Share

Percobaan bunuh diri

Penulis: Black rose
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 12:56:53

"Kamu tau waktu gak sih? sudah sore begini belum sampe dirumah , pulang sekarang atau gak usah kembali lagi!" kata mas Arman dari seberang nada bicara begitu ketus sambungan teleponnya pun langsung dimatikan, benar-benar manusia tidak punya hati.

Ku tahan buliran air bening yang siap meluncur bebas kapanpun, lekas kuusap kedua mataku menggunakan punggung tangan agar Mama dan Papa tidak curiga denganku.

"Ma Nisa pamit dulu ya sudah sore takut nanti mas Arman khawatir," pamitku pada Mama yang sedang mempersiapkan menu untuk makan malam nanti.

"Berarti kita nggak makan malam bareng dong sayang, yasudah kamu hati-hati ya dijalan," 

****

Sekitar pukul 06.20 petang aku baru sampai di rumah mas Arman, wajah dinginnya menyambut kedatanganku air mukanya menggambarkan jika mas Arman sedang kesal dan menahan amarah.

"Assalamualaikum Mas," salamku.

"hmmm," begitu balasnya sungguh membalas salamku dengan ucapan yang benar pun berat baginya.

"Masih ingat pulang rupanya ya," ucapnya dingin.

"Kamu itu tau waktu gak sih pergi seharian seenaknya saja ya kamu," lanjutnya.

"Maaf Mas aku--," belum sempat ku selesaikan kata-kataku mas Arman sudah memotongnya.

"Buat apa saya nikahin kamu kalau kamu gak tau diri gini, kamu tau saya sibuk dan Kayla juga butuh dilayani!" ucapnya setengah berteriak.

Ku kepalkan tanganku kuat-kuat, ku tahan sebisanya agar air mataku tak terjatuh di hadapannya. Namun segala upayaku tak berhasil cairan bening ini tumpah begitu saja.

Aku sudah tak kuasa menghadapi sikap suami pilihanku sendiri, seseorang yang kukira akan membimbing dan melindungiku dengan sekuat jiwa raganya justru berbanding terbalik, dia setara dengan penjajah dan aku hanya dianggapnya sebagai budak yang harus mendengar dan melakukan segala kehendaknya.

"ANISA...!" teriaknya membuat diriku terkejut jantung ini rasanya ingin keluar dari tempatnya, selama aku hidup baru kali ini ada seseorang yang meneriakiku biarpun Papa dan Mama berpribadi tegas dan disiplin tak sekalipun mereka berkata kencang padaku apalagi meneriakiku.

"Nangis saja bisanya! KAMU DENGER GAK SIH YANG SAYA BILANG!"

"A-aku..... Ma-af....."

"Dasar tidak berguna, pergi dari hadapanku saya muak lihat wajahmu itu!"

Sambil menangis ku berlari menuju kamar, diriku sudah tak kuasa menahan semua ini. Andai saja waktu dapat ku putar kembali aku tak ingin kenal bahkan bertemu dengannya sekalipun. Andai aku mendengarkan perkataan orang-orang di sekitarku maka sekarang aku tak akan terperosok dalam jurang penuh derita. Namun nasi telah menjadi bubur bahkan mungkin sudah basi semua yang terjadi tak dapat diputar balikkan begitu saja.

Kini hatiku hancur sehancur hancurnya, ingin ku akhiri hidupku sampai disini saja. Ya lebih baik aku mati daripada harus merasakan kesengsaraan ini, buat apa lagi aku hidup bila tidak dianggap oleh suami sahku, buat apa aku hidup bila harus terpenjara dalam keadaan ini.

Pernikahan yang ku impikan membawa keluarga kecilku dalam jannah-Nya justru memprosokkan diri ini dalam neraka tapi api yang terlihat membakar dan menggeliat dengan begitu. Api itu memang tidak terlihat ganas, tapi api itu terus membakar diri ini hingga semakin lama semakin lemah dan berputus asa, api itu terus menciptakan derita demi derita dalam kehidupanku.

Dengan air mata yang terus beruraian ku ambil sebilah pisau kecil yang selalu kubawa kemanapun diri ini melangkah. Hati dan pikiranku sudah terbujuk rayu oleh setan, bahkan mungkin sekarang para setan dan sekutunya sedang bersorak gembira melihat ketidakberdayaan ku sebagai manusia yang beriman.

Dengan gelap mata kuiris pergelangan tanganku dengan benda tajam yang kugenggam. Perih, dan sakit tak kurasa lagi hingga darah segar mengalir di pergelangannya tanganku, diri ini yang sebelumnya sangat takut melihat darah kali ini tidak peduli dan dengan sengaja mengeluarkan darahnya sendiri.

Mungkin kata kalian aku ini bodoh kan? mempertahankan rumah tangga yang memang tidak sehat sedari awal. Tapi ketahuilah aku sebagai wanita yang hanya berupaya merebut kasih sayang dan cinta suamiku apa itu salah?

Yang ku ketahui Allah sang pencipta alam semesta beserta isinya dapat membolak balikkan hati hambanya. Itu yang sedang ku upayakan sejauh ini tetapi mungkin saat ini belum saatnya cahaya hidayah itu masuk dalam lorong hatinya yang memang gelap gulita.

Benar kata orang jikalau penyesalan itu berada diakhir, sama persis dengan yang ku alami saat ini. Sebelumnya aku sangat kekeh ingin dinikahi seorang Arman Hermansyah tidak mendengarkan nasihat orangtuaku. Dan kini aku menyesal, sangat menyesal setelah ini semua terjadi. Sebenarnya diri ini ingin berkata jujur pada mereka, tapi aku sudah kehilangan muka untuk sekedar mengakui jika perkataan mereka benar adanya dan diri ini harus sabar mengenal lebih sosok yang akan membersamaiku seumur hidup.

"Allahuakbar," Kulemparkan benda tajam di tanganku ini ke sembarang arah saat gema adzan isya' berkumandang.

Tanganku bergetar hebat saat netra ini mendapati lumuran cairan merah segar menghiasai pergelangan tanganku tertinggal sebanyak 3 luka sayatan di sana.

Bibirku terus melafazkan istighfar, air mataku terus mengalir mendapati kondisiku yang betul-betul terpuruk. Beruntung sang pencipta masih memberiku kesempatan dan menyelamatkan diriku dari belenggu nafsu bisikan setan.

"Astaghfirullah, ya Rabb maafkan kekhilafan hamba mu ini karena telah terbujuk rayuan setan dan mengambil jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan ini. Maafkan hamba mu yang telah kufur atas nikmat hidup yang telah Kau beri," 

ucapku penuh dengan penyesalan.

Ku balut lukaku dengan kain agar darahnya berhenti mengalir, kemudian ku lap sebersih mungkin cairan merah itu dilantai. Mulai sekarang aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak terlihat lemah sedikitpun terutama di hadapan mas Arman dan wanita selingkuhannya itu.

****

Rutinitas ku kembali seperti biasa, bangun sebelum subuh dan mempersiapkan sarapan untuk mas Arman juga Kayla. Biarpun mas Arman sangat jarang sarapan di rumah aku tak peduli, mau dimakan ataupun tidak itu urusannya yang penting aku sudah mempersiapkannya. Namun ada yang aneh hari ini, ya Kayla tidak terlihat semenjak aku pulang kemarin petang biasanya jam segini anak itu sudah duduk rapi di meja makan.

"Masak apa hari ini?" tanya mas Arman dengan ekspresi dingin seperti biasa.

"Silahkan tengok sendiri," balasku singkat.

Dia hanya menatapku sekilas, kemudian duduk di meja makan untuk sarapan. Tumben sekali pagi ini ia menyempatkan waktunya untuk sarapan pagi di rumah.

"Kemana matamu bengkak? habis nangis? dasar cengeng," ucapnya.

"Oh ya hari ini kamu gak usah jemput Kayla karena dia sedang bersama bibinya dan ingat jangan kluyuran tidak jelas," ucapnya lagi.

"Ya," balasku sesingkat dan secuek mungkin, jujur aku malas berurusan dengannya lagi.

"Saya ingin bertanya sesuatu,"

"Apa?"

"Apakah kau siap bila menjanda?" 

Pertanyaan macam apa ini?apakah dia akan menceraikan aku dihari ini? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Penolakan halus

    "Mas bantuin dong, barang kamu banyak banget loh berat lagi," ucap Anisa sambil mengangkat karton yang lumayan berat berisi barang barang Arman.Arman memutar bola matanya dengan malas dan tidak menanggapi atau membantu Anisa."Mas bisa gak bantuin saya, ini juga kan semuanya barang barang kamu," kata Anisa lagi dengan suara yang sedikit lantang.Arman menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Anisa."Kamu bisa diam gak sih, berisik banget heran saya angkat semuanya sendiri gak usah manja," sergah Arman, kemudian laki laki itu pergi ke kamarnya."Tapi kan Mas....""Nggak ada tapi tapian, saya mau mandi jangan berisik!"Memang keterlaluan pria itu, memberikan sedikit bantuan pada istrinya sangat berat di lakukan padahal itu semua adalah barang barang miliknya. Sebagai pria sejati yang baik seharusnya dia tidak melakukan itu, apalagi usia pernikahan mereka baru memasuki bulan pertama.'Apa yang harus ku lakukan untuk memberimu pelajaran mas, supaya kamu tuh tau aku istri bukan ba

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Hadiah dari pak Faisal

    "Bapak mau ngembaliin fasilitas saya dan Nita Pak? terimakasih banyak Bapak memang bos yang paling terbaik deh, saya janji tidak akan mengecewakan Pak bos," ucap Arman dengan girang bahkan dia mencium punggung tangan Faisal.'Dasar penjilat memangnya kau pikir aku orang bodoh? menjijikkan' batin Faisal dalam hati, sebenarnya dia sangat jijik dengan apa yang dilakukan Arman."Eits jangan girang dulu pak Arman, saya akan memberimu kendaraan yang tentunya cocok denganmu, ini kuncinya semoga kamu suka ya," balas Faisal sambil tersenyum dan memberikan sebuah kunci motor pada Arman."Kalau begitu saya pamit. Ingat ya besok pagi-pagi kalian langsung menuju ruangan cleaning servis!' lanjutnya.Arman dan Nita menatap nanar kunci motor yang kini tengah berada di telapak tangan mantan manajer itu. Apalagi saat mata mereka menatap sebuah motor matic keluaran lama terparkir dengan manis di hadapan keduanya. Meskipun kondisi mesin dan body motor itu masih sangat mulus, tapi menurut mereka motor itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   POV Rayhan

    POV Rayhan.Hari itu aku mendapat tugas dari klien untuk menyelidiki suami dari putrinya. Awalnya aku menolak bagi bagiku orang tuanya terlalu protektif terhadap putri semata wayangnya itu. "Maaf Pak tapi apakah ini terlalu berlebihan dan mengganggu privasi anak bapak?" tanyaku pada klienku."Justru ini untuk kebaikan anak saya, karena keadaannya berbeda dari yang lain saya curiga anak saya menikah karena dipaksa sehingga dia tidak menghubungi saya dan ibunya ketika menikah," jawab bapak itu.Aku paham setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka, apalagi jika itu anak satu-satunya. Bisa dibayangkan sehancur apa hati para orang tua jika mendapati anaknya di sia siakan, tapi menurutku ini terlalu berlebihan toh mereka sudah dewasa dan dapat memutuskan yang terbaik untuk masa depan mereka sendiri."Saya dengar kamu adalah pengacara muda tapi sangat profesional, dan saya bersedia bayar berapapun yang kamu minta asal tolong selidiki tentang putri saya," kata bapak itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Di permalukan

    Ini pasti karena kamu nikah sama Anisa makanya rencana kita terbongkar, wanita itu memang pembawa sial Mas!" ucap Nita menambah emosi Arman kian memuncak."Aarrgh.... Anisa lagi Anisa terus, aku pusing Nita!""Kenyataannya memang begitu kan sejak Anisa masuk dalam kehidupanku kamu, kesialan terus menimpa kita," ucap Nita."Kamu juga kenapa pake bawa bawa namaku sih, kan aku juga kena batunya," Bukannya membujuk Arman agar tidak bertambah emosi, Nita justru membuat suasana hati Arman bertambah panas."Keluar kamu bikin saya tambah stres saja pergi kamu!" usir Arman pada Nita. lantas saja wanita itu keluar dari ruangan arman sambil mencebikkan bibirnya dan menghentak hentakan kakinya.Sungguh hari yang sangat memalukan bagi Arman dan Nita. Bagaimana tidak malu beberapa menit yang lalu kedok mereka berdua terbongkar di hadapan para staf."Apa apaan ini kamu mau bikin perusahaan ini bangkrut hah!" bentak pak Faisal pada Arman yang tadinya sangat percaya diri tingkat dewa.Wajahnya panas

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Rahasia Arman terbongkar

    "Bagaimana sayang kalau jika laporan ini di setujui oleh pak Faisal kita akan semakin kaya, aku bakal belikan apa saja yang kamu inginkan," ucap Arman pada Nita sambil memegang map berwarna biru."Kalau gitu nanti kita check-in hotel yuk, aku kangen....." balas Nita dengan manjanya sambil memainkan rambutnya dan tersenyum nakal, tentu saja sebagai pria normal gestur tubuh Nita membuat Arman menjadi panas dingin."Hmmm ya udah di sini aja kalau kangen," balas Arman."Nggak mau nanti ada yang lihat bisa berabe kita," "Makanya dulu dulu kamu sok jual mahal, sekarang malah ketagihan minta duluan," ujar Arman.h dong takutnya kami ninggalin aku padahal udah dapet enaknya," balas Nita dengan bibirnya agak di monyongin.Bibir seksi Nita yang di monyong kan pemiliknya, sontak membuat Arman semakin tidak tahan dan memagut bibir seksi sekertaris nya itu dengan ganas dan terjadilah pergulatan bibir antara Arman dan Nita.****"Halo assalamualaikum Om," sapa Anisa pada on Faisal melalui sambunga

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Diary pink

    "Kamu masih ingat dengan Desi?" tanyanya"Hmm ingat dia kan temanku masa SMA, dan dia juga teman sekelas ku bahkan kami dulu semeja," "Jadi begini mbak Anisa Desi itu adalah mantan istri suami mbak," ucap Rayhan berhasil membuat ku terkejut hingga hp di tanganku terjatuh."A-apa maksudmu? Desi ibu kandungnya kayla?" tanyaku sambil terbata-bata."Iya benar,"Desi Indarwati adalah teman sekolah sekaligus salah satu sahabat terbaik yang pernah ku miliki, Desi adalah sosok yang periang dia yang selalu menghiburku di saat-saat aku sedih karena di tinggal Mama dan Papa ke luar kota.Kenyataan yang tak pernah terpikirkan oleh diriku sedikit pun jika sahabat baikku pernah menjadi pasangan hidup suamiku. Sayangnya nasibnya tidak beruntung, mungkin selama menjadi istri mas Arman Desi mengalami penderitaan hingga akhir hayatnya.Yang ku ketahui Desi adalah anak yatim piatu sedari kecil dia tinggal bersama nenek dan bibinya."Dari mana kamu bisa tau jika Desi dulunya istri masa Arman," tanyaku p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status