Share

Bab 46: Tetangga Selama Ini

Aku terdiam cukup lama saat netra ini mengenali sosok yang berdiri di depanku. Wajahnya kian kurus dan pucat, cekungan pipinya semakin dalam dan tulang pipi mulai menonjol.

Penampilannya sangat biasa, jauh berbeda dengan apa yang pernah kulihat terakhir kali saat di rumah Nita dulu. Wanita ini, rupanya sudah melahirkan anak pertamanya. Tapi, kenapa dia ada di sini? Di desa yang jauh dari rumah mereka?

“Mbak Gina, kan?” panggilnya lagi.

Aku bingung, harus mengiyakan atau memilih melarikan diri. Mantan madu yang merebut Bang Teguh dariku, kini berdiri dengan wajah terkejut. Dia batal meninabobokan anaknya yang merengek di ayunan dari sarung motif kotak-kotak— sudah lecek dan kusam, seperti kain lama yang digunakan.

“Mbak Gina apa kabarnya? Makin cantik saja, ya? Badannya juga makin bagus, baju dan tasnya juga,” pujinya sembari melihat-lihat penampilanku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status