Share

Bab 20. Pengalaman Pahit

Aku masih saja mempercepat langkah, untung saja taksi online yang tadi dipesan sudah datang. Aku langsung menaiki dengan tergesa gesa. Jika ada yang menyadari, mungkin akan tahu jika aku sedang ketakutan.

“Alamat sesuai aplikasi, Mba?”

“Iya, Mas.”

Mobil langsung melaju. Pikiranku sangat berkecamuk. Terlalu banyak yang dipikirkan hingga rasanya ingin pecah.

Aku tidak mungkin bisa baik-baik saja jika bertemu dengan seorang pun teman SMA dulu. Mereka jahat! Mereka sangat jahat. Bahkan Meli – Sahabatku, dia meninggalkan aku di saat itu, saat aku sedang terpuruk.

Aku kembali mengingat kejadian itu, masa putih abu abu yang sangat menyakitkan.

“Elena, kamu dipanggil kepala sekolah!” ucap Mely saat aku baru saja duduk di kantin. Kami tidak ke kantin bersama karena Mely ke toilet terlebih dahulu.

“Ada apa?” tanyaku dengan raut wajah heran. Aku sedang tidak mengikuti lomba atau kegiatan apapun. Tidak biasanya kepala sekolah memanggilku. Selama sekolah SMA, yang sering memanggil hanyalah wakil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status