Clara duduk di atas peraduannya. Mata panda tercetak jelas melingkar akibat tidak tidur semalaman. Bagaimana Clara bisa tidur, sementara di dalam pikirannya terus saja terbayang-bayang permainan gila yang Aland mainkan. Ditambah dengan permainan gila para pengawal itu.O Lord! Kini bukan hanya milik Aland yang pernah dirinya lihat. Melainkan milik tiga pengawal pria lainya. Mengerikan.Ketika Clara tengah merenung. Tiba-tiba saja pintu dibuka dari luar. Seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamarnya, berdiri di samping ranjang Clara kemudian mencondongkan setengah badanya ke depan. Memberikan hormat kepada Clara.“Nona, makan siang anda sudah siap,” ujar pelayan tersebut.Sementara Clara hanya menatapnya heran. Sejak kapan Clara diperbolehkan untuk keluar dari kamar ini? terlebih lagi untuk makan. Biasanya pelayan akan mengantarkan makanan ke dalam kamar Clara. dan yang lebih membingungkan lagi, kaki Clara kini sudah tidak digelangi oleh rantai.“Makan?” tanya Clara heran.“Benar, Non
Dari atas balkon, Aland memandangi wanita cantik yang tengah bermain-main dengan bunga mawar di halaman mansion. Segaris senyuman tipis terpampang pada wajah cantiknya. Sesekali wanita itu juga menengadahkan wajahnya ke atas sembari menutup kedua matanya dan menghirup nafas panjang. Seperti itu adalah kali pertamanya menghirup udara segar.Aland mengeluarkan ponselnya lalu mengambil gambar Clara dari atas. Wajahnya terlihat sangat cantik dan manis. Namun bukan untuk itu Aland melakukannya, melainkan untuk sebuah kepentingan lain.Clara menyentuh lembut bunga mawar merah di tangannya. Warna yang sangat cantik, dan bunga yang memiliki harum yang manis. Namun di sisi keindahannya, mawar merah memiliki duri yang begitu tajam dan bisa menyakiti siapa saja yang menyentuhnya tanpa hati-hati.“Nona,” seru seorang pelayan yang sedari tadi berdiri di belakang Clara. mengikuti kemanapun kaki Clara melangkah.Clara menoleh ke arahnya.“Tuan muda meminta anda untuk menemuinya.”Seketika jantung Cl
“Aku tidak mengingat apapun,” ucap Clara beberapa menit yang lalu, sebelum Aland memerintahkannya untuk keluar dari dalam ruangan.Konyol. Pernyataan macam apa itu? Jelas jika Clara mengingat namanya. Dan sikap wanita itu juga tidak menujukan rasa bingung sama sekali. Aland sangat yakin jika Clara tidak mungkin mengalami amnesia. Ada sesuatu yang wanita itu sembunyikan.Aland menatap layar ponsel, terdapat foto Clara yang sengaja dirinya ambil saat siang tadi. Sebenarnya siapa dia? O Shit! Aland bahkan belum bisa melakukan apa-apa sebelum identitasnya jelas. Pria tampan itu sangat hati-hati.***“Bagaimana jika sebaliknya? Clara hanyalah seorang wanita biasa,” seru Jo yang masih sibuk dengan permainan bilyarnya.Aland menghisap rokok lalu menghembuskan asapnya menjauh. Dia diam. tidak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Jonathan untuknya.“Apa yang akan kau lakukan, Aland? Kau tidak pernah menyakiti seorang wanita lemah sebelumnya, bukan? Bagaimana jika kali ini kau telah keliru?”Su
Clara duduk di atas ranjang sembari menyilangkan kakinya. Jam sudah menunjukan pukul tiga dini hari namun matanya masih tidak bisa terpejam juga. Pikirannya selalu diliputi oleh bayang-bayang Aland yang tiba-tiba akan membangunkannya di dalam situasi yang mengerikan.Tidak tidur semalaman membuat perutnya merasa sedikit lapar. Selama beberapa menit Clara memikirkan dengan perkataan pelayan yang mengatakan jika dirinya dapat menggunakan semua fasilitas di dalam mansion. Bisakah sekarang Clara menggunakan fasilitas itu? Mungkin Clara hanya akan menggunakan dapur untuk memasak.Dia beranjak turun dari ranjang dan perlahan membuka pintu dengan penuh hati-hati. Wajahnya keluar dan melirik ke kanan dan ke kiri. Suasana tampak sangat sepi. Sepertinya tidak ada pengawal yang berjaga di luar kecuali di ruang CCTV.Clara melangkah dan menuju dapur. Wanita cantik itu membuka lemari es dan melihat satu persatu isinya. Di sana, hanya terdapat minuman dan buah-buahan segar. Sementara bahan makanan
Aland kembali ke dalam ruang kerjanya dan menyibukan diri dengan beberapa dokument penting di atas meja yang menunggu persetujuan darinya. Beberapa menit dirinya tampak focus, sebelum akhirnya Aland diganggu dengan sebuah panggilan masuk di ponselnya.Dia langsung menerima panggilan masuk itu. Itu tak lain dari seseorang yang Aland perintahkan untuk mencari keberadaan Jordan. Pria tersebut menginformasikan jika Jordan telah berhasil ditemukan dan dibawa kembali pulang. Tanpa banyak membuang waktu lagi. Aland langsung menuju tempat di mana Jordan berada. Aland sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa identitas Clara yang sebenarnya. It's all about Clara.Tempat itu begitu gelap dan kotor. Seperti gudang yang sudah lama tidak terpakai. Seorang pria dengan luka lebam hampir di seluruh bagian wajahnya tengah duduk, dan terikat tali pada sebuah kursi kayu di tengah-tengah ruangan. Dan satu orang pria lainya duduk di hadapanya.Aland menyulut rokoknya, menghisap asapnya menjauh. Pandangann
Kediaman Royce.Hanna dan Alice tengah duduk di atas sofa dengan televisi yang menyala di depan mereka. Alice menekan tombol remote dan memindah-mindahkan saluran. Sementara Hanna, dia tengah mewarnai kukunya dengan sesekali bersenandung ria.“Bisakah kau diam!” ujar Alice dengan nada yang sedikit kesal.Hanna menatap Alice dengan kerutan halus di dahinya. “What's your problem, Alice?”Alice berdecak dan memutar bola matanya malas. “The problem is with you, Hanna. Bisakah kau diam? Kau sangat menganggu!”Hanna mengabaikannya. Lebih baik dia focus kembali mewarnai kukunya. Alice sangat tidak penting dan penuh basa-basi. Jika menurutnya Hanna menganggu, kenapa dia tidak pergi. Dia memiliki televisi di dalam kamarnya. Kenapa malah mempersulit keadaan.Tidak lama setelah perdebatannya dengan Alice. Terdengar suara seorang wanita dari acara gosip membawakan suatu berita. Di mana berita itu kini tengah viral dan tengah banyak diperbincangkan di seluruh infotaiment ataupun dunia maya.Hanna
Di sebuah kapal pesiar mewah tengah diadakan sebuah pesta besar. Para pengusaha kaya raya, pejabat, dan selebriti papan atas menghadirinya. Mereka berbaur, mengobrol, membicarakan mengenai bisnis dan lainya. Mereka tampak sangat akrab dan tidak ada kecangggungan sama sekali. Sangat berbeda dengan Clara yang sedari tadi hanya terdiam, dan selalu berada di samping Aland.Clara datang dengan mengenakan long dress berwarna putih yang terlihat sangat anggun ketika dia kenakan. Clara berjalan di samping Aland. Membuat semua sorot mata tertuju kepadanya. jujur saja, jika ini kali pertamanya Clara menghadiri sebuah pesta. Karena sebelumnya, jangankan datang pada sebuah pesta, Clara bahkan tidak pernah diperbolehkan keluar rumah sekalipun.Baru saja tadi pagi scandal Aland dengan Hanna beredar. Namun malam ini Aland malah datang dengan seorang wanita yang berbeda. Tentu saja itu akan membuat orang berpikiran macam-macam.Tiba-tiba seorang pria paruh baya menyambut Aland dengan sangat ramah. B
Clara terhenyak ketika seseorang tiba-tiba menarik pergelangan tangannya. Dia langsung menolehkan wajahnya dan membeliak ketika orang itu tak lain adalah Patricia. Patricia menyorot tajam ke arah Clara dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.“Kau- sejak kapan kau dekat dengan Aland Washington?” Namun Clara hanya diam dan tidak menjawab apapun. Dia hanya balik menatap Patricia dengan tajam. Clara memang tidak ingin bertemu dengan mereka, Dia belum siap. Namun bukan berarti Clara akan mengalah dan rela disiksa lagi seperti beberapa tahun kehidupanya yang lalu. Kini hidupnya sudah tidak berkaitan dengan Patricia ataupun anggota keluarga yang lain.Dia melepaskan cengkraman Patricia pada pergelangan tangannya. “Apa masalahmu, Patricia?” ucap Clara balik bertanya dengan nada yang sedikit pongah.Patricia membelalak mendengar jabawan dari Clara. Sejak kapan Clara berani menentang dan berkata seperti itu kepadanya. “KAU!” bentak Patricia seraya melayangkan satu tangannya ke arah pipi