Home / Romansa / Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun / PERMINTAAN MENYUSUN RENCANA

Share

PERMINTAAN MENYUSUN RENCANA

Author: Aya Subagyo
last update Last Updated: 2025-08-26 10:22:05

"Kau? Sensual? Hei! Dengar! Jika kau menganggap dirimu seperti itu, mungkin kau sudah punya seseorang yang bisa disebut pasangan. Sekarang katakan! Apa ada laki laki yang pernah menyatakan perasaannya padamu? Tidak kan? Itu karena kau tidak ada apa apanya dibandingkan dengan Para Gadis di luar sana." Daniel menatap aneh pada Ariana.

Muka Ariana kini semakin memerah. Daniel seharusnya tidak perlu membawa bawa kehidupan pribadinya dalam pertengkaran rutin ini. Selama beberapa detik, Ariana terdiam.

Daniel melipat kedua tangannya di depan dada dan mengangkat dagunya pongah, merasa menang.

"Kau tidak perlu mengingatkanku, kau tahu?" Ariana kini kembali mengangkat wajahnya dan berusaha untuk mengeluarkan tatapan paling jahat yang bisa ia berikan pada sesama mahluk hidup. Tapi ia sendiri tahu ia tidak berhasil.

Ariana tahu ada setitik air mata yang menggenang. Dan ia tahu wajah panasnnya mengundang air mata.

Detik itu juga, ketika tatapan dengan luka itu memandang Daniel. Daniel tahu ia tel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   PERMINTAAN MENYUSUN RENCANA

    "Kau? Sensual? Hei! Dengar! Jika kau menganggap dirimu seperti itu, mungkin kau sudah punya seseorang yang bisa disebut pasangan. Sekarang katakan! Apa ada laki laki yang pernah menyatakan perasaannya padamu? Tidak kan? Itu karena kau tidak ada apa apanya dibandingkan dengan Para Gadis di luar sana." Daniel menatap aneh pada Ariana.Muka Ariana kini semakin memerah. Daniel seharusnya tidak perlu membawa bawa kehidupan pribadinya dalam pertengkaran rutin ini. Selama beberapa detik, Ariana terdiam.Daniel melipat kedua tangannya di depan dada dan mengangkat dagunya pongah, merasa menang."Kau tidak perlu mengingatkanku, kau tahu?" Ariana kini kembali mengangkat wajahnya dan berusaha untuk mengeluarkan tatapan paling jahat yang bisa ia berikan pada sesama mahluk hidup. Tapi ia sendiri tahu ia tidak berhasil.Ariana tahu ada setitik air mata yang menggenang. Dan ia tahu wajah panasnnya mengundang air mata.Detik itu juga, ketika tatapan dengan luka itu memandang Daniel. Daniel tahu ia tel

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   TAMU YANG TIDAK TAHU DIRI

    Dan dua bilah pintu alumunium itu menutup sebelum Ariana sempat menanyakan siapa atau kenapa mereka bisa masuk ke kamar Ariana? Atau jangan jangan, Ariana hanya salah pendengaran saja? Karena sepertinya tidak mungkin ada tamu yang langsung masuk ke dalam rumah jika tidak ada Tuan Rumah. Kecuali, orang yang tidak memiliki sopan santun tentunya. Ariana memikirkan hal tersebut, sampai pintu lift yang dinaikinya, terbuka. Kemudian, dia melanjutkan langkahnya untuk memasuki apartemen miliknya.Sebuah bangunan yang disebut ‘rumah’ saat dunia mencoba menghajarnya habis habisan. Sebuah tempat, untuk melepaskan lelah, ketika di luar sana Ariana harus melawan segala hal yang berlawanan dengan pikirannya.Namun, saat Ariana baru saja membuka pintu, dia melihat sosok bayangan yang menurut Ariana sangat mustahil untuk berada di dalam apartemennya. "Kau punya koleksi vas yang bagus, Smith." Sebuah suara menggema di telinga Ariana.Suara yang sangat ingin dia hindari saat ini. Suara yang menyeret

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   SEBUAH HARAPAN YANG AKHIRNYA DIKECEWAKAN

    Ariana sedang bersiap siap keluar dari mobil yang mengantarnya pulang dari lokasi syuting saat ia menerima telepon dari Helena. Ariana yang sedetik sebelumnya masih mengucapkan terima kasih sambil tersenyum ramah pada supir mobil agency itu, dalam sekejap langsung mengubah ekspresinya.Kerutan berlipat lipat ada di keningnya, ketika kalimat demi kalimat yang ia cerna dari lawan bicaranya di ujung sana. Ariana bisa merasakan jika migrainnya yang selama ini telah hilang, kini seperti kambuh kembali. "KATAKAN SEKALI LAGI!" Ariana tidak bermaksud membentak, dia hanya tidak mengerti dengan pendengarannya yang rasanya sering mengelabuinya seharian ini. Karena, seakan ia belum cukup merasa cemas dengan cerita masa lalunya, hari ini setiap kali ada orang yang berbisik bisik sambil menatap ke arahnya, telinganya seperti selalu menangkap kata kata mutiara yang terdengar seperti murahan, jalang, dan ya… kosa kata baru, bitch. Ariana sungguh sungguh tidak ingin memikirkannya. Atau mempedulikan

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   SEBUAH AWAL YANG SANGAT MENARIK

    "Bukankah akan menarik jika kita membuat seakan akan Ariana Smith adalah seseorang yang sangat spesial yang bisa menaklukkan hati seorang Daniel Collins? Mengerti maksudku?” Balas Daniel dengan tanpa beban sama sekali. Helena tanpa sadar mengangguk angguk, karena yah... untuk beberapa alasan. Para Fans rasanya jauh lebih mudah menerima kisah cinta lokasi, daripada kisah cinta rahasia yang tiba tiba terbongkar begitu saja. "Oh Cerdas sekali!” Lantang Darren atas pertanyaan Daniel. “Dan ini akan menguntungkan promosi film Unconditional Love!" Darren mencoba kembali masuk ke arena diskusi. "Tapi tidak semua fansmu, adalah mereka yang bersikap mendukung atau sekedar netral tentang kisah percintaanmu." Alex masih terlihat keberatan, tapi tidak sengotot seperti kalimat kalimat sebelumnya. "Kalau begitu tidak perlu membuat semacam konfirmasi atau pernyataan yang jelas. Kau tahu, kami bisa saling flirting, terlihat saling jatuh cinta, sambil memberi jawaban ambigu pada khalayak." Lagi lag

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   SEBUAH JAWABAN DARI PERMASALAHAN PANJANG

    Mengapa Daniel harus mencium Ariana di depan ribuan kamera?Pemuda berambut coklai itu mengembalikan pikirannya ke tempat seharusnya, dan berusaha mendengarkan apa yang Alex Taylor katakan."Ini bukan sesuatu yang terlalu besar. Jika kita biarkan berlalu, mereka tidak akan lebih dari sekedar percikan api kecil yang kemudian dilupakan."Tetapi entah mengapa Daniel ingin berargumen bahwa kejadian semalam sama sekali tidak layak jika hanya diumpamakan seperti percikan api kecil. Daniel lebih berpikir bahwa ciuman semalam terasa seperti kembang api yang meledak ledak. Daniel ingin memperbesar percikan itu, hingga meledak seperti kembang api.Tapi itu bukan sesuatu yang perlu diributkan untuk saat ini. Terutama ketika Daniel mendengar ketukan sopan di pintu dan Zidane muncul dengan secangkir espresso di tangnnya. Daniel tidak mengenali merk yang ada pada cangkir kopi yang dibawa Zidane, tapi persetan soal merk. Dia butuh kafein sekarang juga. Jika tidak, ia tidak akan punya kesempatan un

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   PERTANYAAN PERTANYAAN YANG BERTERBANGAN

    "Aku hanya ingin membuat dia lebih menarik." Ucap Daniel dengan seringai yang belum hilang dari wajahnya, kemudian dia mengambil alih kuasa handle pintu lalu membukanya sebelum Helena sempat memberinya ancaman lain lagi."Ah! Tuan Collins! Selamat datang. Kami sudah menunggumu. Silahkan duduk." Sapa Seseorang yang Daniel belum ketahui siapa namanya. Ketika dia telah memasuki ruangan.Sekilas, mata Daniel memindai sekeliling isi ruangan. Dia melihat dengan sangat jelas ada meja besar di depannya. Daniel berasumsi bahwa pria yang kini duduk di belakang meja besar dan terlihat sangat bangga akan meja besar serta tulisan jabatan di atas meja itu sebagai publik relation di perusahaan ini. Ia berdiri, menghampiri Daniel dan mengajaknya bersalaman. Sekarang Daniel tahu, siapa nama laki laki yang menyalaminya kini, Darren Johnson.Daniel tahu orang ini menyebalkan, dan dia sangat tahu bahwa level menyebalkan orang ini berada jauh di bawahnya. Maka menurutnya jabat tangan tidak akan begitu mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status