Share

Bab 22

"Kamu udah pesan makan?" tanya Dewa.

Aku mengangguk. "Udah. Kalian juga mau makan?"

"Ya iyalah, emangnya kamu aja yang laper? Aku juga laper lah, apalagi habis belanja tadi. Yang, kakiku pegel banget, nih." Nindi bergelayut manja di lengan Dewa.

Dewa menoleh ke Nindi. "Nanti kamu ke spa aja biar enakan badanmu."

"Aku gak mau, Yang. Aku maunya kamu yang pijitin." Nindi masih bermanja-manja dengan suamiku.

Melihat tingkahnya, rasanya aku ingin menimpuknya dengan tempat tisu di hadapanku ini. Tapi, itu semua tak akan menyelesaikan masalah. Justru Dewa akan ilfeel padaku. Satu-satunya cara melenyapkan wanita tak tahu diri itu, ya secara halus.

Dewa langsung memesan makanan. Tak lama, pesananku datang. Tanpa memedulikan mereka aku segera melahap menu di hadapanku itu.

Setelah makananku habis, pesanan Dewa dan Nindi datang. Karena tak tahan melihat kemesraan mereka, aku beralasan ke toilet karena berada di sini hanya seperti obat nyamuk. Kebetulan juga aku ingin buang air kecil, sejak tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status