Share

Bab 7 Ibu Suka Memuji Menantu Lelakinya

“Jefri ....! Tolong ... tolong!” teriakku melihat kejadian di depan mataku. Hana yang terkapar segera diangkat oleh warga yang datang saat mendengar suaraku.

“Owalah, Gusti, neng opo iki anak wedokku,” (Owalah, Tuhan, kenapa ini anak perempuanku). Ibu mertuaku sangat khawatir melihat Hana belum sadar juga setelah berada di dalam rumah. Aku masih belum berucap akan apa yang sebenarnya terjadi hingga bang Haris datang dengan motor jadulnya.

“Bu, Hana kenapa? Kok bisa pingsan di halaman rumahnya?” tanya suamiku. Saat itu aku masih diam. Kulihat raut cemas dari wajah Jefri. Sesekali dia menatapku seolah memberiku isyarat untuk tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Hana dilempar sepeda sama Jefri, Bang.” Di situ hanya ada kami sekeluarga, tidak ada orang luar ataupun warga lain yang membopong Hana pulang. Mereka semua sudah pulang setelahnya.

“Apa maksudmu, Dek?” tanya Bang Haris.

“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Jefri, lah, yang melempar Hana dengan sepeda ontel
Wulan Sweemo

Happy reading my reader. Moga terhibur dan bisa ambil manfaat dari bab ini, ya!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status