Share

Mati Meninggalkan Hutang

Kedua bola mata wanita berambut sebahu itu membeliak menatapku, lalu dia menangis meraung-raung membuat api amarah kian berkobar.

Stres menghadapi sifatnya yang sudah seperti orang tidak waras. Bisa ikut gila aku kalau begini terus.

"Sudahlah, Bu. Jangan ditangisi seperti itu. Adel sudah mati. Dia sudah menyusul Dedek!" sentakku lagi.

Ibu menggeleng. Dia tetap saja tidak mau berhenti menangis, malah kian menjadi dan terus saja memanggil nama Adelia.

Hingga akhirnya aku lebih memilih pergi meninggalkan dia yang sedang menangis sendirian, mencari ketenangan jiwa juga kepingin istirahat, dan kembali ke rumah setelah pagi hari.

Tok!

Tok!

Tok!

"Assalamu'alaikum!" Baru saja hendak mengenyakkan bokong di sofa, terdengar suara ramai-ramai orang mengucap salam.

Sepertinya masih banyak tamu yang ingin melayat meski jenazah Adelia sudah dikebumikan.

Segera keluar untuk membukakan pintu, mempersilahkan rombongan ibu-ibu berdandan cetar membahana itu masuk dan mempersilahkan mereka duduk.

"Say
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
Author, di bab sebelumnya ditulis nama suami Adel : Ardan. Kok sekarang jadi Erwin???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status