Share

Air Mata Dilan

Aku menggigit bibir seraya berusaha tetap dengan mode yang sama ketika menyadari lelaki yang lebih pantas menjadi ayahku itu menarik selimut dan menutup tubuhku, lalu menurunkan suhu air conditioner karena ruangan tempatku dirawat memang terasa terlalu dingin.

Tidak kupungkiri ada rasa nyaman ketika berada di dekat Dokter Ibrahim, merasa seperti menemukan sosok seorang ayah yang selalu berusaha melindungi putrinya.

Beruntung sekali Humaira dan Hafizah, karena memiliki ayah sebaik serta sempurna seperti Dokter. Tidak seperti diriku yang tidak pernah dipedulikan oleh kedua orang tuaku, malah terkesan dibuang oleh mereka.

Malam kian menampakkan keheningan. Aku membuka mata, dan ternyata jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka satu dini hari. Aku mendengar suara dengkuran halus seorang lelaki dari arah sofa, dan ketika aku lihat ternyata Dilan sedang berbaring sambil melipat tangan di dada.

Ah, gara-gara pura-pura tertidur untuk menghindari bersitatap dengan Dokter Ibrahim, aku malah te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status