak ingin lagi kenal dengannya. Sepontan Yoga menjawab “  Tidak” katanya.

“ Tapi...” belum selesai Jasmine menyelesaikan kata-katanya sudah dipotong oleh Yoga “ Tidak ada tapi-tapian...sudahlah! tidak usah bahas ini lagi...lebih baik kita susul Rudi dan Ratu..mereka sudah agak jauh” Yoga mencegah Jasmine agar tidak melanjutkan pembahasan itu.

“ Hei...kalian berdua ayo cepat! Lambat amat sih” teriak Rudi.

“ Ya tunggu kami” sahut Yoga dan langsung berjalan cepat diikuti oleh Jasmine.

Sesampainya dikantin kampus, Rudi mencari meja kosong untuk mereka. Mereka memilih meja disudut kantin dekat dengan jendela.

“ Kalian mau pesan apa?” Rudi menawarkan sambil melihat daftar menu yang tersedia dimeja. “ Bakso saja” Yoga dan Jasmine menjawab bersamaan.

“ Kalau honeyku...mau pesan apa?” Tanya Rudi kepada  Ratu sambil menatapnya genit. “Bakso uleg sayang...cabe nya 3 ya” Ratu mengedipkan mata mesra. “Oke...” Rudi bergegas memesan kepada pelayan kantin.

“ Alice...kok tiba-tiba kantin ini jadi bau amis ya?” ...terdengar suara seorang perempuan yang tidak jauh dari meja mereka. Ternyata itu suara dari Yuli. Perempuan yang bersama Alice tadi pagi. Dia duduk di meja yang berseberangan dengan meja Yoga dan teman-temannya.

Alice yang menyadari bahwa ada Yoga disana timbul keinginan untuk menghina habis-habisan Yoga. Bagaimanapun dia begitu membencinya. “Mungkin itu bau sampah yang berada disebelah kita” Alice menjawab Yuli sambil melirik ke Yoga.

“ Oh iya...kamu benar Alice...ternyata ada sampah yang duduk di sebelah kita...benar-benar pria tak berguna” Yuli tertawa setelah mengatakannya.

Yoga hanya diam tidak berani melawan. “ Ayo Yul...kita pindah ke meja lain...disini aku jadi tidak bernafsu makan” gerutu Alice sambil tersenyum kecut.

“ Oke...aku juga ga sudi makan berdekatan dengan pemulung” Yuli menatap Yoga dengan tatapan menghina. Mereka pun berdiri untuk pindah ke meja lain.

“ Tunggu....” bentak Jasmine yang sudah tidak tahan melihat sahabatnya dihina oleh Alice dan Yuli. “ aku mau bertanya kepada kalian...kenapa kalian tidak bosan-bosannya menghina Yoga...Apa mau kalian sebenarnya!!!’’ . Alice menoleh kearah Jasmine “bukan urusanmu!”.

Jasmine pun semakin marah mendengar jawaban Alice. “ Hei...kalian menghina sahabatku tentu saja menjadi urusanku! Dasar gadis bodoh! Apa kau pikir kau sangat hebat sehingga senang menghina orang lain” bentak Jasmine.

“ Kau bilang apa!!!” Alice ingin sekali menampar mulut Jasmine saat itu. “ sampah dilindungi gadis sampah” Alice mengepalkan tangannya.

“ Kau!!!” Jasmine ingin maju tapi ditahan oleh Ratu “sabar Jasmine...ga ada gunanya kamu berurusan dengan dia” bisik Ratu.

“ Sudahlah Jasmine...aku tidak apa-apa” Yoga berkata pelan kepada Jasmine.

“ Yoga!!! Sampai kapan kau akan diam saja ketika dihina seperti ini!! Kalau kau seperti ini kau akan terus diintimidasi oleh dia!! Jasmine tidak bisa membendung rasa kesalnya lagi. Dia juga sedikit kecewa dengan sikap Yoga yang memilih untuk diam.

“ Haha...kau sama saja dengan sahabat sampahmu itu Jasmine. Seharusnya kau jadi bebysitternya saja” Alice tertawa menghina. Yuli disampingnya pun juga ikut tertawa. Mereka berbalik untuk pergi.

“ Kau!!!” Jasmine dengan cepat maju kearah Alice dan langsung menjambak rambutnya.

“ Ahhh...” Alice pun berteriak kencang sehingga mengundang perhatian pengunjung kantin yang lain.

“  Jasmine apa kau sudah gila!!” bentak Yuli.

Alice membalikkan badannya dan membalas dengan menjambak rambutnya Jasmine. Yoga melihat situasi itu langsung panik dan berusaha untuk melerai Jasmine dan Alice. Dalam waktu singkat para pengunjung kantin saat itu berkumpul ditempat itu sambil bersorak-sorak.

“Gila...kedua gadis ini ternyata kuat juga...kenapa tidak ada yang membantuku melerai” batin Yoga.

“ Tolong-tolong...ada yang berkelahi disini” teriak Ratu panik.

Yuli juga tak kalah panik “ Sudah Alice...hentikan!”.

Yoga terus berusaha melerai tetapi sangat sulit dilerai. Mereka tidak peduli suara yang ada di sekitar mereka dan tetap saling menjambak dan saling menampar satu sama lain.

“ siapapun bantu aku melerainya” teriak Yoga pada kerumunan. Tetapi tidak ada yang merespon. Mereka justru masih bersorak ria seolah-olah sedang menyemangati jagoan mereka masing-masing.

Rudi yang saat itu kembali ke meja setelah memesan pesanannya terkejut. “ Ada apa ini??”.

“ Rudi...bantu aku melerai mereka berdua” teriak Yoga.

Rudipun langsung berlari memgangi Jasmine dan Yoga memegangi Alice. Dengan susah payah akhirnya keduanya berhasil dilerai.

Jasmine dan Alice masih meronta-ronta ingin menyerang satu sama lain. Tetapi mereka masing-masing dipegang oleh Rudi dan Yoga. Seketika itu salah satu pelayan kantin datang untuk menenangkan situasi tersebut “ Maaf ini kantin...tolong jangan buat keributan disini”.

Jasmine dan Alice pun berhenti setelah mendengar kata-kata pelayan kantin. Mereka diam tetapi masih saling menatap tajam. Seketika itu Alice sadar bahwa dirinya dipegangi oleh Yoga. “ lepass!!! Jauhkan tangan kotormu itu dari tubuhku” Bentak Alice.

Yoga pun sontak melepaskan pegangannya di tubuh Alice. “ Alice...ayo  kita pergi saja dari sini” ajak Yuli sambil menarik tangan Alice. Alice menatap kembali kearah Jasmine “Urusan kita belum selesai ya” kemudian berbalik dan melirik sekilas ke Yoga lalu pergi.

Kerumunan pun bubar dan mereka kembali ke meja masing-masing. Jasmine masih melototi punggung Alice yang semakin menjauh.

“ Sudah...ayo kita kembali duduk...pesanan sudah mau jadi” ajak Rudi.

Mereka kembali duduk. Ratu membantu Jasmine merapikan rambutnya yang masih acak-acakan. Jasmine memegangi lehernya yang terasa nyeri. Sepertinya lehernya kena cakaran dari Alice.

Rudi masih penasaran “ sebenarnya apa yang terjadi tadi?.

Jasmine dan Yoga hanya diam saja. Kemudian Ratu menjelaskan kepada Rudi “ tadi itu kita tidak tahu kalau ternyata di seberang meja kita ada Alice dan Yuli...mereka terus-terusan menghina Yoga dan Jasmine membela Yoga...akhirnya terjadi seperti ini deh”.

“ Huh...dasar Alice dan Yuli...sukanya bikin onar saja” Gerutu Rudi.

Tiba-tiba Jasmine memandang Yoga kesal. “Yoga! Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti ini! Kalau kamu terus diam kamu akan terus diperlakukan seperti orang yang tidak berguna”.

“ Aku memang orang yang tidak berguna” jawab Yoga.

“Kamu!!!” Jasmine hendak berdiri karena kesal tetapi ditahan oleh Rudi.

“ Yang dikatakan Jasmine itu benar bro...kamu harus tegas supaya tidak ada lagi yang meremehkanmu” Rudi mencoba memberi nasehat kepada Yoga.

Yoga menundukkan kepala “maafkan aku Jasmine...gara-gara aku kamu jadi terluka seperti ini”. Yoga terlihat sangat menyesal.

Melihat Yoga menyesalinya, Jasmine pun luluh hatinya. Kekesalannya hilang seketika. Dan dia memaafkan Yoga. “Sudahlah...lupakan saja. Mulai hari ini kamu tidak boleh bersikap seperti ini lagi” Jasmine berkata dengan nada memohon.

Akhirnya pesanan mereka pun datang. Dan mereka langsung menikmatinya.

Jasmine teringat masalah penting yang dihadapi Yoga tadi. Waktu dua minggu adalah waktu yang singkat. Dia kembali berusaha meyakinkan Yoga “ Yoga...bagaimana dengan saranku tadi?”.

Yoga hanya menunduk kecut. “Sudahlah Jasmine...aku tidak mau membahas itu lagi”.

“Yoga...Cuma itu satu-satunya harapan yang bisa menyelamatkanmu dari DO” mohon Jasmine.

Rudi dan Ratu bingung dan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. “ Ada apa sih ini” tanya Rudi kebingungan. Begitupun Ratu. Yoga hanya tersenyum “ Tidak ada apa-apa Rud” Jawab Yoga.

“Tapi Yoga...” Jasmine berusaha menyela tetapi dihentikan oleh Yoga dengan melambaikan tangannya. Jasmine pn diam tidak melanjutkan kata-katanya.

Tetapi saat itu ponsel Yoga berdering. Yoga mengeluarkan ponselnya dan mengerutkan kening. Nomor tidak dikenal menelpon dirinya. Dia pun pamit sebentar kepada ketiga sahabatnya itu untuk mengangkat telepon. Mereka mempersilahkan Yoga.

Kemudian Yoga bergegas keluar dari kantin dan mengangkat telepon “ Haloo...”.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status