Home / Rumah Tangga / Aku Madu Kembaranku / Bab 14. Rania menolak operasi

Share

Bab 14. Rania menolak operasi

Author: Nanitamam
last update Huling Na-update: 2023-09-18 14:55:31

Rania terkejut melihat kakaknya hampir jatuh tersungkur ke lantai, tetapi Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk sekadar bersuara saja Ia kesulitan, saat ini seluruh tubuhnya terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit di perutnya sudah menjalar ke mana-mana. Dokter hanya bisa berusaha mengalihkan sedikit rasa sakitnya dengan sementara.

"Tania kenapa? apa pas di jalan tadi dia mengeluhkan sesuatu?" tanya Paman Burhan pada Malik yang juga kebingungan.

Mereka menggotong tubuh Tania lalu membaringkannya di brankar kosong yang ada di samping Rania. Kebetulan ruangan kelas satu sedang penuh jadi Rania kebagian ruang rawat kelas dua dengan satu ruangan berisi dua pasien. Di kamar itu baru ada Rania seorang diri ditemani Paman Burhan.

"Tidak ada, tadi dia baik-baik saja Paman. Tapi, mungkin kita perlu panggil suster juga." Malik panik dan merogoh-rogoh saku jaket dan celananya seperti mencari sesuatu.

"Tunggu dulu, Ia mungkin cuma syok melihat adiknya seperti ini. Apa kalian su
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 26. Terbongkarnya kejahatan Mely

    Malam yang dinanti tiba. Acara makan malam yang telah dirancang dengan begitu matang akhirnya digelar. Sejak sore, Bu Fatma tak henti-hentinya mengawasi persiapan, menata hidangan, dan memberi perintah pada para pekerja agar semuanya sempurna. Ia seolah lupa bahwa kemarin ia berpura-pura jatuh.Sementara itu, Tania hanya mengamati dari kejauhan. Ia memastikan semua berjalan sesuai rencananya. Tanpa sepengetahuan Bu Fatma, ia telah meminta para pekerja untuk menyiapkan proyektor dan papan putih di ruang makan.“Rania ..., apa maksudnya semua ini?” tanya Bu Fatma, matanya menatap tajam ke arah Tania, curiga dengan keberadaan proyektor dan papan putih itu.“Oh, itu sengaja aku pasang untuk menonton drama, Ma. Biar acara makan malam kita lebih seru dan ada tontonan yang menghibur,” jawab Tania dengan nada meyakinkan, menyembunyikan maksud sebenarnya.Bu Fatma mendengus, namun ide Tania terdengar cukup menarik. Ia pun memutuskan untuk menyetujuinya.“Oke, kali ini Mama setuju! Tapi, awas s

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 25. Rencana Tania

    “Mas, boleh tidak besok malam kita mengadakan makan malam dan mengundang seluruh keluarga?” tanya Tania tiba-tiba, memecah keheningan kamar.Malik, yang tengah bersandar di ranjang sambil menggenggam iPad, sontak menoleh. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan atas permintaan Tania yang tak terduga.“Apa kamu sedang bercanda?"“Astaga, aku serius kali ini. Lagipula, acara ini kan untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga,” kata Tania, berusaha meyakinkan suaminya.Malik terdiam, tampak menimbang-nimbang permintaan Tania. Melihat itu, Tania tak mau menyerah. Ia beranjak dari tempatnya, mendekati Malik dan duduk di tepi ranjang.“Ini juga keinginan bayi kita,” ucap Tania, terpaksa berbohong demi melancarkan rencananya. “Boleh ya, Mas?”“Ya sudah, nanti aku bicara dengan Mama dulu,” jawab Malik akhirnya, luluh dengan bujuk rayu istrinya.Senyum bahagia merekah di bibir Tania, membuat Malik ikut merasakan kebahagiaan yang sama. Ia pun bangkit, bersiap menuju kamar Bu Fatma untuk men

  • Aku Madu Kembaranku   Jika aku pergi, hiduplah bahagia

    Tania melangkah tergesa melewati gerbang, jejak kakinya seolah tak sabar menginjak tanah pekarangan rumah Paman David. “Assalamulaikum, Paman, Rania,” sapanya, suaranya sedikit bergetar, “Aku punya berita untuk kalian.”Paman Burhan dan Rania, yang semula bersantai di bangku panjang halaman, sontak menoleh. Raut wajah mereka menyiratkan keheranan. Kedatangan Tania menjelang senja, seorang diri, bukanlah pemandangan yang biasa.Rania bangkit dengan terhuyung, wajahnya sepucat kapas, tubuhnya tampak kurus dan rapuh, seolah embusan angin saja bisa merobohkannya. Paman Bruhan segera menyongsong, memapah bahu keponakannya itu, dan menuntunnya mendekat ke arah Tania.“Kalian tetap di sana saja! Jangan mendekatiku,” seru Tania, nadanya tegas namun ada gurat cemas di matanya.“Sebaiknya kita bicara di dalam,” putus Paman Burhan sembari menuntun Rania perlahan. Tania mengangguk patuh, melangkah mengikuti, menyelaraskan langkahnya dengan Rania yang tertatih. Semakin dekat ia melihat kembarann

  • Aku Madu Kembaranku   Sebuah rencana

    BAB 1“Mas.”Suara langkah kaki yang menuruni anak tangga memecah keheningan, menarik perhatian Malik. Raut wajah pria itu seketika menegang, sarat akan kekhawatiran. Tanpa membuang waktu, Malik bergegas mendekat, diikuti Tania yang setia melangkah di sisinya, tangannya tak lepas dari genggaman hangat sang suami.“Ada apa, Mel? Apa Mama butuh sesuatu,” tanya Malik, nadanya dipenuhi cemas, namun genggaman tangannya pada Tania justru semakin mengerat, seolah memberi kekuatan dan jaminan.Mely tersenyum tipis, senyum yang tak sampai ke mata. “Tante sudah tidak apa-apa, kok. Dia sedang istirahat sekarang di kamarnya. Aku izin pulang lebih dulu ya, Mas. Ada hal penting yang tidak bisa kutunda.”Malik mengangguk, ekspresinya sedikit melembut. “Iya, silakan saja, Mel. Kamu tidak perlu repot-repot datang lagi. Di sini sudah ada saya dan Rania yang akan menjaga Mama.”Sejenak, Mely terdiam. Tatapannya berubah tajam, menghunjam lurus ke arah Tania yang berdiri di sebelah Malik. Sebuah tatapan

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 22. Tujuan Mely sebenarnya

    "Malik. Kamu tidak bisa mendidik istri kamu dengan baik. Lihatlah apa yang dia lakukan pada mama," ujar Bu Fatma memanas-manasi Malik. "Mas!" panggil Tania pelan. Malik menoleh ke arah Tani seraya mengulas senyum lembut penuh cinta seperti biasanya. "Mas percaya sama kamu." "Malik! Setelah apa yang dia lakukan pada Mama. Kamu masih percaya padanya? Kamu pikir Mama mengarang cerita," bentak Bu Fatma. "Ma. Bisa saja Mama jatuh karena menendang botol minyak urut ini. Ini minyak zaitun yang bisa dipakai Mama untuk mengurut bukan?" Malik menunjuk botol yang terlempar di sudut tangga. Tania tersenyum lega. Sementara Bu Fatma semakin meradang. Dia kembali mengucapkan kata-kata yang menjelekan Tania agar membuat wanita itu tersudut. Namun, Malik tetap pada pendiriannya. Tidak mungkin istrinya tega melakukan hal tersebut. Tidak berapa lama, tiba-tiba saja Mely datang bersama seorang dokter gadungan yang sengaja dia bawa untuk memperlancar rencana mereka. Bu Fatma pura-pu

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 21. Rencana terakhir Bu Fatma

    Bu Fatma dan Mely masih ada di dalam mobil. Keduanya belum beranjak pergi meski kini Tania dan Sheli sudah menghilang sejak insiden tadi.Mata Melly menatap nanar kaca mobil yang terkesan gelap. "Tante, jika sudah begini maka hanya ada satu cara terakhir yang harus kita lakukan." Kalimat lirih itu membuat Bu Fatma menatapnya cepat. "Apa maksudmu?" tanya Bu Fatma penasaran. Dengan segera Melly memutar arah duduknya. Menghadap Bu Fatma langsung agar bisa didengar dengan saksama. "Jika cara seperti ini juga tak bisa mencelakai Rania, maka kita harus menjebaknya agar Malik mulai meragukan kebaikan hatinya." "Tolong kau jelaskan dengan benar, agar Tante bisa paham," pinta Bu Fatma. Mely menunda kalimatnya, membuat sosok itu tak mengalihkan pandangan sedikit pun. "Tante harus menjebak Rania. Buat seolah-olah Tante terluka karena ulahnya, dengan begitu maka Malik mungkin akan mulai kecewa pada kebaikan hatinya." Bu Fatma cukup terkejut mendengar saran Mely b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status