Share

BAB 5

“ Halooo....” Yoga menjawab panggilan itu.

“ Apakah benar ini Yoga Atma?” Pertanyaan terlontar dari dalam handphone Yoga.

Yoga mengerutkan alinya, dia bingung siapa gerangan yang telah menelponnya saat ini. Baru kali ini dia mendapatkan panggilan telepon asing. Biasanya hanya sedikit saja yang mau menelponnya. Yang sering menelponnya hanya sahabat-sahabatnya. Selain itu sangat jarang.

Dengan hati-hati Yoga menjawab “ Iya benar...ada yang bisa saya bantu?”.

“ Hahahaha...anak bodoh! Aku tak menyangka bertahun-tahun aku tidak bertemu denganmu, kamu tumbuh menjadi anak yang bodoh... Dengarkan baik-baik Yoga, Aku adalah Fendi Atma...Ayah kandungmu!” .

Seketika itu raut wajah Yoga berubah menjadi dingin. Terlihat sorot kemarahan dimatanya. Orang yang sangat dia benci dan menghilang lama ternyata muncul begitu saja. Dalam pikirannya terbesit " Untuk apa dia tiba-tiba muncul seperti ini setelah meninggalkan aku dan ibuku selama bertahun-tahun. Dan dengan gampangnya dia menghubungiku tanpa ada rasa bersalah seperti ini? benar-benar tidak punya malu!!".

" Apa maumu???" bentak Yoga.

Fendi Atma menghela nafas panjang. Dia menyadari bahwa anak tunggalnya itu sangat membencinya. Tetapi dia tidak bisa apa-apa. Yang dia pikir saat ini inilah saatnya dia menebus kesalahannya yang telah lalu. Dia telah meninggalkan istri dan putra tunggalnya hanya karena seorang wanita materialistis yang bernama Sarah Kinanti. Saat itu Fendi terjebak oleh rayuan wanita itu. Itulah sebab dia membuat kesalahan dengan mengusir istri dan Yoga yang saat itu masih berusia 5 tahun. Dia benar-benar merasa sangat buta saat itu.

" Yoga...Ayah tahu ayah telah membuat kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. tetapi Ayah menyesal setelah mengusir kalian pergi. Kali ini ayah benar-benar ingin menubus kesalahan-kesalahan ayah. Ayah sudah meninggalkan kalian karena wanita itu. Ayah yang menyebabkan kalian menderita hingga membuat ibumu meninggal. Yoga...ijinkan ayah memohon maaf padamu" Fendi memohon kepada Yoga.

" Haha...segampang itu kamu meminta maaf kepadaku dan ibuku? Kaulah yang membuat kami hidup memderita. Sejak kau mengusirku dan ibuku...kau sudah bukan ayahku lagi" bentak Yoga yang sudah tidak tahan untuk memaki Fendi Atma.

Fendi Atma sangat sedih mendengar penuturan anaknya. " Anakku...aku sadar kamu pasti sulit untuk memaafkanku. Tetapi aku mohon Yoga. Aku ingin bertemu denganmu" Fendi tetap memohon.

"Aku tidak berminat untuk bertemu denganmu!". Yoga langsung menutup panggilan itu. Dia masuk kembali menemui sahabat-sahabatnya. 

Melihat wajah Yoga yang saat itu terasa dingin. Jasmine tidak bisa menahan rasa ingin tahunya pun bertanya " Siapa yang meneleponmu Yoga?".

Yoga sedikkit enggan untuk menjawab pertanyaan Jasmine. Dia hanya menggelengkan kepalanya " Bukan siapa-siapa...ayo pulang".

******

Di jalan Jati No 20 kota bandung. Itu adalah alamat sebuah rumah yang sangat besar dan luas. Design arsitekturnya sangat mewah dan menawan. Sepertinya ini adalah rumah yang paling besar dan mewah di kota itu. Di depan rumah mewah itu terlihat seorang laki-laki paruh baya berusia limapuluhan tahun sedang duduk disebuah kursi sofa yang sangat mahal dan indah. Tetapi kenyamanan itu sepertinya tidak bisa menutupi perasaan gelisah yang dialami laki-laki tersebut. Ya...saat ini dia memang sedang gelisah memikirkan putra satu-satunya yang justru saat ini sangat membenci dirinya. Dia tidak lain adalah Fendi Atma, seorang pengusaha kaya raya yang mempunyai bisnis di berbagai negara. Assetnya berada dimana-mana bahkan sampai tidak terhitung.

Seorang laki-laki tua datang menghadap Fendi Atma dan membungkuk hormat " Tuan Besar, Aku sudah mendapatkan tiketnya...anda bisa berangkat ke Amerika besok jam 10 siang".

Fendi Atma hanya mengangguk pelan. Tidak mengiyakan ataupun tidak menolak. kemudian dia beranjak dari duduknya dan melihat indahnya halaman rumahnya. Kemudian dia menoleh ke laki-laki tua tersebut " Julius, Apa yang kamu rasakan ketika kamu mempunyai seorang putra satu-satunya tetapi karena sebuah kesalahan putramu membencimu pada akhirnya?". Fendi kemudian menglihkan pandangannya ke langit.

Lelaki tua yang menghadap Fendi Atma adalah Julius. Dia adalah kepala pelayan yang direkrut oleh Bastian Atma. Ayah Fendi Atma dan juga merupakan kakek Yoga. Sudah sangat lama dia mendedikasikan dirinya untuk menjadi pelayan dari keluarga Atma. tetapi bagi Fendi, Julius sudah seperti ayahnya sendiri.

Julius sangat bingung mendengar pertanyaan dari tuannya itu. " Tuan...saya tidak punya seorang putra. Jadi saya tidak begitu paham. Tetapi jika saya ada diposisi tersebut. Saya pasti kan berusaha untuk memperbaiki hubungan yang retak itu. Ayah dan putra punya ikatan batin yang kuat. Keyakinan dari ikatan darah pasti akan bersatu kembali. Itu menurut saya...memangnya ada apa Tuan?".

Fendi Atma menghela nafas panjang. Kemudian kembali memandang Julius "Aku sudah menemukan keberadaan putraku Julius. Tapi saat ini dia masih tidak mau memaafkanku. Sebentar lagi aku akan pergi dalam waktu yang lama. Aku takut dia tidak penah bisa menerimaku kembali".

Julius terkejut " Tuan...apa itu artinya tuan muda masih hidup? lalu dimana dia sekarang?". Julius sangat bahagia mendengarnya.

" Ya...dia sekarang berada bandung juga. dia sekarang kuliah di Universitas Cahaya Bangsa. Dengar-dengar dia sekarang kehidupannya sangat menyedihkan. dia selalu benjadi bahan bullyan. Aku sangat sedih ketika mendengar itu semua. Ayah macam apa aku yang tega membuat anaknya menderita" Fendi tidak bisa menahan tangisnya " Yoga...mulai hari ini ayah tidak akan membiarkan kamu menderita lagi" batin Fendi sambil menghapus air matanya.

" Julius...tolong panggilkan Roni kesini" Fendi kembali memandang birunya langit.

" Baik Tuan..." Julius segera membalikkan badan meninggalkan Fendi Atma.

*****

Yoga sampai dikontrakkanya. Rumah kontrakkannya sangat kecil. Tempatnya sangat berantakan. Barang-barang berceceran. Yoga tidak pandai dalam menjaga kerapian rumahnya. Setelah Ibunya, Jessica farhan meninggal setahun yang lalu. Rumah itu jadi kurang terurus. Yoga segera mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi.

Sepuluh menit kemudian, Yoga selesai mandi dan dia duduk untuk bersantai. Dia mengambil remote untuk menyalakan tv. Tetapi tiba-tiba ponselnya berdering " Haloo..." sapa Yoga setelah mengangkat panggilan itu.

" Yogaa...aku masih penasaran, siapa yang menelponmu tadi?". Yoga mengerutkan keningnya "Sudah kubilang bukan siapa-siapa Jasmine. Tidak penting juga" Yoga menjawab dengan malas.

" Hei....dasar bodoh! kau pikir aku bisa dibodohi haaa! aku tahu, dari wajahmu tadi terlihat sangat jelas kalau kau sedang menahan amarah! Jujurlah padaku Yoga..." Jasmine menggerutu. Yoga tersenyum " Apa saja memang tidak bisa disembunyikan darimu Jasmine...baiklah yang menelpon aku tadi adalah ayahku".

"Hah...??? Ayahmu? terus apa yang kamu katakan kepadanya" Jasmine menjadi sangat penasaran.

Yoga tertawa dan ingin menggoda Jasmine saat itu " Mau tau aja atau mau tau banget?? kepooo ni ye...hahaha". Jasmine semakin kesal menggerutu dalam hati. " Awas kau Yoga!!!".

Yoga semakin geli terhadap tingkah Jasmine. Kemudian berubah menjadi serius "Tidak...Dia ingin bertemu denganku...tetapi aku masih belum bisa melupakan apa yang telah dia perbuat pada ibuku. Jadi aku menolaknya" Penjelasan Yoga.

Jasmine memahami apa yang dirasakan Yoga. " Yoga...aku paham perasaan kamu. Tapi kalau boleh aku kasih saran, kamu sebaiknya berusaha untuk bisa memaafkan ayahmu. Bagaimanapun dia adalah ayah kandung kamu. Ya udah biar rasa galau kamu hilang, kamu minta apa aja. pasti aku kasih " Jasmine berusaha menyemangati Yoga.

Yoga tampak semangat " Bener nih...kamu mau kasih yang aku minta? hihihi" terdengar tawa jahil dari mulut Yoga. Jasmine mendengus " Sudah sebutin aja! kamu minta apa...".

" Baiklah....Aku minta..........kamu cium aku hihi" Yoga menahan rasa ingin tertawa.

" Dasar Mesum!!!" Jasmine kesal dan langsung menutup teleponnya. Sedang asiknya tertawa karena ngejahilin Jasmine. Yoga dikejutkan suara ketukan pintu yang keras.

" Keluar kau brengsek!!!".

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status