Share

Bab 19. Gelisah

Aku akhirnya memilih untuk tidur. Sekarang sudah jam sebelas malam. Berusaha untuk tertidur namun tak kunjung bisa. Aku masih terus saja mencari cara agar bisa bertemu dengan Caca.

Apa malaikat kecilku sudah tidur? Selama ini dia selalu tertidur di sampingku. Mas Daris belum pernah sekalipun membantuku untuk menidurkannya. Pasti malam ini Caca kesulitan untuk tidur. Apalagi dia baru sembuh dari sakit.

"Bagaimana aku bisa tidur jika terus memikirkan Caca?" lirihku sambil menatap foto di layar handphone.

Senyum manis Caca menghangatkan hati sekaligus membuat sakit. Aku sakit ketika mengingat kembali tangisan malaikat kecilku itu. Sungguh, jika bisa berbuat nekat, aku sudah mengambil benda tajam dan membunuh semua orang yang menghalangiku membawa Caca.

“Tunggu ibu, Nak. Ibu akan berusaha untuk membawamu pergi bersama ibu. Sabar ya, Nak. Kamu sehat-sehat di sana. Kamu harus kuat ya. Jadi anak baik,” lirihku masih sambil menatap foto Caca di layar benda pipih yang ada di tanganku.

Tetes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status