Share

Demi 100 Juta

Author: Khairin Nisa
last update Last Updated: 2021-05-07 21:05:49

Bella membuka sedikit jendela kamarnya, netra Bella menangkap sosok seseorang yang mengenakan jas hujan berwarna hitam sedang bersantai ketika melihatnya. Entah apa yang sedang dilakukan oleh orang di balik jas hujan tersebut yang memiliki gelagat begitu mencurigakan, Bella kembali menutup jendela kamarnya dengan mencoba menepis semua pikiran negatif yang saat ini sedang bergentayangan di dalam pikirannya.

Pagi hari.

Bella sedang tidur di atas tikar dengan selimut yang sudah menghancurkan menutupi tubuh kecilnya, bulu mata panjang lentik dengan mata coklat karamel itu mulai terbuka perlahan, Bella menjaga selimut yang menutupi tubuhnya kesembarang arah dan bergeliat kesana-kemari mencoba merenggangkan otot-otot tulangnya yang terasa kaku karena tidur hanya dengan beralaskan tikar saja.

Bella memang sudah terbiasa tidur dengan beralaskan tikar seperti ini, tapi di pagi hari yang cerah ini ada yang aneh, karena biasanya Wilona akan membangunkan Bella di pagi hari untuk membuatkan kakak tirinya itu air hangat setiap harinya. Tapi saat ini sudah pukul 06.00, dan Bella sudah terlambat bangun sekitar 2 jam yang lalu.

Semalam Bella tidak bisa tidur karena dia memikirkan hari pernikahannya ini, bahkan sampai lewat tengah malam pun Bella masih bergeliat kesana-kemari belum bisa memejamkan matanya mungkin juga karena cuaca Surabaya yang semalam sedang di landa hujan hingga membuatnya tidak bisa memejamkan mata. Entah tepat pukul berapa Bella mulai terlelap dalam tidurnya.

Aneh tidak ada yang mengganggu tidur Bella seperti biasanya, Bella berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan membuka jendela kamarnya, terlihat pohon-pohon di perkampungan gudangnya masih basah sisa terkena air hujan tadi malam, bahkan jalanan beraspal yang ada di depan rumahnya juga masih basah.

Udara kota Surabaya pada pagi hari ini terlihat sangat sejuk dan juga dingin, Bella membereskan tikar dan juga selimut yang sudah dia pakai tadi kemudian menyapu kamarnya dan langsung berjalan keluar dari kamarnya setelah lebih dulu dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Sayang, kamu sudah bangun?” tanya Laura sambil berjalan mendekati Bella dengan senyum mengembang di wajahnya. Hal ini sangat langkah terjadi jika saja bukan hari pernikahan Bella dengan orang kaya itu pastilah Laura akan mengutuk tindakan anak tirinya ini atau yang lebih parah lagi Laura tidak akan segan-segan memukul anak tirinya sampai menderita luka lebam di sekujur tubuhnya.

“Maaf ibu saya bangun kesiangan, sekarang saya akan menyiapkan sarapan pagi,” ujar Bella dengan hendak masuk ke dalam dapur.

“Adek ku sayang, kamu tidak perlu memasak pagi hari ini, lihatlah aku dan juga Ibu secara khusus sudah membuatkan sarapan pagi untukmu,” jawab Wilona tepatli ucapan Ibunya dengan memaksakan senyuman yang bahkan tidak terlihat tulus dari wajahnya.

“Ba, baiklah,” sahut Bella dengan memaksakan senyuman di wajahnya. Ini sangat aneh kedua wanita jahat yang selalu memaksanya memasak dan juga mencuci baju bahkan menjadi pelayan di dalam gudangnya sendiri. Kini memperlakukannya dengan sangat baik hingga membuat Bella kesulitan seolah bernafas karena ketakutan.

flashback.

Pak Andi mengirimkan uang sejumlah 100 juta ke dalam rekening pribadi milik Laura. Uang tersebut di gunakan untuk keperluan pernikahan di hari ini, pernikahan di lakukan secara sederhana dan juga tidak terlalu mewah itu semua karena keinginan Veron sendiri. Pak Arka tidak bisa melakukan apapun lagi yang penting Veron mau menikahi anak dari sahabatnya itu.

Setelah mendapatkan uang sebanyak itu Laura dan juga Wilona dalam semalam tidak bisa tidur mereka ingin sekali menyerahkan Bella pada keluarga Syahputra agar keduanya mendapatkan jumlah uang yang lebih besar lagi. Gaun kebaya pengantin kelihatan begitu indah sudah di kirimkan pagi-pagi buta oleh Pak Andi-asisten Veron sendiri tentunya atas

Perintah Pak Arka.

Veron tidak perduli dengan pernikahan ini karena dia tidak mencintai Bella sama sekali.

Flashback selesai.

Bella melihat ada kuah berwarna kuning yang biasanya di sebut dengan soto dan ada juga ikan bandeng yang di bumbu merah tersaji di atas meja makan. Bella mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Wilona dan juga Laura ikut mendudukkan tubuhnya di samping Bella.

Laura memasukkan dua sendok nasi ke dalam piring Bella sedangkan Wilona menaruh satu potong ikan bandeng berukuran besar ke dalam piring adik tirinya itu. Di perlakukan aneh seperti ini membuat Bella kehilangan selera makannya, tapi kalau dia sampai berani tidak menyentuh makanan yang ada di dalam piringnya. Maka sudah bisa dipastikan jika kedua mak lampir berwajah cantik itu tidak akan segan-segan menuangkan makanan tersebut diatas kepala Bella saat itu juga. Membayangkan hal buruk itu sudah mampu membuat semua bulu kuduk Bella meremang seketika.

“Ibu dan juga Kakak, kenapa tidak makan?” tanya Bella polos karena tidak mengerti kenapa kakak dan juga ibu tirinya ini masih memperhatikan dirinya sendiri.

Laura dan juga Bella hanya ingin memastikan saja jika Bella akan makan dengan banyak di pagi hari ini harena pukul 09.00, nanti akan ada akat nikah di gedung tempat keluarga Syahputra menginap. Laura dan juga Wilona tentu tidak ingin melihat pernikahan ini gagal karena ada drama sang penganti pingsan saat ijab Kabul di mulai.

Hahaha ibu dan juga Kakak tiri Bella sungguh licik Mereka bahkan menghidangkan semuanya dengan begitu sempurna, seolah tidak berdosa dan juga tidak mau perduli dengan penderitaan yang sedang Bella rasakan saat ini.

“Kamu makan lebih dulu sayang, karena setelah ini akan ada rias pengantin yang datang untuk memoles wajah cantikmu ini.” Laura berbicara sambil mengusap lembut wajah halus anak tirinya itu.

Bella memang tidak pernah mengunakan make-up di wajahnya ataupun melakukan perawatan pada kulitnya dan anehnya kulit Bella terlihat putih dan juga wajahnya cantik alami tak jarang Wilona merasa iri dengan kecantikan adik tirinya ini! Sebab sudah beberapa kali Wilona membawa teman kencannya ke rumah untuk berkenalan dengan Laura. Tapi pada saat pria itu melihat ke arah Bella tidak bisa di pungkiri jika kekasih Wilona malah terpesona dengan adik tirinya yang mengenakan baju kumal dengan rambut di kuncir alakadarnya bahkan tidak di sisir dulu.

Pukul 10.00.

Bella sudah mengenakan baju kebaya pengantin dengan riasan yang sudah diaplikasikan dengan sangat sempurna di wajahnya. Wilona dan juga Laura sangat kaget melihat gadis kecil yang selalu mereka anggap sebagai pelayan ini begitu cantik dan juga imut bahkan lebih mirip seperti anak orang kaya. Tapi memang sebenarnya Bella anak orang kaya hanya saja nasibnya buruk.

Kebaya yang menutupi tubuhnya seakan membuat pesona Bella semakin terpancar saja, lekuk tubuhnya terlihat begitu sempurna di balut kebaya yang dia kenakan. Semua tetangga sudah ada di depan rumah Bella ingin melihat sang pengantin.

Semua tetangga tidak di undang karena pernikahan ini hanya akan di hadiri oleh keluarga saja.

Pak Andi sudah menunggu di depan mobil berwarna hitam dengan wajah datar. Pak Andi melihat ke arah ketiga wanita itu yang sedang sibuk berbasa-basi dengan tetangga sekitar rumahnya. Pak Andi membukakan pintu untuk Bella kemudian mengitari mobil menuju kursi kemudi dan melesatkan mobil ini menjauhi rumah sederhana itu.

jangan lupa follow I* khairin_junior

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Perubahan Sikap Bella

    Bella melihat ke arah Wilona dan juga Laura yang kini masih melihat ke arah punggung suaminya yang mulai berjalan menjauhi lorong ini. Bella menatap datar ke arah kedua wanita yang ada di hadapannya sekarang, tapi di dalam hati Bella merasa terggangu dan merasa terusik melihat mereka berdua datang ke apartemen ini, namun ini ada baiknya juga karena Bella bisa menagih janji Laura mengenai Airin.“Ibu, Kak. Ayo kita masuk,” ajak Bella.Wilona dan juga Laura tidak menjawab. Kedua wanita itu langsung masuk ke dalam apartermen Bella. Laura dan juga Wilona mulai berkeliling ruangan ini dan melihat semua kemewahan yang ada, bahkan Wilona sampai memekik girang ketika wanita itu melihat kulkas besar yang terisi dengan banyak bahan makanan mulai dari daging, ikan, buah, es krim, susu dan masih banyak lainnya.“Ibu, Wilona ingin menginap beberapa hari di rumah ini,” kata Wilona sembari bergelayut manja di lengan tangan Laura.“Tentu saja, bahkan Ibu juga menyesal tidak datang lebih awal, Ibu beg

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Kedatangan Laura dan Wilona

    2 bulan kemudian.Bella mencoba menghubungi nomor telepon ibu tirinya namun, tidak tersambung juga, sepertinya wanita itu sudah mengganti nomor ponselnya dengan yang baru. Bella masih tidak mau menyerah, dia mulai menghubungi nomor ponsel Wilona dan tidak tersambung juga, sepertinya mereka berdua memang sengaja mengganti nomor ponselnya untuk memutuskan hubungan dengan Bella."Ibu dan Kak Wilona sangat jahat sekali padaku," batin Bella sembari mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya itu."Kenapa kamu menangis?" tanya Veron yang sudah berdiri di belakang Bella. Bella yang sedang bengong dengan posisi duduk di sofa tidak menyadari jika Veron sudah masuk ke dalam ruangan ini dan sedang memperhatikannya. Veron melihat ke arah tangan Bella yang menggenggam erat ponselnya.Selama dua bulan ini hubungan keduanya sudah berubah jauh lebih baik dari pada awal-awal pernikahan mereka dahulu. Tapi Bella maupun Veron masih belum ada yang mengakui perasaan cinta yang sudah mulai tumbuh di ha

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Dibalik Musibah Terselip Anugerah

    Bella yang mendengar percakapan kedua lelaki itupun segera memutar tubuhnya. Bella melihat ke arah suaminya yang kini sedang menggelengkan kepala, tapi Bella yang masih begitu naif tentu saja tidak mengerti dengan arti isyarat mata dari suaminya itu.Bella melangkah mendekati Papa mertuanya dengan mengulas senyuman manis. Bella mati-matian berusaha untuk berjalan seperti biasanya, lebih baik ia menahan rasa nyeri yang ada di bawah sana dari pada harus membiarkan Papa mertuanya itu melihat perbedaan gaya jalannya.“Assalamualaikum,” kata Bella kemudian mengecup punggung tangan Pak Arka dengan sopan.“Waalaikumsalam,” jawab Pak Arka sembari mengusap puncak kepala Bella dengan penuh kasih sayang.“Apakah Papa mau Bella siapkan sarapan?” tanya Bella sembari melirik ke arah sang suami yang sejak dari tadi memijat pelipisnya yang terasa pusing dan hal itu tentu saja membuat Bella merasa cemas. ““Papa sudah sarapan sebelum menuju kemari,” jawab Pak Arka.“Mas Veron, kenapa? Apakah pusing ke

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Malunya Sampai Ke Tulang

    Bella melangkah keluar dari kamar mandi, sebagian tubuhnya di balut dengan handuk. Ia melihat ke arah ranjang tempat di mana sang suami berada. Kedua mata Bella langsung membulat penuh ketika ia melihat ke arah Veron yang sedang mengedipkan satu mata ke arahnya.“Astagfirullah, sejak kapan Mas Veron berubah genit begini,” batin Bella di dalam hati. Kedua pipinya sudah merona merah mirip seperti kepiting rebus yang baru saja dimasukkan kedalam air yang mendidih.“Dia manis sekali jika malu-malu seperti ini,” batin Veron dengan melipat kedua tangannya dibelakang kepala.Di dapur.Setelah membersihkan tubuhnya Veron menyusul Bella ke dapur. Kini lelaki itu melangkah menghampiri Bella yang sedang sibuk menaruh sarapan mereka di atas meja. Veron mengulas senyuman tipis ketika ia melihat betapa lihai istrinya dalam urusan dapur, bahkan gadisnya ini tidak takut kotor ataupun tangannya kasar.“Aku merasa penasaran sekali, kenapa dia begitu pintar dalam urusan dapur, ataukah mungkin ia sudah s

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Malam Pertama yang Tertunda

    Mahesa menundukkan kepalanya karena merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan tempo hari, sedangkan pria paruh baya yang sedang berdiri di samping Mahesa adalah Papa dari lelaki kurang ajar yang tempo hari hampir saja merenggut kesucian yang sudah Bella jaga selama ini.“Ma-mas Veron ... Mas,” teriak Bella dengan nada suara yang mulai bergetar di ujung lidahnya. Bella terus saja melangkah mundur hingga langkahnya terhenti setelah tubuhnya menabrak seseorang yang ia yakini adalah suaminya.Veron melihat ke arah kedua lelaki itu dengan wajah datar. Tangan lelaki itu langsung terulur untuk meraih sang istri masuk ke dalam dekapannya. Bella mulai merasa tenang meskipun rasa takut masih menggelayuti sekujur tubuhnya, kaki Bella gemetaran ketika ia mengingat kejadian malam itu.“Tenanglah, tak akan ada yang terjadi, kamu aman bersamaku,” kata Veron sembari menatap manik mata sang istri dengan begitu lekat.Bella hanya menjawab dengan satu kali anggukan kepala. Tangan Bella mulai melingkar

  • Aku Kira Musibah Ternyata Anugrah    Kedatangan Mahesa

    Melihat Bella kini sudah berdiri dihadapan Veron. Pak Arka langsung membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna dan segera menarik tinjunya kembali."Syukurlah," ucap Veron lirih. Ia merasa lega karena Bella tak sampai menerima pukulan dari Papanya. Jika sampai Bella mendapatkan pukulan itu maka Veron akan menyalahkan dirinya sendiri.Veron langsung meminggirkan tubuh Bella dari hadapannya sembari berkata, "Apa yang kamu lakukan? Bagaimana jika kamu yang kena pukulan tadi," kata Veron sembari melihat kearah Bella dengan tatapan yang sulit untuk di artikan."Ini semua terjadi karena aku Mas, seharusnya Papa tadi memukul aku dan bukannya kamu," ucap Bella dengan mata yang berkaca-kaca melihat kearah pipi kiri Veron yang kemerahan, pasti itu bekas pukulan Papa mertuanya."Nak Bella, kamu jangan ikut campur, biar Papa berikan pelajaran pada anak kurang ajar ini," ucap Pak Arka menimpali ucapan Bella masih dengan bersungut emosi."Masuk ke dalam kamar, dan jangan ikut campur semua urusa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status