Aku Istri Rahasia Suamiku

Aku Istri Rahasia Suamiku

Oleh:  Putri rahmania  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
72Bab
3.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Syifa seoranga gadis ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukakan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil diluar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan memimpikan kehidupan yang bahagia dengan pasangannya, begitu juga dengan Syifa yang sangat memimpikan kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Rudi. Namun, semuanya hanya mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata, Rudi yang dia pikir bisa menjadi imam sekaligus suami yang baik justru malah tidak mengakuinya sebagai seorang istri di depan keluarganya. Bahkan dengan tega dia menikah kembali dengan Anita kekasih yang telah lama menjalin hubungan dengannya. Setelah 7 tahun pernikahan, Syifa mulai di landa kebingungan antara melepaskan atau mempertahankan pernikahannya.

Lihat lebih banyak
Aku Istri Rahasia Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dewi masitoh
lanjut terus tor
2022-12-11 13:46:16
1
user avatar
Putri rahmania
cerita yang menarik
2022-12-08 01:38:34
0
72 Bab
Bab 1
“Mas … aku hamil,” ucap Syifa kepada laki-laki yang duduk di sampingnya sambil memberikan alat tes kehamilan kepada Rudi. “Hah!hamil,” jawab Rudi sambil terlihat kaget. “Iya, aku hamil anakmu Mas," jawab Syifa sambil meyakinkan Rudi. "Gawat, jika gadis ini benar-benar hamil habis ‘lah riwayatku, apa kata orang jika aku menikahi gadis kampung dan tidak berpendidikan seperti ini," pikir Rudi sambil melirik ke arah Syifa dengan pandangan bingung. "Mas! Kenapa diam, kamu mau tanggung jawab kan?" tanya Syifa sambil menyenggol pundak Rudi. “Apa! kamu yakin itu anakku?” tanya Rudi dengan tatapan kaget dan takut jika Syifa memang sedang mengandung darah dagingnya. “Apa maksudmu Mas, aku tidak pernah berhubungan badan dengan laki-laki manapun selain kamu!" bentak Syifa sambil menangis. “Ya mungkin saja itu anak laki-laki lain, kita hanya berhubungan badan sekali jadi tidak mungkin bisa hamil secepat itu,” jawab Rudi dengan nada ketakutan. "Jangan asal bicara ya Mas! Aku hanya melakukan
Baca selengkapnya
Bab 2
“Syifa hanya masuk angin biasa Bu, sebentar lagi juga sembuh," jawab Syifa sambil berbaring di tempat tidur."Kamu yakin … besok Ibu antar ke puskesmas ya," ajak ibu sambil membelai rambut Syifa dengan lembut."Tidak perlu Bu … istirahat sebentar juga sembuh," jawab Syifa sambil tersenyum ke arah sang ibu."Kamu yakin Nak, kondisimu sepertinya lemas sekali," ucap sang ibu sambil terlihat khawatir."Iya Bu … Syifa baik-baik saja kok," jawab Syifa sambil meyakinkan sang ibu."Ya sudah, kalau begitu Ibu ke sawah dulu ya mau bantuin Bapak sekalian antar makanan, kamu istirahat saja, makanan sudah Ibu siapkan di atas meja," jelas sang ibu sambil mulai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari kamar.Setelah Bu Sari berangkat ke sawah untuk bekerja dan mengantar makanan ke Pak Ruli yang saat itu berangkat terlebih dahulu, Syifa pun melanjutkan tidurnya. Setelah sampai di sawah, Bu Sari langsung menyiapkan makan siang untuk sang suami. Setelah makan siang Bu Sari mulai mencerit
Baca selengkapnya
Bab 3
“Karena saya masih ingin mengembangkan karir dan usaha keluarga, jadi saya tidak mau pernikahan ini diketahui banyak orang sehingga menghancurkan apa yang sudah saya capai saat ini," jawab Rudi sambil bersandar di sofa."Baik kami ikuti apa yang menjadi permintaanmu, asalkan kamu bersedia bertanggung jawab atas kehamilan Syifa," ucap Pak Ruli sambil melotot ke arah Rudi.Untuk menghindari omongan miring dari para tetangga orang tua Syifa sengaja menggelar pernikahan itu secara tertutup. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu hanya dihadiri orang tua Syifa dan Kepala Desa. Setelah sah menjadi istri Rudi, Syifa pun dibawa untuk tinggal di rumah yang telah disewa Rudi dan teman-temannya. Syifa yang kini telah resmi menjadi istri sah dari Rudi Handoko merasa bahagia, mimpi dan harapan tentang sebuah rumah tangga yang indah dan bahagia sudah tergambar jelas dalam mata Syifa."2 minggu lagi aku akan kembali ke kota, jadi persiapkan semua barang-barang yang akan kita bawa," jalas Rudi
Baca selengkapnya
Bab 4
“Kenalkan ini Syifa, dia adalah salah satu warga di Desa Ronggo Lawuh," jawab Rudi sambil memperkenalkan Syifa kepada Bu Ningrum."Assalammualaikum Tante," sapa Syifa sambil tersenyum ke arah Ningrum."Lalu kenapa kamu bawa dia ke rumah kita?" tanya Ningrum penasaran.Syifa yang mempunyai sifat ramah dan baik kepada semua orang menghampiri Ningrum dengan maksud untuk mencium tangannya. Belum juga tangan Syifa menyentuhnya Ningrum langsung menghindar dengan cara membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah sofa. Perlakuan Ningrum kepada Syifa ternyata tidak membuatnya sakit hati, Syifa berpikir bahwa hal itu sangat wajar mengingat mereka yang belum pernah bertemu. "Mungkin Ibu mertua terkejut dengan kedatangan ku yang tiba-tiba, karena 'kan dia belum mengenalku, jadi aku harus bisa sedikit bersabar menghadapi ibu mertua ku," pikir Syifa sambil berjalan di belakang Rudi yang sedang menggandeng tangan sang mama."Sekarang kamu jelaskan kepada Mama, kenapa kamu bawa perempuan kampung ini ke
Baca selengkapnya
Bab 5
“Ada … hanya saja kondisi mereka yang serba kekurangan membuat Rudi berinisiatif untuk membawa Syifa kerja di rumah ini," jawab Rudi kepada sang ayah. “Kasihan juga gadis itu,” jawab sang ayah sambil melihat ke arah Syifa. Sejak saat itu Andre Baskoro begitu sangat perhatian kepada Syifa dan kandungannya. Terkadang Rudi Baskoro memberikan sejumlah uang lebih agar Syifa bisa memeriksakan kandungannya. Syifa yang mendapat perhatian tulus dari sang ayah mertua merasa bahagia dan bersyukur. *** Suatu pagi Syifa yang saat itu hamil 7 bulan merasa tidak enak badan, hingga membuatnya terpaksa bangun sedikit agak siang. Keluarga Rudi yang sudah berkumpul di meja makan merasa heran saat pagi ini mereka tidak melihat kehadiran Syifa dan perut buncitnya. Ningrum yang saat itu sedang mengambil nasi di piring mulai menanyakan keberadaan Syifa kepada Mbok Inah. "Kenapa hari ini perempuan kampung itu tidak terlihat?" tanya Ningrum kepada Mbok Inah. "Syifa sedang sakit Nyonya," jawab Mbok I
Baca selengkapnya
Bab 6
Ningrum yang dibantu kedua putrinya mulai menyeret Syifa menuju ke kamar mandi yang berada di pojok kamar. Ningrum yang sudah diliputi kebencian terhadap Syifa mulai menyiramkan air ke Syifa dengan kasar. Tangisan dan teriakan Syifa pun tak di pedulikannya. "Ampun Nyonya! Aku janji tidak akan melakukan kesalahan lagi Nyonya!" teriak Syifa sambil menangis. "Makanya jadi babu jangan banyak tingkah," teriak Shania sambil tertawa. "Kamu pasti mau cari perhatian 'kan pada Papa dan Mas Rudi?" tanya Sherin sambil menjambak rambut Syifa. “Tidak Nyonya, demi Allah saya tidak ada niat untuk mencari perhatian dari Tuan dan Mas Rudi!" teriak Syifa sambil berusaha melepaskan tangan Ningrum dari rambutnya. "Jangan mimpi buat jadi menantuku, kamu jadi pembantuku saja aku tidak sudi," ucap Ningrum sambil melemparkan gayung ke muka Syifa. Setelah puas menyiksa Syifa di kamar mandi Ningrum dan kedua putrinya meninggalkan Syifa yang sudah basah kuyup. Mbok Inah yang melihat kejadian itu langsung me
Baca selengkapnya
Bab 7
“Kamu tidak bisu kan, cepat katakan kenapa bisa ada luka memar di tanganmu!" tanya Rudi sambil berteriak hingga membuat Syifa ketakutan. "Baik, aku tahu siapa pelaku dari luka yang ada di tanganmu itu, sekarang kamu ikut aku," ucap Rudi sambil menarik tangan Syifa yang masih duduk di tempat tidur. Sambil menggenggam tangan Syifa, Rudi mulai menyeret Syifa ke arah ruang keluarga. Malam itu seluruh keluarga Rudi sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menyaksikan sebuah acara televisi. Rudi yang sudah dipenuhi oleh amarah langsung berteriak sambil memanggil sang mama. “Mama!” teriak Rudi hingga membuat seluruh orang yang ada di rumah itu terkejut. "Ada apa, kamu pikir rumah ini hutan sampai kamu bisa berteriak seperti itu!" bentak sang Mama. "Sudah Mas tidak perlu diperpanjang lagi," ucap Syifa sambil sedikit berbisik kepada Rudi. "Diam kamu!" bentak Rudi hingga membuat Syifa ketakutan. "Ada apa sampai kamu berteriak seperti itu, apa tidak bisa bicara dengan nada pelan," tanya s
Baca selengkapnya
Bab 8
Disaat semua orang sudah tertidur dengan lelap Rudi pun langsung berjalan ke arah paviliun untuk melihat kondisi Syifa. Sebenarnya ada rasa kasihan dan khawatir akan keadaan Syifa. Namun, dia tidak mampu melakukan apapun karena dia tahu jika orang tuanya mengetahui masalah kehamilan Syifa mereka pasti akan mengusir Rudi dari rumah, dan itu juga bisa berimbas kepada karir yang saat ini sedang dia kejar."Syifa, cepat buka pintunya," ucap Rudi sambil berbisik di luar pintu."Mas Rudi," jawab Syifa sambil membuka pintu."Bagaimana keadaanmu dan anak kita, apa lukamu masih sakit?” tanya Rudi sambil terlihat khawatir."Alhamdulillah sudah jauh lebih baik Mas," jawab Syifa sambil tersenyum kepada Rudi."Kalau begitu sekarang kamu istirahat ya, aku temani kamu malam ini," ucap Rudi sambil menggandeng tangan Syifa.Malam itu adalah malam yang sangat berkesan buat Rudi, karena malam ini pertama kalinya Rudi dapat merasakan gerakan sang buah hati yang masih ada di dalam kandungan Syifa. Syifa
Baca selengkapnya
Bab 9
“Permisi Mbak," ucap seorang pelayan dengan memberikan segelas air putih ke meja Syifa."Ini buat saya?" tanya Syifa bingung karena dia tidak merasa memesan apapun dari pelayan tersebut."Iya Mbak, ini di pesan oleh Ibu yang ada disana," jawab sang pelayan sambil menunjuk Ningrum dan kedua putrinya. "Terima kasih ya," jawab Syifa sambil tersenyum."Ya Allah mengapa mereka begitu tega kepadaku dan anak ini, kamu sabar ya Nak, nanti sampai rumah kita makan sekarang kita minum dulu ya sayang," ucap Syifa sambil membelai perutnya.Syifa yang sudah sangat lapar hanya bisa melihat Ningrum dan kedua putrinya makan dengan lahap. Syifa benar-benar tidak menyangka mereka bisa setega itu terhadapnya dan anak yang ada dalam kandungannya. Setelah Ningrum selesai makan mereka pun langsung menuju mobil untuk pulang."Eh Babu, awas ya kalau kamu sampai bicara yang tidak-tidak kepada Papa dan Mas Rudi," ancam Sherin kepada Syifa sebelum turun dari mobil."Kami pulang!" teriak Ningrum sambil masuk ke
Baca selengkapnya
Bab 10
Sesampainya di rumah sakit Rudi dan Syifa langsung menuju ke ruangan dokter. Dokter yang memeriksa Syifa menyarankan untuk melakukan USG untuk mengetahui kesehatan dan posisi sang janin. Rudi yang mendengar penjelasan sang dokter langsung memberikan izin kepada sang dokter untuk melakukan USG kepada syifa."Alhamdulillah janinnya sehat Pak, letak janin juga sudah berada di bawah," ucap sang dokter sambil melihat sang janin dari layar USG."Apa jenis kelaminnya sudah bisa diketahui Dok," tanya Rudi kepada sang dokter."Bisa Pak, jenis kelaminnya laki-laki Pak, wajahnya juga tampan pasti persis seperti Ayahnya," jawab sang dokter sambil menunjukkan kelamin sang janin."Putra ku, Papa harap kamu bisa menjadi laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan berpendirian teguh," batin Rudi sambil tersenyum.Syifa yang melihat senyum di wajah Rudi langsung terlihat sangat bahagia. Karena ini adalah pertama kalinya sang suami sangat antusias dengan sang anak. Setelah melakukan pemeriksaan Rudi me
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status