Kini gadis itu sedang fokus menyetir dan ia tidak mengerti mengapa sekarang ia malah duduk bersama sebuah arwah yang tidak jelas asal usulnya dalam satu mobil.
"Jadi mau gimana nih?"tanya Aldira pada arwah itu.
"Biasanya kalo habis pulang kerja dia balik ke tempat yang kemarin,"sahut arwah itu
"Kasian amat hidup tu orang, gak bosan apa ke tempat yang sama mulu,"ledek Dira.
Arwah itu hanya diam dan tidak bergeming sedikitpun. Ia hanya melihat jalanan dengan tatapan kosong.
"Lu ngomong kek, diam mulu bosen nih gue,"ucap Dira.
Arwah itu kini menoleh dan hanya menatap Aldiria tanpa berbicara dengan tatapan yang kosong.
"Yaudah kalo gak mau ngomong, gak usah liatin gue gitu terus,"seru Aldira karna merasa risih.
Tak beberapa lama akhirnya berakhirlah masa membosankan itu. Aldira keluar lalu bersandar pada mobilnya menanti kehadiran seorang lelaki yang tidak lain adalah Alex.
Setelah beberapa menit menunggu dengan bosan, akhirnya sosok yang di tunggu muncul juga.
Tidak lupa lelaki itu membawa sebuah paket bunga seperti hari kemarin. Ia mengganti bunga kemarin yang sudah layu dengan bunga yang baru.
Lelaki yang bertubuh menjulang tinggi itu menatap cukup lama bunga tersebut, orang yang berlalu lalang pun berbisik-bisik sambil menoleh sesekali pada Alex.
Tiba-tiba perasaan iba dan tidak terima pun muncul pada benak Aldira, terpaksa ia mendekati lelaki itu dan kini ia berdiri di sampingnya.
Alex yang merasa ada seseorang di sebelahnya akhirnya menoleh sebentar.
Lalu berkata,"Lo anak magang tadi?"tanyanya memastikan dan kembali menatap bunga yang ia taruh di pinggir pagar itu.
"Hooh,"jawab Aldira santai dan melihat sekeliling orang yang sibuk berbisik-bisik tadi dengan tatapan tajam.
Orang-orang yang di tatap Aldira pun segera menjauh, karna tatapan gadis itu begitu tajam dan seperti tidak suka sehingga cukup menakutkan bagi siapapun yang melihatnya.
"Lo ngapain disini?"tanya Alex akhirnya menoleh pada gadis itu.
"Hah?"tanya Aldira terkejut lalu menoleh ke arah Alex.
"Lo ngapain disini?"ulang Alex lagi dengan nada sedikit kesal.
"Ouh, gue kebetulan mau pulang. Seharusnya gue yang nanya, lo ngapain disini?"ucap Aldira kembali bertanya padahal ia sudah tau jawabannya.
"Cari udara,"balas Alex dengan singkat.
"Ouh,"balas Aldira tak kalah singkat.
Jujur saat ini ia bingung bagaimana membantu orang tersebut untuk melupakan kenangan yang pernah menghiasi hari-harinya.
Aldira merasa canggung dengan suasana tersebut, ia lalu menggosok-gosokan ujung sepatunya di jalanan itu.
Alex lalu menoleh ke arah Aldira karena merasa terganggu dengan suara gesekan itu.
Karna merasa risih akhirnya Alex pun berbicara,"lo ngapain masih disini?"tanya nya dengan nada ketus.
"Ha? Anu ... itu ... iya yah, Ngapain gue disini,"sahut Aldira yang baru tersadar dari kegabutannya dan menghentikan aktivitas nya tadi.
Alex menaikan satu alisnya karena kebingungan akan tingkah Aldira yang sangat aneh.
Gadis itu pun berbalik ingin pulang tiba-tiba tangannya di tahan.
"Mau kemana?"
"Pulang,"sahutnya singkat.
"Hah?"tanya Alex bingung.
"Gue mau pulang,"ulang Aldira dan menoleh ke arah Alex.
Dan ternyata yang memegang tangan Aldira bukan Alex melainkan itu adalah Alleta.
"Penting gitu buat bilang ke gue kalo lo mau pulang?"sahut Alex dingin.
Aldira menatap Alleta kesal, bagaimana tidak karna membuat dirinya terlihat aneh.
"Gue mau pulang, lo gak pulang gitu?"ucap Aldira berusaha terlihat normal.
"Gak, gue betah disini,"jawab nya kembali menatap bunga itu.
Aldira lalu menoleh ke arah Alleta dan bertanya, "jadi gimana?"tanyanya dalam hati.
"Suruh dia pulang, karna dia bisa berjam-jam disini,"pinta Alleta.
Aldira merasa agak aneh menyuruh orang yang tidak di kenalnya untuk pulang, apalagi itu adalah atasan sementaranya selama ia menjalani masa magang.
Demi masalah ini berakhir terpaksa ia harus mengikuti nya. Aldira berjalan kembali mendekati Alex.
"Gak pulang?"tanya Alex bingung.
"Gak,"ucap Aldira singkat karna kesal harus melakukan ini.
"Lo kenapa sih?"ungkap Alex mulai mempertanyakan tingkah aneh gadis itu.
"Emang gue kenapa?"tanya Aldira.
"Lo tu aneh tau gak?"cetusnya.
"Idih, kayak lo sendiri beres aja,"ledek Aldira.
Lalu gadis itu duduk sambil memeluk kedua kakinya, di sampingnya Alex masih berusaha menahan emosi dengan tingkahnya.
"Lo sebenarnya ngapain sih?"ucap Alex berusaha menahan emosi.
Alleta hanya diam menyaksikan kejadian itu, jujur sebenarnya ia juga bingung akan tingkah Aldira yang seperti tidak mau membantunya.
"Gue nemenin lo aja disini, dari pada nanti lo kesambet gara-gara kelamaan ada di daerah ini,"sahut Dira
"Cih, gue bisa jaga diri tau gak?"ledek Alex.
"Hah? Apa apa jaga diri, idih ... cuih padahal pulang dari sini suka ngerasa pegel bagian leher sama ngerasa mual, kan?"balas Aldira meledek Alex kembali.
Alex sedikit terkejut sama pernyataan yang Aldira sebut, karena memang benar selama ini setelah ia pulang dari daerah itu pasti akan selalu merasakan apa yang barusan di katakan oleh Aldira.
"Kok lo tau?"ucap Alex.
Aldira berpura-pura tidak mendengarkan pertanyaan itu, karna dia tidak sengaja mengucapkan hal itu dan akhirnya malah memainkan kedua ujung sepatunya.
Karena kesal akan tingkah Aldira akhirnya Alex ikut menunduk agar sejajar dengan gadis itu.
Lalu ia menggenggam bahu Aldira, "Jawab pertanyaan gue tadi,"ulangnya.
"Ha?"tanyanya pura-pura tidak tahu.
Alex benar-benar merasa kesal saat ini hingga akhirnya ia memilih diam dan ikut duduk sambil memeluk kedua kakinya.
"Lo ngapain disini nemenin gue yang gak jelas, cuma diam ngelihat bunga di pinggir pagar berjam-jam,"ucap Alex memulai pembicaraan.
Alleta merasa agak tenang karena setidaknya Alex tidak merasa kesepian, dan akhirnya ada seseorang yang bisa berbicara dengannya.
"Gue gak suka aja orang kesepian,"jawab Aldira jujur.
"Nama lo siapa tadi?"tanya Alex.
"Aldira tapi panggil aja Dira,"sahut gadis itu.
"Ouh,"balas Alex singkat.
Lalu ia menoleh ke arah jam yang ada di tangannya, menunjukkan pukul 00.50 wib.
"Lo gak di cariin kalo pulang larut malam ke gini?"
"Enggak,"jawab Aldira jujur
"Kenapa?"tanya Alex kepo.
"Udah ah, mending lo pulang sekarang, terus bobo emang lo gak cape dari tadi udah banyakkk bangettt pake z bangetzz yang datang ke rumah sakit,"keluh Aldira.
"Lo kalo mau pulang yaudah pulang aja," kata Alex santai sambil berdiri.
"Gue gak bakal pulang kalo lo gak pulang,"tutur Aldira lalu dia bangkit berdiri.
"Emang lo siapa?"sindir Alex.
"Gue manusia kenapa emang? Gue tu gak suka orang kesepian tau gak? Makanya mending lo pulang terus tidur, gue cape tau gak dan bodohnya lagi gue tuh gak bisa ngebiarin orang sendirian,"jelas Aldira.
"Masalah buat gue?"sahut Alex.
Astaga sabar, tahan Aldira ingat lo harus nolongin orang. Gak boleh marah.Batinnya.
Kepo gimana kelanjutan nya?
Jangan lupa vote sama comment nya yah!
TBC
Tungguin terus yah kelanjutan cerita ini yah, author lagi ulangan nih jadi rada susah bagi waktu.
Tapi bakal aku usahakan buat update sesuai jadwalnya, jangan pergi dari cerita ini.
Sampai ketemu lagi, Pai²🖐🏻
Salam hangat dari author😘
Alex kini menatap wajah Aldira yang tengah menghela napas dengan kasar. Sebenarnya, entah mengapa ia juga merasa bersalah pada sosok perempuan di sebelahnya ini. Alex juga tidak suka bila merepotkan orang lain."Makasih,"gumam Alex."Ha?"tanya Aldira karna ia tidak mendengarnya dengan jelas."Yaudah pulang,"ujar Alex bangkit berdiri.Aldira tersenyum senang akhirnya ia akan segera bertemu dengan kasur nya.Gadis itu begitu bersemangat, saat bangkit berdiri ia tidak melihat lelaki itu sudah berada di depannya sehingga menabrak lengan kanan Alex yang keras."Aduh,"ucapnya spontan dan mengelus-elus jidatnya.Alex menoleh ke arah Aldira yang kini tengah menatapnya dengan kesal."Apa?"tanya Alex.Aldira hanya menghembuskan napasnya, karena memang ia yang salah tidak melihat Alex berada depannya."Kenapa diam? Mau pulang atau diam disini?"cetus Alex."Iya pulang,"jawab Aldira lemah ia lalu berjalan mengikuti Alex
Beberapa saat kemudian muncul lah sosok yang paling di tunggu oleh banyak anak magang itu."Halo,"Sapa nya ketika memasuki ruangan itu."Halo,"sahut anak-anak magang dengan antusias kecuali Aldira, ia malah memutar bola matanya dengan malas ketika tau siapa orang tersebut."Salam kenal saya Alex, semoga hari ini kalian dapat suatu pembelajaran,"ucapnya singkat.Tanpa banyak basa basi ia langsung berjalan dan diikuti oleh 10 anak magang yang teridiri dari 4 cowok dan 6 cewek termasuk Aldira dan Shuiyan.Shuiyan menarik lengan Aldira dengan semangat, dan kini mereka berdua berdiri tepat di belakang Alex.Sekarang mereka berada di ruang ICU dimana banyak orang sakit sedang berbaring dengan peralatan rumah sakit di sebelah mereka."Maaf menganggu waktunya, kami akan melakukan pemeriksaan,"ucap Alex meminta izin pada pasien itu."Kenapa hari ini ada banyak orang dok?" tanya lelaki muda itu terlihat seperti umur 21 tahun.
Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada yang berani berbicara seperti awalnya. Bahkan tidak ada yang berani menatap wajah Alex.Kecuali Aldira, ia terus memperhatikan gerakannya dan setiap ekspresi Alex yang menurutnya biasa saja tetapi menurut orang lain menakutkan.Setelah beberapa menit memeriksa dan mencatat apa yang mereka dapatkan, pembelajaran yang sangat membosankan bagi Aldira itu akhirnya berakhir.Aldira lalu maju memberikan catatanya dan catatan Shuiyan kepada Alex untuk di periksa, ia memberikan buku tersebut dengan santai."Nih,"ucapnya Aldira.Alex menatap buku itu dan melihat wajah Aldira dengan tatapan tidak suka."Apa?"tanya Aldira heran.Gadis itu lalu menyerahkan buku tersebut pada tangan Alex lalu berbalik. Namun Alex mencengkam pergelangan tangan Aldira dan membuat gadis itu kembali menatapnya.Kini Aldira menemukan mata Alex yang begitu tajam sedang menatapnya, rahang bawahnya terlihat bergetar d
Flashback onSeorang lelaki dengan sebuah jas yang menggantung di lengan kirinya sedang berjalan di pinggiran jalan, ekspresi lelaki itu tampak sangat kesal.Begitu kesalnya ia menampar sebuah tiang listrik yang berada di depannya. Ia lalu menarik tangannya karna merasa sakit dan menunjukan tangan nya sudah berwarna merah karena benturan keras itu.Lelaki itu mengoyang-goyangkan tangannya yang terasa sangat nyeri itu. Tiba-tiba sebuah uluran tangan yang hangat menyentuh tangan lelaki itu.Akibat sentuhan hangat yang kecil itu, membuah ia terkejut dan dengan cepat menarik tangannya."Lo gak apa-apa?"tanya perempuan itu.Sedangkan lelaki itu menatapnya dengan wajah seakan-akan tidak suka atas kehadirannya, ia lalu pergi menjauh dari perempuan itu. Namun perempuan itu berjalan dan mendekatinya."Nama gue Alleta, gue cuma mau nolong lo aja,"ucap gadis itu."Gue gak perlu bantuan,"jawab lelaki itu dingin lalu pergi.Alleta berlari menghadang jalannya, "Gue liat tadi tangan lo kesakitan, ka
Alex berjalan menuju ruangannya sambil menggosok-gosok kepalanya dengan frustasi. Ia tidak tahu kenapa hari ini ia bertingkah aneh sekali. Jantung nya yang selalu bergetar hebat ketika melihat Aldira.Ia duduk sambil meutup mata dan menaruh tangan kirinya di atas keningnya, berharap mendapatkan sebuah ketenangan.Tiba-tiba, ketika matanya tertutup muncul bayangan wajah Alleta. Ia membuka matanya dengan cepat berharap menemukan sosok yang ia rindukan.Alex menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan bersamaan dengan telapak tangan yang mengusap wajah nya.Di sisi lain, Shuiyan masih dengan penuh rasa curiga menanyakan semua pertanyaan yang ia pikirkan."Dira, lo ngapain sih? Jawab dong yang gue tanya tadi,"ucap Shuiyan sambil menggerak-gerakan tangan Aldira karena temannya hanya terdiam tanpa memberikan jawaban.Aldira yang merasa risih sekaligus merasa tidak enak karena menyembunyikan sesuatu dari Shuiyan, akhirnya ia memutuskan untuk menjawab."Iya gue jawab, tapi ini rahasi
Ketika sampai di pintu toilet Shuiyan menghentikan langkahnya."Kenapa?"tanya Aldira."Kita pergi aja,"ucap Shuiyan sambil menarik tangan Aldira menjauh dari tempat itu.Ketika sudah berada jauh dari tempat itu akhirnya Aldira bertanya pada Shuiyan karena ia bingung mengapa tiba-tiba gadis tersebut berubah pikiran."Lo kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"kata Aldira tanpa basa-basi."Gue heran aja gitu, kita gak tau apa yang sebenarnya terjadi gue jadi agak ragu gitu buat tolongin dia,"jelas Shuiyan."Maksud lo mungkin si cewek tadi ada sesuatu hal dengan sosok tadi yang kita gak tau?"tanya Aldira."Iya bener, gue ragu aja gitu takutnya entar malah kita lagi yang ada dalam bahaya,""Nah iya, gue juga mau bilang kek gitu. Gue heran aja ruangan itu kayak udah gak pernah dipakai dan yang jadi pertanyaan gue, dia bisa dapat kunci ruangan itu dari mana?"tutur Aldira."Rumit yah ... ehh jangan-jangan ini kek yang di film atau cerita biasanya, si cewek dan cowok itu punya misi rahasia terus ce
"Kayaknya kita harus pergi dari sini sekarang,"ujar Aldira.Mereka berdua berjalan dengan langkah yang cepat, kembali memasuki area rumah sakit dan diikuti oleh Alleta yang berada di tengah mereka berdua.Aldira masih menggenggam ponselnya dengan erat, sementara Shuiyan berjalan sambil sesekali menolehkan kepalanya ke arah belakang takut ada sosok yang tidak mereka inginkan mengikuti."Shuiyan, lo tau siapa orang yang nyimpan semua data anak magang gak?"tanya Aldira."Setau gue guru pembimbing kita aja, emang kenapa?"Aldira tampak berpikir, ia sibuk dengan apa yang sedang dia pikirkan saat ini dan mengabaikan pertanyaan Shuiyan."Disini pasti ada ruang untuk mantau cctv, kan?"tanyanya."Kayaknya ada deh, kalo gak salah di lantai bawah ada kayak post khusus untuk mantau gitu,"ucap Shuiyan sambil mengingat-ingat."Kita ke sana sekarang!"kata Aldira.Ia berjalan dengan langkah cepat menuju ke lantai bawah. Ketika mereka sampai pos itu kosong tidak ada tanda-tanda orang yang berada di te
Aldira dan Shuiyan tersenyum mendengar ucapan Alex. Jika ia merasakan ada sesuatu yang aneh maka sudah pasti ia akan membantu mereka menemukan siapa orang tersebut."Jadi rencananya kalian mau mulai dari mana?" ujar Alex."Biasanya siapa yang suka megang kunci asli sama cadangan buat setiap ruangan?" tanya Aldira."Biasanya yang punya kunci semua ruangan itu penjaga rumah sakit, kadang kunci cadangan ruangan juga bakal dikasih ke dokter yang kerja lembur otomatis cuma mereka yang punya kunci asli sama kunci cadangan," tutur Alex. Aldira tampak sedang berpikir, begitu juga dengan Alex."Yaudah gini aja nanti malam kita lembur," kata Alex."Ha? Yang bener ma ... masa lembur?" tanya Shuiyan terbata-bata."Kalo kalian mau cari tau apa yang sebenarnya terjadi, kita harus lembur untuk melihat apa yang bakal dia lakuin selanjutnya di ruangan itu," jawab Alex."Gak semudah itu," ucap Aldira.Alex dan Shuiyan menatap heran menanti penjelasan ke arah Aldira. "Kita bisa liat sendiri, kayak yan