Share

Bab 8 Hinaan Untuk Anak Yang Melanjutkan Pendidikan

“Astaghfirullah, kok, bisa, ya, ibu masih membela menantu yang udah jelas-jelas ngelukain istrinya sendiri, anak ibu!” sergahku sambil mendobrak pintu kamarnya.

“Dek.” Bang Haris berusaha mencegahku untuk tak terpancing emosi menghadapi ibu.

“Cukup, Bang, aku muak dengan perlakuan ibumu ini, aku mau ke luar dari rumah ini sekarang juga!”

“Oh, sana kau minggat dari rumahku ini! Gak sudi aku punya menantu macam kau! Wong kere! Keluargamu, pun, semua orang melarat!”

“Astaghfirullah.” Rasanya air mata ini sudah kering karena selalu saja tumpah akibat ucapan-ucapan ibu mertuaku yang sangat menyayat hati.

“Dek! Tunggu, Dek! Kamu mau ke mana?” Bang Haris berusaha mengejar dan menahanku untuk tak ke luar dari rumah itu.

“Aku mau ke luar dari rumah ini sekarang,” ucapku sambil membenahi bajuku serta baju Masno.

“Gak mungkin kita pergi di saat seperti ini, Dek. Bapakku masih butuh bantuan kita.”

“Aku rela memasakkan makanan untuk bapak, Bang. Tapi aku udah gak tahan hidup seatap dengan cacian d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status