Share

Bab 21. Semua Orang Jahat

Aku juga mengingat saat keluar dari Ruang Kepala Sekolah, hampir semua orang menatap dengan wajah yang sulit aku artikan. Kaki berjalan tergesa dengan air mata yang sulit terbendung, tak mau ada yang tahu jika aku menangis. Ingin rasanya saat itu tak mengeluarkan air mata. Namun, tidak bisa. Bagaimana mungkin bisa menahan tangis setelah mengetahui kenyataan jika telah dikeluarkan dari sekolah?

Ketika itu pula, aku tidak tahu yang harus dilakukan. Bagaimana dengan mimpiku menjadi seorang pegawai negeri sipil di kementerian? Bagaimana dengan cita-citaku yang ingin membawa ibu umroh? Bagaimana dengan keinginan untuk menjadi wanita karir? Semua hancur! Tak mungkin terwujud karena tidak memiliki ijazah sekolah menengah atas untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

“Tahu tidak, di Sekolah ini ada yang baru saja dikeluarkan karena diam-diam telah menikah.”

Aku masih mengingat jelas ucapan Sinta. Teman kelas yang tidak menyukaiku. Ya, aku tahu jika dia tidak menyukaiku karena se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status