Share

BAB 42. Tidak mau kuajak pisah.

“Mas! Tolong!”

“Lisa, cukup keterlaluan kamu! Mas, tahu kalau Rara salah, tapi tidak sepantutnya kamu melakukan ini padanya dan apa tadi kamu bilang aku ini sampah? Kamu ya, Lis, semakin nglunjak saja tidak ada hormatnya sama sekali pada suami!” jawab Mas Eko. Dicengkeramnya tanganku lalu dihempaskan dengan kuat sampai aku mundur beberapa langkah. Sakit sih, tapi aku coba untuk tahan.

“Kalau kamu bukan sampah lalu apa? Pemulungnya? Kan, aku sudah bilang berkali-kali bahwa hanya pemulung yang memungut sampah di jalanan. Mas tahu kan, apa maksudku?”

“Cukup Lisa! Kupingku pedes mendengar ucapanmu yang semakin tidak benar. Cincinnya sudah ada di tangan kamu, kan? Lebih baik sekarang kamu pulang lalu renungkan kesalahanmu,” pinta Mas Eko.

“Aku merenungkan kesalahanku? Sepertinya aku tidak punya kesalahan, Mas. Walau bagaimana pun juga yang namanya perempuan apalagi statusnya adalah istri, dia tidak akan pernah salah. Harusnya kamu yang ngomong seperti itu untuk diri kamu sendiri, Mas. Ngac
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status