Share

Bab 45 : Pengakuan Fatih

Fatih mengangkat bahu. "Aku juga sudah memperingati Alya beberapa kali, tapi wanita itu sama sekali tidak mau mendengarkanku, bahkan membuat hubungan kami sedikit merenggang."

Fatih kini menatap lurus ke depan, di depan pintu kamarnya Alya telah keluar dengan wajah penuh penyesalan sembari menatap Fatih.

"Aku telah belajar banyak dari kesalahanku di masa lalu," ucap Alya sembari mengusap pipinya. Ia berjalan mendekati Fatih dan Refan.

"Kau menangisi laki-laki itu?" tanya Fatih dengan tawa sinis.

"Tepatnya menangisi kebodohanku karena bisa-bisanya tidak sadar karena dibodohi selama bertahun-tahun. Padahal aku berpendidikan Master, aku merasa kepintaranku sia-sia."

"Cinta memang membuat buta," celetuk Refan tiba-tiba seketika membuat Alya dan Fatih menoleh ke arahnya.

Lelaki dengan kacamata itu menatap bergantian ke arah Alya dan Fatih. Kedua alisnya terangkat, menanyakan dengan isyarat mata.

Sang Nona dan sahabatnya itu malah menghela nafas sembari menunduk. Membuat Refan sejenak be
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status