Share

kakak ipar masa gitu

Part 4

"Tika... !" Suara seorang laki laki memecah keheningan diruang berukuran 5 x 5 meter itu.

"Pak Bos... " Tiga wanita senior tika seketika kaget melihat kedatangan Bos mereka, Pak Wahyu.

"Kamu kok disini Tika? Siapa yang nyuruh kamu kerja di dapur? " Wahyu kaget melihat adik bungsunya berada di dapur dengan tangan berlumur adonan Bakso.

"Mbak Surti" Jawab Kartika singkat.

Seketika wajah Wahyu berubah pias, ia ingin marah dan mengeluarkan kata kasar, tapi dihadapan anak buahnya ia tak mungkin bersikap tidak baik.

"Ayo, cuci tanganmu, ikut Mas sekarang"

"Iya Mas" Kartika segera mencuci tangan di atas wastafel.

Setelah mengeringkan tangan, ia segera mengekor kemana Abangnya pergi. Sebelum keluar dapur Kartika sempat pamit pada ketiga seniornya itu.

"Mbak, aku pamit ya. Makasih udah ngajarin aku ngadon bakso"

"Ngih.. Sama sama mbak Tika, semoga kita ketemu lagi ya"

"Pasti, kita kan satu tempat kerja"

Setelah Kartika berlalu meninggalkan dapur, ketiga wanita itu saling adu pendapat.

"Pasti mbak Tika ditempatkan ditoko, ya kan? " Painem memulai argumen.

"Ya pastilah, mbak Tika kan adiknya pak Wahyu, mestinya dia yang ditempatkan di kasir, bukan saudaranya Mbak Surti"

"Ho'oh mbak Surti ituloh, kok sama adik ipar begitu ya, sama saudaranya saja yang dikasih tempat bagus, giliran adik suaminya malah ditempatkan disini? "

"Udah.. Udah.. Nanti didenger pula apa yang kita bicarakan, kalian mau di pecat? "

"Emoh aku, hutangku masih banyak"

"Yowes, lanjut kerja"

Mereka bertiga melanjutkan pekerjaannya masing masing.

Sementara diluar, Wahyu nampak emosi.

"Apa apaan si Surti, nyuruh kamu didapur, saudara nya malah disuru jaga kasir, Edan"

"Sudah mas, jangan marah marah, aku gak apa apa kok ditempatkan didapur Mas, yang penting aku dapat kerjaan"

"Gak bisa begitu Tika, kamu adik kandungku, sampai bumi kiamat pun hubungan kita gak akan putus, kalau aku sama Surti kapan saja bisa pisah. Seenak jidat saja dia naruh kamu di dapur"

Tika tidak banyak menjawab, dia memilih diam, dia tahu betul sifat Abangnya ini.

"Tika, mulai sekarang kamu kerja di toko saja, kamu mau dibagian apa? Pramusaji, kasir, atau kamu mau di bagian menaruh bakso? " Wahyu memberi banyak pilihan pada Tika.

Ia tak mau adik bungsunya bekerja didapur, apalagi jika sampai orang orang tahu, pasti Wahyu akan di anggap Abang yang tidak baik.

"Terserah sama Mas saja, Tika dimana saja mau,"

"Ya sudah kalau begitu, kamu dikasir saja ya? "

"Tapi, kan udah ada saudara mbak Surti yang jagain kasir? "

"Disini Mas punya tiga kasir Tika, dan Mas bisa ganti kan siapa saja yang Mas mau, ini toko milik Mas, milik kita "

Kartika merasa haru mendengar kata kata Abang sulungnya itu. Wahyu begitu baik dan perhatian padanya. Namun, berbanding terbalik dengan sifat Kakak ipar nya.

"Kalau begitu, baik Mas. Kartika mau"

"Yasudah, Mas bilang dulu sama karyawan yang lain sekaligus mengenalkan kamu pada mereka"

Wahyu mengenalkan Tika pada karyawannya. Tak lupa wahyu juga mengatakan kalau Tika adalah adik kandungnya.

"Perhatian, hari ini ada karyawan baru. Namanya Kartika. Dia adalah adik kandung saya, mulai hari ini dia akan bekerja di Toko ini dibagian kasir"

"Baik Pak"

Setelah acara perkenalan selesai, wahyu meninggalkan Tika untuk melanjutkan aktivitasnya.

"Tika, kamu sudah boleh bekerja, Mas akan mengurus pekerjaan yang lain, kalau ada yang tidak kamu mengerti, bisa kamu tanyakan pada karyawan lain"

"Baik Mas, makasih ya Mas, udah kasih Tika tempat dan pekerjaan yang bagus"

"Tak usah sungkan, kamu adik Mas yang paling kecil. Apapun akan Mas lakukan untuk kamu, yasudah... Mas tinggal dulu ya?"

"Iya Mas... "

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, Di toko bakso milik wahyu sedang ramai pengunjung. Tika dibantu karyawan lain untuk menghandle konsumen yang sedang ramainya.

"Wah.. Ramai sekali hari ini ya mbak? " Ucap Tika merasa takjub.

"Ini masih lumayan mbak, kalau hari libur atau hari raya, wah bisa dua kali lipat dari ini mbak" Sahut Rini, karyawan yang membantunya.

"Alhamdulillah, toko Mas Wahyu selalu rame"

Pukul 18.00, waktu bagi Tika untuk pulang, di toko wahyu ada dua shif. Shift pertama Karyawan pagi sampe sore, dan satu shift lagi sore sampe jam 22.00 malam.

Rasa lelah dan capek terbayar dengan hadiah bakso yang diberikan Abangnya.

"Tika, ini bawa pulang Bakso untuk anak anak dirumah" Wahyu memberikan satu tantang bakso untuk Tika.

"Wah... Banyak sekali ini Mas? "

"Gak apa apa, sekali kali untuk keponakanku. Besok besok, kalau kamu pulang, kamu ambil sendiri baksonya ya, karena Mas lumayan sibuk"

"Injih Mas, makasih banyak"

"Ya sudah, kamu pulang sama siapa? "

"Pulang sendiri Mas, naik sepeda" Ucap Tika sambil menunjukkan sepeda Tua miliknya.

Wahyu merasa kasihan pada adiknya itu, apalagi saat wahyu melihat sepeda Tika sudah butut.

"Sudah malam ini, gelap lagi, apa kamu mau diantar pulang sama karyawan Mas atau Mas yang antar kamu pulang? "

"Ndak usah Mas, Tika gak mau ngerepotin. Tika bisa pulang sendiri, lagian Tika bawa sepeda kok, Tika pulang dulu ya Mas..."

"iya, Kamu hati hati di jalan ya! "

"injih, Mas"

Tika segera berlalu meninggalkan Wahyu yang masih berdiri didepan Toko. Ingin sekali wahyu mengantar adiknya itu, tapi adiknya tidak mau. Dengan berat hati wahyu membiarkan Tika pulang dengan menaiki sepeda tuanya.

Tika mengayuh sepeda pelan, malam sudah terlihat semakin gelap. Sepeda Tika tidak ada lampunya. Ia sedikit takut dan cemas, " Ya Allah.. Lindungilah Hamba, semoga hamba bisa sampai kerumah dengan selamat" Dalam hati Tika tak henti berdoa.

Sepuluh menit mengayuh sepeda akhirnya Tika Tiba di rumahnya, namun ada yang membuatnya ngilu.

"Huaa... Mama... " Suara Adit menangis, ada apa? Apa yang terjadi pada anak bungsunya itu?

Kartika buru buru masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum" Ucap Tika memberi salam.

Adit segera berlari menghampiri ibunya.

"Mama... "

"Loh Adit kenapa nangis? "

"Adit laper ma, dari siang Adit belum makan? " ujar Adit sambil menangis.

"Kok bisa, ayah kemana? "

"Gak tau ma... Dari tadi siang ayah pergi"

"Apa? Pergi, kemana? "

"Gak tahu ma" Sahut Adit sambil merengek.

"Ini ada mamah bawa pulang bakso, ayo kita makan. Mama juga lapar. Oiya, kakak mana? "

"Kakak lagi buat PR di kamar"

"Ya sudah panggil kakak biar kita makan sama sama"

Mereka bertiga makan bakso bersama. Adit begitu senang sekali, sudah lama dia tidak makan makanan kesukaannya itu. Begitu pula dengan Zahara, mereka sangat lahap sekali.

"Ma.. Besok bawa pulang bakso lagi ya" Ucap Adit sambil menguyah bakso.

"Iya sayang.. "

"Ma... Besok gak usah kerja lagi, kami kelaparan gak ada mama" Zahara tiba tiba melarang ibunya bekerja.

Ada rasa bersalah dalam hati Tika, ia heran, kemana perginya Bagas, kenapa laki laki itu tidak peduli dengan anaknya yang kelaparan. 'Awas saja nanti kalau dia pulang' batin kartika memendam amarah.

Setelah mereka selesai makan bakso, tiba tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Itu pasti ayah kalian, kalin masuk kamar ya, mama mau kasih pelajaran buat ayah"

Dua bocah itu segera masuk kedalam kamarnya. Mereka anak yang baik dan patuh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status