Share

Bab 21

"Siap, Ibu. Terus, kapan mau pemotretannya, Bu? Maksudnya mumpung kami ada di sini." Akhirnya Dewa ikut menyetujui. Kemungkinan itu hanya berpura-pura.

"Oke, Om. Sekarang boleh? Daripada saya harus bayar selebgram, ini kan ada tantenya. Jegeg." Bu Danton terus mengelus-elus pundak.

Aku hanya mematung. Kulihat ke arah Dewa dia tampak sangat kesal, tapi berpura-berpura tersenyum di depan dantonnya. Kemudian, Bu Danton memanggil salah satu karyawannya. Mereka datang dengan membawa kamera. Setelahnya, kami melakukan pemotretan.

"Wah, Tante kayak model. Katanya Om tadi gak ada bakat jadi model? Ini namanya mah bakat terpendam, Om?" Bu Danton melirik ke arah Dewa.

"Oh, siap, Bu. Kayaknya seperti itu, Bu," jawab Dewa pelan.

Aku hanya tertawa dalam hati melihat tingkah Dewa yang sangat lucu. Dia belum tahu siapa aku. Wanita yang dia hina dan hendak dia buang, kuyakin suatu saat dia akan menyesali semuanya.

Usai pemotretan, kami kembali duduk bersama dan berbincang lagi. Tampak Dewa sudah tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status