Share

Chapter 79

Tiga bulan berjalan rumah tanggaku dan Kang Imam tampak baik-baik saja. Aku tetap melayani dia selayaknya istri yang baik. Meskipun Kang Imam tidak mengizinkan aku bekerja, sesekali dia mengizinkan aku membantu Kak Sarah. Di sela-sela itulah diam-diam aku mencuri waktu menemui Shaila dan Shaili. Mereka berteriak histeris saat aku datang. Aku tak kuasa membendung air mata. Kupeluk mereka erat-erat seolah-olah tidak mau berpisah.

"Kita kangen sama Mama Mai." Shaili sesegukan di bahuku. Shaila memegang erat bahuku.

"Mama juga Sayang. Kalian sehat kan?"

Keduanya mengangguk. Ibu Akhtar menyembunyikan air mata. Aku memeluknya dengan perasaan frustasi. Apakah cinta harus menyakiti banyak hati. Andai aku dan Akhtar menikah mungkin air mata ini tak akan pernah ada.

"Papa Akhtar, di Itali Mama. Katanya dua minggu lagi pulang."

Aku mengangguk mengusap air mata keduanya.

"Tapi Papa baik-baik aja kan?"

"Papa Akhtar baik Ma."

Aku dan Ibu Akhtar tak banyak bicara. Beliau seakan tahu perasaanku. Di b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status