Share

Bab 4

last update Last Updated: 2022-11-28 17:13:46

“Kenalkan ini Syifa, dia adalah salah satu warga di Desa Ronggo Lawuh," jawab Rudi sambil memperkenalkan Syifa kepada Bu Ningrum.

"Assalammualaikum Tante," sapa Syifa sambil tersenyum ke arah Ningrum.

"Lalu kenapa kamu bawa dia ke rumah kita?" tanya Ningrum penasaran.

Syifa yang mempunyai sifat ramah dan baik kepada semua orang menghampiri Ningrum dengan maksud untuk mencium tangannya. Belum juga tangan Syifa menyentuhnya Ningrum langsung menghindar dengan cara membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah sofa. Perlakuan Ningrum kepada Syifa ternyata tidak membuatnya sakit hati, Syifa berpikir bahwa hal itu sangat wajar mengingat mereka yang belum pernah bertemu. 

"Mungkin Ibu mertua terkejut dengan kedatangan ku yang tiba-tiba, karena 'kan dia belum mengenalku, jadi aku harus bisa sedikit bersabar menghadapi ibu mertua ku," pikir Syifa sambil berjalan di belakang Rudi yang sedang menggandeng tangan sang mama.

"Sekarang kamu jelaskan kepada Mama, kenapa kamu bawa perempuan kampung ini kemari," desak Bu Ningrum kepada putranya. 

"Syifa diusir dari kampungnya karena hamil, dan parahnya laki-laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab," jawab Rudi sambil memijat tangan sang mama.

“Bukannya Mas Rudi adalah ayah dari anak ini, lalu kenapa dia justru bilang bahwa Ayah dari anak ini tidak bertanggung jawab,” pikir Syifa sambil mengerutkan dahinya. 

"Mama sudah tahu maksudmu, kamu mau menampung dia di rumah kita 'kan," tebak sang mama sambil menarik tangannya dari Rudi.

"Iya Ma, 'kan bisa buat bantu-bantu Mbok Inah di sini," jawab Rudi sambil memeluk sang mama.

"Tidak! Mama tidak setuju, lebih baik kamu antar dia ke kampungnya atau bawa dia ke rumah temanmu, siapa tahu mereka ada yang membutuhkan seorang pembantu!" teriak sang mama sambil berjalan meninggalkan Rudi dan Syifa.

"Apa pembantu?" batin Syifa sambil terus mendengarkan percakapan Rudi dan Ningrum.

Syifa yang melihat pertengkaran Rudi dan Ningrum hanya bisa berdiri mematung di ruang tamu. Rudi yang sangat mengerti sifat sang mama langsung berjalan menghampiri Ningrum yang sedang marah. Namun, apa yang dilakukan Rudi justru membuat sang mama semakin marah.

"Ayolah Ma, biarkan Syifa tinggal di sini untuk menjadi pembantu di rumah kita," ucap Rudi sambil terus mengejar sang mama.

“Pembantu? Kenapa lagi-lagi Mas Rudi bilang kalau aku ini pembantunya, ya Allah kenapa Mas Rudi tidak mengakuiku sebagai Istrinya,” batin Syifa sambil menatap Rudi yang sedang merayu Bu Sari.

"Kamu gila ya, kamu lihat perutnya ... apa mungkin dia bisa bekerja dengan perut buncit seperti itu, Mama tidak mau tahu kamu bawa dia pergi dari rumah ini sekarang!" bentak Ningrum kepada Rudi. 

"Rudi yakin dia bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah di sini, lagipula selama ini Syifa juga sering membantu orang tuanya di sawah, benarkan  Syifa?" ucap Rudi sambil menoleh ke arah Syifa yang berada di belakangnya.

"Tapi Mas … bukannya aku itu is …." Belum selesai Syifa berbicara Rudi sudah memotong ucapannya.

"Ayolah Ma, sekali ini saja Rudi mohon kabulkan keinginan Rudi," ucap Rudi kepada sang mama sambil bersujud.

"Mama heran, kenapa kamu begitu ngotot agar perempuan ini bisa tinggal bersama kita, apa jangan-jangan kamu yang telah menghamili perempuan ini," ucap sang mama sambil mengerutkan dahinya. 

"Mama, Rudi hanya kasihan kepada Syifa saja!” bentak Rudi yang mulai hilang kesabaran.

Melihat Rudi yang begitu marah Ningrum langsung menghampiri sang putra. Sambil memeluknya Ningrum yang tadinya menolak kehadiran Syifa kini memberikan izin kepadanya. Namun, dengan syarat sang mama tidak mau direpotkan dengan kehamilan Syifa.

“Mbok! Mbok Inah,” teriak Ningrum sambil memanggil nama asisten rumah tangganya.

“Iya Nya,” jawab Mbok Inah sambil berjalan ke arah Ningrum dan Rudi.

“Bawa perempuan itu ke paviliun belakang, dan jelaskan apa saja yang harus dia kerjakan,” perintah Ningrum kepada Mbok Inah sambil menatap Syifa dengan penuh kebencian.

"Paviliun, tempat apa itu, kenapa aku harus dibawah kesana," Syifa semakin terlihat bingung dengan apa yang terjadi.

"Mbok, kembali saja ke dapur biar saya saja yang mengantar Syifa ke kamarnya," ucap Rudi sambil berjalan ke arah paviliun belakang.

“Baik Den,” jawab Mbok Inah singkat.

“Mas, kenapa aku dibawa ke paviliun, tempat apa itu … apa itu kamar mu,” tanya Syifa kepada Rudi sambil sedikit berbisik.

Rudi yang mendengar pertanyaan Syifa langsung menggandeng Syifa dan segera mengantarnya ke paviliun. Ningrum yang sudah lelah karena emosinya kepada Rudi meminta Mbok Inah untuk membuatkan secangkir teh hangat. Sedangkan syifa dan Rudi mulai berjalan ke arah paviliun belakang, setelah sampai di paviliun Rudi segera membuka pintu dan jendela kamar Syifa. Nampak sebuah kamar yang cukup sempit dan hanya terdapat sebuah lemari, tempat tidur dan kipas angin dinding untuk menghilangkan rasa panas.

"Kamu tinggal di sini saja, ingat jangan sampai ada yang tahu tentang pernikahan kita," ucap Rudi kepada Syifa.

“Kenapa aku harus tidur dikamar ini Mas, memangnya kenapa kalau mereka tahu bahwa aku ini istrimu?” tanya Syifa kepada Rudi yang sedang membuka jendela kamar Syifa.

"Diam, jangan banyak bicara, mulai sekarang kamu adalah pembantu di rumah ini," jawab Rudi sambil mendekat ke arah Syifa.

"Tidak! Aku  tidak mau menjadi pembantu di rumah ini, lagi pula aku ini kan istrimu,” ucap Syifa sambil sedikit berteriak.

“Kalau kamu tidak mau, silahkan tinggalkan rumah ini dan jangan harap aku mau bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandunganmu," jawab Rudi sambil menarik tangan Syifa keluar kamar.

"Bagaimana Ini, aku tidak bisa berbohong jika aku adalah istri dari Mas Rudi. Namun, kalau aku mengaku lalu bagaimana dengan nasib anak ini," pikir Syifa sambil berdiri di hadapan Rudi.

"Malah bengong, bagaimana apa kamu mau pura-pura menjadi pembantu di rumah ini!" bentak Rudi kepada Syifa hingga membuat Syifa kaget.

"Baik Mas, aku mau jadi pembantu di rumah ini," jawab Syifa yang terlihat sangat terpaksa dengan jawaban itu. 

"Bagus, sekarang kamu istirahat dulu, nanti malam aku kemari lagi," ucap Rudi yang langsung meninggalkan Syifa.

***

Siang itu tidak banyak yang dilakukan Syifa selain merapikan pakaiannya dan membersihkan ruangan yang kini menjadi kamarnya. Malam hari saat Syifa sedang menyiapkan makan malam tanpa sengaja dia melihat Rudi sedang bercanda dengan adik perempuannya. Tiba-tiba Syifa yang saat itu sedang serius melihat keakraban Rudi dan adik perempuan dikejutkan dengan kedatangan seorang laki-laki paruh baya. 

“Kamu siapa Nak,” tanya Andre Baskoro kepada Syifa.

“Selamat malam Tuan, saya Syifa pembantu baru di rumah ini,” jawab Syifa kaget.

“Kerjanya hati-hati ya Nak, kasihan bayimu jika kamu tidak hati-hati,” jawab Andre sambil berjalan ke arah Rudi dan adiknya.

Syifa yang melihat kebaikan sang ayah mertua langsung bersyukur bahwa masih ada yang memperhatikannya. Andre Baskoro memang berbeda dengan keluarga Rudi yang lain, kehidupan masa kecil yang penuh dengan air mata dan kesulitan ekonomi membuat Andre belajar banyak hal. Sehingga kekayaan yang dia miliki saat ini tidak membuatnya menjadi manusia yang sombong dan angkuh. 

“Rudi, siapa perempuan yang bernama Syifa itu?” tanya Andre kepada Rudi yang sedang bergurau dengan Shania adik terkecilnya.

“Iya, siapa sih dia Mas, sudah dekil bau lagi,” tambah Shania dengan memandang Syifa dari kejauhan.

“Shania jaga mulutmu, dia juga manusia sama seperti kita, jadi hormati dia seperti kamu menghormati kami!" bentak Andre kepada putri bungsunya. 

"Oh Syifa, dia adalah salah satu warga di desa Ronggo Lawuh, karena dia hamil diluar nikah maka warga mengusirnya, dan Terpaksa Rudi membawanya ke rumah kita, kasihan 'kan kalau dia pergi tanpa tujuan dengan kondisi hamil besar seperti itu," jawab Rudi sambil meletakkan ponselnya.

“Memangnya di desa itu dia tidak memiliki keluarga, sehingga tidak ada yang bisa membelanya?” tanya sang ayah yang membuat Rudi terdiam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 72

    Kehamilan yang dijalani Seruni saat ini tidak sama seperti yang dialami Syifa beberapa tahun lalu. Kondisi fisik Seruni yang biasanya gesit dan lincah kini mendadak lemah dan malas. Hampir setiap hari Seruni menggalami muntah-muntah, hingga membuatnya hanya mampu berbaring di tempat tidur. Sambil memperhatikan Seruni yang sedang tertidur pulas. “Ehm enak sekali Nyonya besar kita ini, jam segini masih tidur dengan pulas.” “Mama! Maaf, Ma. Sejak hamil tubuhku rasanya lemas sekali, bahkan hampir setiap hari aku selalu memuntahkan makanan yang masuk ke perutku,” jawab Seruni sambil duduk di tempat tidurnya. "Halah, itu hanya alasanmu saja 'kan? Kamu pikir Mama ini anak kemarin sore yang bisa kau bodohi!" bentak Ningrum sambil berjalan mendekati Seruni. "Mama tidak mau tahu, sekarang kamu bangun dan bantu Mbok Ijah mengerjakan pekerjaan rumah!" perintah Ningrum yang langsung menarik tangan Seruni. "Tapi, Ma. Aku benar-benar tidak kuat untuk berdiri," jawab Seruni yang terlihat puca

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 71

    Cukup lama Rudi menceritakan pertemuannya dengan Anjas dan Syifa. Hingga akhirnya pertemuan itu mampu membuatnya berpikir jika Syifa tidak akan bisa didapatkannya kembali. Rasa cinta yang besar untuk Anjas mampu membuat Rudi sadar akan hubungan mereka yang tidak lagi bersama. "Jadi kamu sempat bertemu dengan Mbak Syifa?" tanya Seruni dengan penasaran. "Iya. Dan saat melihat Syifa menggenggam tangan Anjas aku baru sadar jika hatinya sudah bukan untukku lagi," jawab Rudi yang terlihat kecewa. "Lalu apa kamu kecewa?" tanya Seruni penasaran. "Tidak, karena aku sekarang sudah memiliki istri yang begitu sangat menyayangi dan mencintaiku dengan tulus," jawab Rudi yang langsung memeluk Seruni dengan erat. Rudi yang sejak pertama menikah belum menyentuh Seruni sama sekali kini mulai memberanikan diri untuk menyentuhnya. Kecupan hangat diberikan Rudi kepada kening dan bibir mungil Seruni. Perlahan Rudi mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan sang istri. Siang ini menjad

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 70

    Perlahan Seruni membuka kotak kecil yang baru saja diberikan Polisi tersebut. Terlihat satu set perhiasan mewah dengan beberapa belian menempel pada setiap perhiasan itu. Tangan Seruni mendadak gemetar saat melihat perhiasan mahal itu. "Perhiasan. Apa jangan-jangan ini perhiasan yang akan diberikan Mas Rudi kepada Syifa?" batin Seruni sambil terus mengamati perhiasan itu. “Kotak itu kami temukan di bawah kursi saat melakukan pengecekan pada mobil korban, dan ini kami juga menemukan surat yang tergeletak di samping kotak itu.” Polisi tersebut memberikan secarik kertas kepada Seruni. Sambil membaca surat tersebut. “Ya Allah selama ini aku sudah salah kepada Mas Rudi.” Seruni yang selama ini menganggap Rudi hanya menjadikannya sebagai pelarian kini terlihat menangis. Sebuah surat sebagai perantara untuk Rudi meminta maaf kepada Seruni telah membuatnya merasa bersalah. Cukup lama Seruni membaca surat itu, kini dengan berlinang air mata Seruni masuk ke ruangan Rudi. “Maafkan aku, Mas

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 69

    Disaat Andre dan Seruni mencemaskan keadaan Rudi yang hampir sama hari tidak ada kabar. Sementara itu di tempat terpisah Syifa dan Anjas sedang menyambut kelahiran anak perempuan mereka. Seorang anak perempuan bermata biru dengan rambut ikal dan berkulit putih itu mereka beri nama Rania. "Masya Allah, cantik sekali putri kalian. Iya 'kan, Pak?" ucap Sari kepada sang suami. "Benar, Bu. Anak ini benar-benar cantik mirip sekali dengan Ayah dan ibunya," Ruli yang terlihat bahagia. “Tidak boleh! Rania tidak boleh mirip Ayah dan Mama, Rania itu mirip aku karena aku adalah kakaknya,” protes Akbar sambil memegang tangan mungil sang adik. ucapan Akbar seketika membuat semua orang yang ada di rumah itu tertawa. Anjas yang tidak ingin membedakan kasih sayang kepada kedua anaknya langsung menggendong Akbar. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Anjas mencium kedua pipi Akbar secara bergantian. “Aku benar 'kan Ayah? Bukankah aku juga tampan, persis seperti Ayah," ucap Akbar sambil melihat wa

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 68

    Disaat Ningrum bahagia dengan kepergian Seruni dari rumahnya. Disaat yang bersamaan Rudi yang tidak ingin kehilangan wanita sebaik Seruni langsung mengemudikan mobilnya ke arah panti asuhan. Seruni yang melihat kedatangan mobil sang suami langsung masuk ke dalam kamarnya. "Assalamualaikum,” sapa Rudi yang sudah berdiri di depan pintu. "Waalaikumsalam," jawab Dini sambil berdiri dari tempat duduknya. Rudi yang baru saja tiba langsung berjalan masuk dan mencium tangan pemilik panti asuhan. Dini yang telah mengetahui permasalahan antara Rudi dan Seruni langsung memintanya untuk duduk. Dengan lembut dan ramah Dini langsung meminta Rudi untuk menceritakan permasalahannya dengan Seruni. "Ini semua memang salah saya, Bu. Saya adalah suami yang gagal bagi Seruni." "Bukan begitu, Nak Rudi. Coba sekarang jelaskan sebenarnya bagaimana perasaanmu kepada Syifa, karena bagaimanapun juga Seruni itu adalah putri saya jadi sebagai orang tua tentunya tidak akan bisa terima jika anaknya disakit

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 67

    Terdapat gambar Syifa dan Rudi pada bingkai foto tersebut. Rudi yang saat ini telah menjadi suami Seruni ternyata masih memiliki perasaan kepada mantan istrinya. Cukup lama Seruni mengamati bingkai foto itu hingga tanpa terasa air mata mulai menetes ke pipinya. "Ternyata selama ini Mas Rudi masih mencintai mantan istrinya, lalu untuk apa dia menikahi ku?" batin Seruni sambil terus menatap foto tersebut. Keesokan harinya Rudi yang baru saja terbangun langsung segera masuk ke kamarnya bersama Seruni. Semua itu dia lakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan di keluarganya. Rudi yang baru saja masuk terkejut saat melihat Seruni duduk di tempat tidur sambil menangis. Sambil duduk di samping Seruni. "Kamu kenapa? Apa ada yang menyakitimu." "Apa benar kamu masih mencintai Syifa?" tanya Seruni sambil menoleh ke arah Rudi. "Apa maksudmu? Ini pasti karena Mama telah bicara yang tidak-tidak kepadamu, aku akan menemui Mama sekarang." Rudi segera berdiri dari tempat duduknya. Sambil memeg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status