Se connecter"Waahh ...," gumam Felix. "Medovik ini lezat sekali, Lady Anya," pujinya kemudian.
"Ahh ... terimakasih my lord. Ini resep turun temurun dari ibu saya. Saya senang Anda menyukai hidangan penutupnya."
"Pantas saja. Mendiang nenek saya dulu pernah membuatkan yang mirip seperti ini. Sayangnya belum sempat ibu saya mengetahui resepnya, ia sudah bersama Tuhan di atas sana."
"Ah, saya ikut berduka, my lord ... saya tidak bermaksud untuk ...,"
"Tidak apa-apa my lady. Sungguh. Saya hanya senang karena kue ini membuat saya bernostalgia. Sekali lagi terimakasih."
Aku mengangguk.
Sekarang adalah pertengahan musim dingin. Santo Peterkov dan seantero Kekaisaran Levron sedang ada di masa dingin-dinginnya. Setiap malam aku bergumul dengan Alexey agar tetap hangat. Kami juga menyalakan perapian sepanjang hari agar rumah ini tetap bisa melindungi kami dari hawa yang menusuk tulang. Kurasa seharusnya seperti itulah setiap rumah di Santo Peterkov sekarang ini.
Cahaya bulan keperakan menyusup di antara kepulan awan malam ini. Taburan bintang dan sejuknya angin petang tak bisa membuatku tenang. Kupotong udara kosong di sekitarku dengan sebuah pedang kayu latihan. Suara tebasan di antara angin terdengar lembut dan singkat di telingaku. Lenganku nyaris pegal dengan gerakan sama yang bertubi-tubi pada lawan kosong di hadapanku. Entah apa tujuan diriku melakukan ini.Aku tak bisa memutuskan apakah sebetulnya aku jengkel atau kecewa. Atau keduanya. Seharusnya aku sudah tidur malam ini, tapi di sinilah aku berlatih pedang pada jam yang tidak lazim."Alexey?" Aku terlalu banyak melamun. Vera kakakku sudah ada di belakang, mengintip dari ambang koridor kastil ini."Ah. Maaf. Apa aku berisik sampai membangunkanmu, Kak?" tanyaku p
Keluarga Tsar sudah meninggalkan kami semua. Pihak istana telah menyajikan berbagai hiburan di balariung yang biasa dipakai pesta-pesta besar. Tidak semeriah pesta-pesta sebelumnya. Hanya pemusik yang bisa mengiringi kami berdansa. Seharusnya ini memang pesta yang bisa membuat hati siapapun senang. Namun kami semua malah saling mengobrol. Membicarakan apa yang barusan Rasputin katakan kepada kami semua.Alexey dan Stepan bergabung dengan para perwira dan bangsawan lainnya. Wajah mereka tegang. Ada yang betul-betul jengkel seperti Prins Vasili. Semuanya tegang. Dan semuanya memanfaatkan momen ini bukan untuk berpesta, namun berdiskusi dalam soal keadaan politik, soal ilmu hitam yang dituduhkan oleh Vladimir, soal siapa orang-orang yang ada di balik Rasputin.Di antara kesibukan dan ketegangan mereka semua, malah seseorang yang
Sebagai informasi aku tak lagi membuat gaun-gaunku kepada Madam Petrov. Aku memesannya pada perancang busana lain, yaitu pemilik La Belle, Madam Isabelle dari Franc, pusat mode nomor wahid di seluruh benua ini. Tentulah bikinan Madam Petrov tidak ada apa-apanya. Aku juga tak perlu kepikiran lagi jika gaunku akan sama dengan wanita itu.Istana Tsar tidak seramai pesta Debyutanka, atau pesta kemarin saat perayaan 300 tahun Dinasti Romanov. Sepertinya memang cuma bangsawan kelas atas setidaknya sekelas Duke atau Grand Duke yang datang. Juga para jendral dan perwira kepercayaan Tsar dan ... tentu saja keluarga Tsar dan Tsarina. Aku bisa melihat wajah yang kukenal. Salah satunya Prins Vasili, keponakan Tsarina Anastasia. Pria muda yang berseteru dengan Rasputin hingga nabi palsu itu melorotkan celana di depan wajah bangsawannya.Stepan dan Grand Duke Vladimir Romanov serta Duke Felix Yusupov juga hadir.Berikutnya kami diantar oleh pegawai istana menuju ke aula makan
"Waahh ...," gumam Felix. "Medovik ini lezat sekali, Lady Anya," pujinya kemudian."Ahh ... terimakasih my lord. Ini resep turun temurun dari ibu saya. Saya senang Anda menyukai hidangan penutupnya.""Pantas saja. Mendiang nenek saya dulu pernah membuatkan yang mirip seperti ini. Sayangnya belum sempat ibu saya mengetahui resepnya, ia sudah bersama Tuhan di atas sana.""Ah, saya ikut berduka, my lord ... saya tidak bermaksud untuk ...,""Tidak apa-apa my lady. Sungguh. Saya hanya senang karena kue ini membuat saya bernostalgia. Sekali lagi terimakasih."Aku mengangguk.Sekarang adalah pertengahan musim dingin. Santo Peterkov dan seantero Kekaisaran Levron sedang ada di masa dingin-dinginnya. Setiap malam aku bergumul dengan Alexey agar tetap hangat. Kami juga menyalakan perapian sepanjang hari agar rumah ini tetap bisa melindungi kami dari hawa yang menusuk tulang. Kurasa seharusnya seperti itulah setiap rumah di Santo Peterkov sekarang ini.
Santo Peterkov kota yang cukup gemerlap. Ini tempat para orang kaya dan orang-orang ambisius berkumpul. Jika mentalmu lembek seperti spageti yang terlalu matang, jangan coba-coba datang kemari. Itulah yang kulihat. Bahkan bangsawan-bangsawan di sini begitu serius, tidak bisa santai sedikit saja.Meskipun begitu ada satu tempat di seantero Santo Peterkov yang menjadi tempat kesukaan para bangsawan. Zolotoy Orel. Ini adalah kelab super elit di Santo Peterkov. Hanya orang-orang yang punya ijin dan kartu akses khusus yang diberikan oleh Master Klub ini saja yang bisa datang. Di antaranya adalah para bangsawan seperti Alexey, Grand Duke Vladimir Romanov dan Duke Felix Yusupov. Kami berempat, tentunya dengan undangan dari Grand Duke Romanov sudah memesan satu tempat di klub eksklusif yang mahal ini.Fasad bangunannya memancarkan kemegahan neoklasik, dengan pilar marmer putih yang menopang balkon berukir lambang elang berkepala dua. Begitu melangkah masuk, kami bisa meraba ar
Santo Peterkov, 1 NovemberTemanku tersayang dan tak tergantikan, Bapa Grigori,Betapa sunyinya tanpa dirimu, tanpa kata-katamu, tanpa doamu. Aku merasa dingin di dalam hati saat engkau jauh. Hanya engkaulah yang memberi kekuatan dan penghiburan, hanya engkau, sahabat Tuhan yang manis.Engkau tahu betapa sakit hatiku karena anak kecilku, dan bagaimana doamu sekali lagi menyelamatkannya — aku percaya, dan akan selalu percaya, bahwa Tuhan berbicara melalui dirimu. Tak ada dokter yang bisa melakukan apa yang kau lakukan. Ini adalah misteri Tuhan, yang tak semua orang bisa pahami.Nikolai membaca kata-katamu dan merasakan kedamaian. Ia mempercayaimu. Kami berdua percaya. Jangan dengarkan para pembenci — mereka buta dan tak tahu bahwa engkau adalah orang pili







