Share

Bekerja

Part 3

Hari yang ditunggu Kartika akhirnya tiba, pagi ini ia sudah bersiap siap berangkat ke Toko Bakso Abangnya, Wahyu.

"Mas... Bangun, aku mau berangkat kerja, kamu anterin anak anak sekolah ya" Ujar Kartika membangunkan suaminya.

"Alah... Kamu saja yang antar" sahut Bagas yang masih tidur dengan posisi telungkup.

Kesal mendengar ucapan suaminya, Kartika mengambil bantal lalu melempar ke arah Bagas.

"BANGUNNN..." kesal Kartika melihat suaminya yang malas bangun pagi apalagi bekerja.

"Kamu udah janji kemarin akan antar anak anak dan ngurus rumah, sementara aku kamu suruh bekerja. Hari ini akan aku lakukan sesuai permintaan mu, aku akan bekerja. Lekas bangun, dan antar anak anak sekolah, cepat" Habis kesabaran Kartika menghadapi suaminya itu.

"Ah... Kamu apa apaan sih? ganggu aku tidur aja "

"Bangun gak? Kalau kamu gak mau bangun dan antar anak anak sekolah, aku gak akan bekerja, biar kamu dan anak anak kelaparan, aku akan pulang ke rumah orang tuaku"

Mendengar ancaman Kartika, seketika Bagas membuka mata. Ia tak mau kalau Kartika tidak jadi bekerja, dan dia akan kelaparan.

"Iya iya, aku bangun, cerewet. " Sahut Bagas lalu bangkit dari tidurnya.

Kartika menghampiri anak anaknya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Adit, zahara, mamah hari ini mau kerja ditoko Pakde Wahyu, kalian sekolah diantar sama ayah ya, nanti pulang sekolah juga papa yang jemput ya"

Ujar Kartika pada anak anaknya sebelum ia berangkat kerja.

"Mamah nanti bawa pulang Bakso ya? Adit udah lama gak makan bakso, pingin mah "

"Insya Allah ya nak, kalau dikasih bawa pulang sama pakde Wahyu. Kalian sekolah yang rajin ya, ini uang jajannya"

"Baik mah." Sahut dua bocah itu kompak.

Setelah berpamitan pada anak dan suaminya, Kartika segera memacu sepeda bututnya menuju kerumah Mas Wahyu.

Wahyudi-Abang Kartika, sudah lima tahun ini membuka usaha Bakso, awalnya dia membuka usaha bakso keliling, karena ketekukan dan kegigihan nya kini ia sudah bisa membuka toko Bakso didepan rumahnya.

Usaha Bakso Wahyu tergolong rame dan laris. Semakin hari semakin terlihat pula pundi pundi rupiah yang dia hasilkan dari hasil usaha baksonya. Mulai dari rumahnya yang sudah direnovasi, membangun toko di depan rumah, dan yang sebuah mobil kijang innova yang baru dia beli beberapa bulan lalu.

Di antara keempat saudaranya, Saat ini Wahyu lah yang usahanya sedang naik daun. Dibanding dengan Kartika, Wati, dan Heri.

Heri abang Kartika yang nomor dua, ia bekerja buruh pabrik kertas, penghasilan Heri pas pasan, rumah juga masih ngontrak.

Meski begitu, setiap bulan Heri selalu menyisihkan penghasilannya untuk emak Fauziah.

---

"Assalamualaikum" ucap Kartika ketika tiba di depan rumah abangnya, Wahyu.

"Waalaikumsalam" keluarlah Surti, Kakak ipar Kartika, istrinya Wahyu.

"Kartika, tumben pagi pagi betul sudah kesini, ada apa? " Tanya Surti dengan wajah juteknya.

"Maaf mbak, apa Mas Wahyu tidak cerita sama mbak, kalau Kartika akan bekerja ditoko baksonya? "

"Oh.. Jadi kamu mau bekerja disini toh? Aku kira mau ngapain pagi pagi kesini? "

Ada yang sakit dalam hati Kartika mendengar nada ketus kakak ipar nya itu. Ia hanya mengelus dada, ia berusaha tegar dan kuat demi anak anaknya.

"Ya sudah masuk, Mas Wahyu lagi ke pasar,"

"Iya mbak" Kartika mengikuti kemana pergi iparnya.

Ketika masuk kerumah Wahyu, Kartika begitu kagum, rumah abangnya sudah banyak berubah, lantai sudah dikeramik, perabotan serba mewah, ruangan serba luas, AC ada di setiap ruangan.

Katika nampak melongo melihat kewahan rumah abangnya itu, terakhir setahun yang lalu ia berkunjung kesini, saat itu rumah ini belum selesai direnovasi.

"Tika, kamu didapur saja ya, bantu mereka ngadonin adonan bakso" Ucap Surti seraya menunjukkan ruangan dapurnya yang sudah dipenuhi bahan pembuatan bakso. Ada tiga orang wanita yang sedang mengadoni tepung untuk adonan bakso.

"Iya Mbak, tapi aku belum tahu gimana caranya"

"Painem, ajarin Tika cara ngadonin bakso, mulai hari ini dia bekerja disini"

Setelah memberi tugas pada Kartika, Surti segera melenggang meninggalkan area dapur.

"Mba, maaf kok wajahnya mirip ya sama Mas Wahyu? " Painem yang sejak tadi memperhatikan wajah Kartika segera bertanya.

"Iya, kami adik kakak mbak. Mas Wahyu Abang kandung saya" Jawab Kartika seraya tersenyum.

"Owalah, adiknya Bos kita toh" Sahut salah seorang karyawan lain, Bik ipah.

"Saya Ipah, dan ini Suginem, kami sudah tiga tahun bekerja disini mbak"

"Iya, kenalin saya Kartika, mulai hari ini saya bekerja disini mbak" Kartika yang ramah mulai akrab dengan tiga karyawan senior ditempat baru ia bekerja.

"Tapi mbak, maaf ya, mbak kan adiknya Bos. Kok malah disuruh kerja di dapur sih? Disini kan panas dan bau Mbak. Kalau kami mah udah biasa, mbak kan adik pak Wahyu, seharusnya mbak kerja ditoko, di tempat yang bersih dan adem" Painem yang merasa tidak benar dengan pekerjaan yang diberikan kepada Tika mengutaran pendapatnya.

"Iya juga mbak Tika, mbak kan adiknya Bos kita, kenapa malah ditaruh ditempat ini? "Sahut ijah menimpali.

" Apa jangan jangan, Mbak Surti yang nyrushi embak Tika disini ya? "Suginem menaruh curiga pada Bos perempuannya.

Kartika hanya mengangguk, ia tak mau bercerita lebih jauh.

" Pantesan mbak, Kalau pak Wahyu ya aku tahu gimana orangnya, gak mungkin dia naruh adiknya sendiri bekerja didapur begini, sampeyan ndak tahu kan mbak, saudaranya mbak Surti yang datang dari kampung, malah dia ditaruh dikasir, hebat sekali kan? "

Kartika terkejut bukan main, sebegitunya Mba Surti memperlakukan dirinya yang notabene adalah adik kandung suaminya sendiri. Sementara saudara Surti diletakkan di bagian kasir Toko. Seketika wajah kartika jadi murung, ada yang sakit dalam hatinya.

Painem menyenggol lengan suginem, ia merasa tak enak hati pada Kartika.

"Husssh.. Kamu bicara apa sih? kamu bisa bikin mbak Tika marah" Bisikan painem pada suginem.

Seketika dapur menjadi hening, tak ada yang berani bicara. Suginem pun merasa tidak enak hati pada kartika. Mereka sebenarnya hanya ingin keadilan, seperti halnya adik Surti yang ditempatkan ditoko, begitulah semestinya Kartika ditempatkan. Bukan ditempat panas dan bau begini, keterlaluan sekali Si Surti itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status