Share

Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun
Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun
Penulis: Aya Subagyo

PROLOG

Penulis: Aya Subagyo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 10:30:36

"Oke. Ini adalah hari terakhir syuting... uhmmm..." Rafael selalu benci bagian ini. Dia tidak pernah pintar memberikan kata kata terakhir yang memotivasi, atau setidaknya sedikit berkesan di hati. Tidak pernah ada yang bilang padanya bahwa ketika ia menjadi sutradara ia tetap harus berhadapan dengan publik, memberikan sepatah dua patah kata di depan banyak orang.

Tentu, Rafael bisa memerintah dan memberikan instruksi dengan baik selama itu berhubungan dengan scene di filmnya. Tapi inti dari dia berhenti dari kelas akting bersama Ariana yang tidak lain adalah sepupunya sendiri yaitu untuk menekuni pekerjaan sebagai sutradara dan berada di belakang layar, yang artinya ia bisa tetap terlibat dalam produksi film tanpa harus berhadapan dengan terlalu banyak sorotan.

Rafael mendengar kekehan jahil Ariana di sebelahnya.

"Oke… ini akan memakan waktu lama, jika kalian menunggu Rafael menyelesaikan pidatonya." Ariana tahu ia mungkin akan dianggap tidak sopan memotong pidato 'singkat' Rafael, Sang Sutradanya yang dengan kata lain orang yang telah mempekerjakan dirinya di film ini, tapi melihat wajah Rafael memerah sambil berusaha memberikan tatapan kematian ke arahnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Ariana bangga pada kemampuannya untuk menjadi Seorang Penganggu.

"Apapun itu, terserah kau! Intinya, kalian sudah bekerja dengan sangat keras." Ucap Rafael sambil menyisir rambutnya ke belakang, dia melakukan itu karena gugup. Lalu, dia kembali menatap ke arah seluruh artis dan crewnya. "Saya menghargai kerja keras kalian dan semoga mereka yang menonton film ini juga dapat memberikan penghargaan yang sama. Terimakasih." Ujarnya sambil menutupnya dengan senyum tipis yang berkesan kikuk.

Kemudian, tepuk tangan membahana di seluruh ruangan, Rafael tidak bisa melihatnya karena Ariana memeluknya dengan sangat erat sekali sambil mengacak acak rambutnya.

"Kau telah melakukan kerja yang sangat baik, Rafael!" Ujar Ariana yang kini sedang memberikannya pelukan rasa cekikan pada Rafael. Ariana melakukan itu sambil tertawa dengan sangat bahagia sekali.

Rafael akan terus mengingatkan dirinya bahwa meskipun Ariana seorang Perempuan dan cukup kurus, ia punya tenaga yang cukup besar. Sayangnya, Ariana sendiri terkadang lupa soal hal itu.

"Sial! Aku kekurangan Oksigen!" Teriak Rafael sambil menjauhkan dirinya dari Ariana dan bernafas dengan terengah engah.

Rafael bisa mendengar tawa dan beberapa kikikan geli. Rafael sejujurnya sangat kesal dengan tingkah Ariana yang terkadang bisa menjadi maniak ketika terlalu senang. Tapi yah... dia tidak bisa bohong kalau dia juga bahagia saat ini.

Jadi, baiklah. Sepertinya sesekali membiarkan Ariana memeluknya seerat itu tidak terlalu buruk.

Tiba tiba saja Rafael merasakan tepukan ringan di pundaknya. Ketika berbalik, dia menemukan senyum dingin di wajah Daniel Collins. Salah satu pemeran utamannya dalam film ini. Atau bisa juga dikatakan, lawan main dari Ariana Smith.

"Kerja bagus, Rafael Smith." Ucap Daniel Collins dengan nada dingin tetapi tetap menyiratkan ketulusan.

Rafael tersenyum lebar dan menyambut jabat tangan dari pria itu. Lalu, pemuda rambut coklat itu berdehem ringan, menatap Ariana yang kini berdiri di belakang Rafael.

Ariana berdiri terkaget kaget melihat seorang 'Daniel Collins' mendatangi sutradaranya lebih dulu dan memujinya? Benarkah?

Ini hanya berarti dua hal, jika Daniel tidak baru saja terbentur sesuatu atau ia mungkin mendapat kabar bahwa esok kiamat dan memutuskan untuk bersikap sedikit lebih manusiawi sebelum mati? Entahlah.

Rafael menyingkir sedikit, membiarkan Daniel dan Ariana memiliki sedikit ruang. Selama beberapa saat seluruh nafas di ruangan itu seperti terhenti. Semua perbincangan seperti masuk ke mode mute.

Ini bukan tanpa alasan, hal ini menjadi begitu luar biasa.

Karena sebagai lawan main di sebuah film yang memakan waktu produksi cukup lama, dua orang ini tidak pernah terlihat akur. Biasanya untuk film film sebelumnya, Rafael lebih dipusingkan oleh tuntutan ini dan itu dari Produser. Namun untuk film ini, entah bagaimana sebagian besar stres Rafael terpakai untuk memastikan bahwa dua aktor utama di filmnya tidak mulai saling bunuh begitu kamera berhenti merekam mereka.

Sungguh! Rafael sangat menghargai profesionalisme mereka di depan kamera, tapi alangkah bersyukurnya Dia jika dalam sehari saja, dirinya bisa melakukan pengambilan film dengan tenang tanpa mendengarkan perdebatan antara Daniel dan Ariana.

Daniel menegakkan sedikit postur tubuhnya, dia berdiri menatap Ariana dengan tatapan dingin yang sama seperti biasanya. Dan jangan lupakan! Tatapan dengan kadar kebencian yang entah kenapa rasanya hanya ia tujukan pada Perempuan yang ada di depannya ini.

Ariana pun menatap balik dengan sedikit api kemarahan serta sedikit rasa penasaran.

Daniel menarik nafas dengan berat dan mulai berbicara, "Kau juga tak begitu buruk, Smith." Jangan lupakan, seringaian tipis menghiasi wajah tampannya yang nampak selalu menyebalkan di mata Ariana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   GENGGAMANMU ADALAH RASA TENANGKU

    Daniel menarik nafas panjang. Melihat ke arah Ariana yang sedang tertidur cukup pulas, membuatnya ingin ikut menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil pula seperti yang Ariana lakukan. Daniel pun menempelkan punggungnya ke sandaran kursi mobil yang sedang dikendarai oleh Zidane.Daniel tidak menyangka jika posisi yang dia ambil saat ini benar benar membuatnya sangat nyaman. Daniel mencoba menutup matanya. Berharap hal itu dapat memberikannya ketenangan dalam amukan emosi yang menyala di dalam hatinya.Namun tiba tiba, Daniel merasakan ada sebuah benda yang cukup berat, menempel di pundaknya. Daniel segera membuka kedua matannya dan melihat bahwa itu adalah kepala Ariana. Yah, tanpa sadar Ariana menyandarkan kepalanya di pundak Daniel.Daniel ingin memindahkan kepala Ariana. Namun sedetik kemudian, Daniel mengurungkan niat itu. Dia malah mengamati Ariana dan membelai surai hitam dari gadis yang sedang tertidur tersebut.Daniel memanfaatkan kaca spion untuk melihat posisi mereka kali ini. Da

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   SUATU SAAT AKU AKAN MENINGALKANMU

    Ariana terkejut atas perlakuan Daniel yang menurutnya, ini terlalu manis. Hingga, sedikit menimbulkan kecurigaan pada pikiran Ariana sendiri. Apakah di dalam mobil ini ada kamera?Jika ada, dimana letak kameranya? Jika tidak, untuk apa Daniel memeluknya dan mencoba menenangkannya? Sedangkan tidak ada satu orang pun yang melihat sikap mereka kecuali Zidane.Jujur. Otak Ariana ingin terlepas dari pelukan Daniel. Tetapi jiwa dan tubuhnya enggan melakukannya. Pelukan Daniel terasa hangat dan menenangkan. Hal itu membuat Ariana ingin semakin mengeratkan pelukannya pada Pria itu.Tapi untungnya, logikanya masih berkerja! Ariana tidak mungkin melakukan hal konyol seperti itu meskipun dari dalam hatinya sangat ingin melakukannya.“Kenapa kau tidak cerita?” Daniel bertanya dengan nada yang lirih tapi cukup di dengar oleh Ariana.Ariana mendongak menatap wajah Daniel dengan ekspresi tidak mengerti. “Cerita tentang apa?”“Tentang Si Brengsek Addison.” Jawab Daniel seolah menahan amarahnya.Aria

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   PELUKLAH AKU JIKA ITU YANG KAU BUTUHKAN

    Belum ada sepuluh langkah Ariana dan Helena menapakan kakinya di halaman luar studio, Para Wartawan langsung menyerbu mereka layaknya barang yang perlu diperebutkkan. Helena berteriak mengancam Para Wartawan yang mencoba mendekat ke Ariana, namun sayangnya, hal itu sama sekali tidak memberikan perubahan apapun.“Bagaimana perasaan Anda saat berada satu panggung dengan Tuan Addison?”“Apakah Tuan Collins tidak keberatan jika Anda berkerja dengan seseorang yang memiliki masa lalu dengan Anda?“Apakah Anda sengaja mengikuti acara ini untuk menemui Tuan Addison?”“Jika hubungan Anda dan Tuan Collins serius, seharusnya Anda menolak dipasangkan dengan Tuan Addison. Lalu mengapa Anda melakukan ini?”Pandangan Ariana mulai berkunang kunang karena mendengar berbagai pertanyaan yang cukup menyanyat hatinya. Di tambah lagi, jepretan flash kamera benar benar mengganggu indra penglihatannya. Beruntung, Helena memeluknya erat untuk menguatkannya.Sialnya! Ponsel Helena berdering! Mau tidak mau, Hel

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   KAU TELAH MENYENTUH HATIKU YANG PALING DALAM

    Akhirnya, Daniel mengerti sekarang dari mana senyum sendu milik Ariana datang."Mungkin sedikit terlambat menanyakan ini.” Zidane memecah kebisuan mereka berdua. Sebab, Daniel langsung diam seribu bahasa setelah melihat video di situs porno itu. “Mungkin kau bertanya tanya mengapa aku terlihat sangat panik sejak pertama kali kau mencium Nona Smith. Apakah sekarang kau sudah mengerti alasannya?"Daniel menghela nafasnya. Lalu memasukan oksigen sebanyak banyaknya ke dalam diafragmanya sebelum memberikan jawaban pada Zidane. "Karena Aku mengundang masalah yang lebih besar dari yang apa yang aku bayangkan."Zidane menyunggingkan senyum serba tahunya yang biasanya akan membuat Daniel mengancam memotong gajinya. Meskipun Zidane tidak pernah merasa terancam karena ia tahu Daniel tidak akan cukup berani memtong gajinya. Tapi kali ini Zidane benar.“Baiklah!” Daniel mencoba untuk tersenyum. “Mungkin lain kali Aku akan meng-google soal seseorang yang akan kucium terlebih dahulu."Zidane tertaw

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   AKHIRNYA AKU MENGERTI ARTI SENYUMANMU

    “Ketika Pelakor tidak tahu diri?" Daniel membaca salah satu judul artikel dengan nada yang cukup kaget.Di dalam artikel digital yang dibaca Daniel, terdapat gambar dimana seorang gadis yang sepertinya Ariana sedang terjebak dalam ciuman dengan seorang pria yang terlihat lebih dewasa dan besar, yang sangat mirip dengan Andrian Addison. Berlokasi di dinding salah satu bar murah di kawasan Canal Street. Sepertinya, Daniel pernah syuting di sekitar lokasi itu. Kelihatannya foto artikel ini diambil sekitar tiga belas tahun yang lalu, tapi tidak banyak yang berubah. Dalam foto tersebut, Keduanya terlihat tenggelam dalam ciuman yang sangat panas. Daniel mengabaikan rasa gerah yang tiba tiba menjalari tubuhnya. Ia berusaha fokus dan mencoba untuk tidak membayangkan dirinya melakukan hal yang sama pada Ariana.Dan Daniel tidak cemburu, tentu saja. Untuk apa ia cemburu pada kekasih lama Ariana? dia juga bukan kekasih Ariana? Kenapa harus cemburu? Daniel tidak cemburu. Dia hanya tidak suka j

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   MENCOBA MEMBUKA TABIR MASA LALU

    Daniel tidak mengerti kenapa ekspresi Zidane langsung berubah seketika, saat dia mengucapkan kalimat yang terakhir. Apakah Zidane berpikir jika dia cemburu pada Andrian Addison? “Kenapa wajahmu langsung berubah seperti itu? Ayolah! Aku dan Ariana tidak benar benar serius dalam menjalin hubungan. Apa kau takut jika aku cemburu ketika mengetahui Addison adalah matan pacar Ariana?” Tanya Daniel dengan sangat percaya dirinya.Ya, meskipun Daniel cukup terkejut jika Ariana memiliki masa lalu dengan seseorang, apalagi seorang Andrian Addison. Tapi percayalah! Jika Daniel bukanlah tipe Pria yang pencemburu. Lagi pula, setiap manusia pasti memiliki masa lalu."Astaga!” Desah Zidane yang menanggapi perkataan Daniel yang menurutnya terlalu over percaya diri. “Apakah kau benar benar tidak pernah mendengar skandal ini?""Tidak." Jawab Daniel enteng. "Skandal apa?"Zidane mendesah pasrah begitu dramatis, lagi. Melihatnya seperti itu, Daniel ingin sekali melempar sepatu ke wajah Zidane. Menurutnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status