Share

Bab 167

Author: Celine
Dia melihatku dengan tenang, tidak langsung menjawab.

Aku tahu, ini jawabannya.

Inilah pria yang kucintai selama delapan tahun. Di keadaan berbahaya seperti ini, dia memilih untuk mendorongku ke depan jadi tameng.

Ironis sekali.

Aku mundur selangkah, melihat tiga orang di depanku, ayah mertuaku, ibu mertuaku dan juga Ardi. Tiba-tiba aku menyadari betapa bodohnya aku.

Selama tiga tahun, aku berusaha sekuat tenaga untuk diterima di keluarga ini, tapi aku tidak tahu dari awal, mereka sama sekali tidak pernah menganggapku keluarga mereka.

Aku tersenyum pahit dan berkata, "Sepertinya ada yang salah, Dokter Ardi. Meminta seorang wanita yang sudah mau cerai denganmu menanggung kesalahanmu, apa nggak salah?"

Begitu mendengar kata "cerai", semua orang tertegun, Ardi juga langsung berkata, "Raisa, kamu sudah gila?"

"Aku gila?" Aku menatap Ardi, lalu melihat kedua mertuaku dan berkata dengan tenang, "Aku hanya mau memberi tahu semua yang ada di sini. Aku juga sangat mengkhawatirkan Dokter Ardi, t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 458

    Ibu mertuaku tiba-tiba berbalik, raut wajahnya yang angkuh dan bangga, kini lenyap seketika.Dia bergegas ke arahku, lalu berujar dengan buru-buru dan gelisah, "Berapa banyak uang yang ditransfer Ardi padamu? Dia kirim uangnya padamu malam ini?""Itu …." Wajahnya tiba-tiba mendekat ke arahku dan mengejutkanku. Aku secara alami menghindar darinya.Namun, aku tak bisa menahan diri dan bertanya-tanya. Sepertinya ibu mertuaku tidak tahu tentang uang yang ditransfer Ardi padaku, kalau tidak, dia tidak akan begitu terkejut. Akan tetapi, dia bilang aku telah menggelapkan sejumlah besar kekayaan Keluarga Wijaya. Kalau bukan karena uang triliunan itu, ada hal lain apa lagi?Namun, aku belum menerima properti lainnya. Aku baru saja menerima uang triliunan malam ini. Aku sebenarnya tidak menginginkan uang ini dan ingin segera mengembalikannya pada Ardi. Hanya saja, aku tidak bisa mengirimnya karena adanya batas transfer harian.Besok pagi aku akan pergi ke bank dan mencari cara untuk mengembalika

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 457

    "Masalah keuangan?" Aku tertegun sejenak, lalu menyadari apa yang terjadi.Pagi ini, ibu mertua meneleponku dan memarahiku karena telah memanfaatkan Keluarga Wijaya, mengatakan aku sedang merencanakan sesuatu pada mereka.Aku masih tidak tahu keuntungan apa yang telah aku ambil dari Keluarga Wijaya.Apakah Nyonya Larasati mendatanginya untuk membuat keributan?Tepat saat aku hendak bertanya, pintu kamar tidur terbanting terbuka. Ardi pun bergegas keluar.Pakaian rumahnya yang kusobek, telah diganti dengan setelan jas dan kemeja. Dia tampak bersiap-siap untuk keluar. Dia masih menggenggam ponselnya sambil berbicara dengan orang di ujung telepon, "Apakah kamu masih belum tidur?"Kenapa dia keluar selarut ini? Apakah ada sesuatu yang penting?Ibu mertuaku yang duduk di hadapanku, berdiri dari sofa sambil mengerutkan alisnya. "Ardi, sudah larut malam begini, kamu masih ada urusan?""Ya, aku mau keluar." Ardi mengangguk, dia seakan sedang menatap ibu mertuaku, juga sedang menatap ke arahku.

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 456

    Itu suara ibu mertuaku.Pikiranku lekas terjernihkan dari kekacauan, aku segera mengalihkan pandanganku dari perut Ardi dan melepaskan cengkeramanku di bajunya.Namun, begitu aku melepaskan ujung baju Ardi, tubuhku terhuyung dan miring ke samping.Ekspresi Ardi berubah, dia buru-buru menjauhkan diri dariku. Akan tetapi, tepat saat aku hendak turun dari sofa, dia mengulurkan tangan dan meraih bahuku.Pipiku menempel di lekuk lengannya, saat aku sedikit menundukkan kepala, aku merasakan sentuhan dadanya yang berotot. Aroma kering tubuhnya berpadu dengan aroma cedar yang segar, menciptakan aroma aneh yang membuatku gelisah tak terkendali. Napasku pun menjadi memburu.Semuanya terasa aneh malam ini. Pertama-tama Ardi yang aneh, tetapi sekarang malah aku yang aneh.Ardi sepertinya sedang mabuk. Dia bahkan terus menanyaiku saat kami bertengkar, sampai-sampai bertanya apakah aku serius ingin bercerai dengannya.Aku dan Ardi jelas-jelas sedang bertengkar, selain itu ibu mertuaku masih di luar,

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 455

    Kelembutan Ardi barusan itu palsu. Dia menyadari kalau memaksaku itu tidak akan berhasil, jadi dia memasakkan makanan untuk membujukku. Setelah aku tersentuh oleh kelembutan palsunya, baru dia memaksaku untuk menuruti tuntutannya yang tak masuk akal.Aku mengerucutkan bibir dan tersenyum perlahan, tetapi tidak berkata apa-apa. Aku berbalik, saat berjalan melewatinya, bahuku bertubrukan dengan bahunya."Tidak boleh dengan Rian!" Sebuah tangan besar mencengkeram pergelangan tanganku erat-erat. Suara berat Ardi yang memerintah, terdengar di telingaku. "Kamu tidak boleh bersamanya. Jauhi dia. Dia akan ….""Kenapa tidak boleh? Apa aku perlu mengingatkan Dokter Ardi? Kita akan segera bercerai. Aku bebas dan berhak memilih dengan siapa aku ingin pacaran. Dokter Ardi, urus saja hubunganmu dengan gadis itu." Aku tiba-tiba menepis tangannya, lalu berbalik dan menatapnya dengan dingin. "Kamu tidak berhak mengekangku."Ardi tampak terkejut oleh tatapanku. Gerakannya terhenti sejenak, tetapi hanya

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 454

    Armand terasa luas, kosong dan dingin.Terutama setelah setahun menikah, Ardi dan aku makin menjauh. Rumah ini perlahan-lahan kehilangan suasana nyamannya. Dia jarang berbicara denganku karena selalu sibuk. Ketika dia punya waktu luang, dia selalu menyendiri di ruang kerjanya.Setelah Zelda muncul, Ardi makin jarang pulang, sering kali tidur di luar. Rumah ini terasa makin kosong dan dingin.Sama seperti saat aku memasuki rumah ini sekarang, aku merasakan keanehan yang tidak dapat dilukiskan.Suhu ruangan ini terasa hangat. Begitu masuk, kehangatan ini menghilangkan rasa dingin di tubuhku. Ardi bersandar di sofa, mengenakan pakaian rumah berwarna abu-abu pudar. Cahaya hangat di wajahnya secara mengejutkan melembutkan sosoknya yang awalnya terasa dingin.Bahkan suaranya, meskipun terdengar tergesa-gesa, masih terasa sedikit lembut."Kamu belum makan, 'kan? Ayo, kita makan." Dia berdiri dan berjalan ke arahku, dengan senyum lembut di wajahnya. "Aku masak bubur hari ini. Lauknya sudah lam

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 453

    Kesedihan, duka dan dendam kembali muncul di hatiku.Aku mengambil tisu dan membenamkan wajahku, aku terdiam untuk beberapa saat. "Jadi begitu ceritanya.""Mau makan sesuatu?" Suasana di dalam mobil menjadi hening, suara Rian terdengar hati-hati.Aku tahu dia sedang mempertimbangkan perasaanku, dia takut membuatku sedih.Namun, aku segera menghapus air mataku, lalu mendongak dan tersenyum padanya. "Bukankah kamu baru saja makan dengan temanmu?""Aku tadinya tidak berselera makan saat bersamanya, tapi sekarang aku tiba-tiba lapar lagi. Aku ingin makan denganmu." Rian mengerutkan kening, seolah-olah dia tidak ingin menyebut-nyebut si teman itu.Dia bahkan tidak menunggu jawabanku dan lekas menghasutku dengan hidangan lezat lainnya. "Ada tempat di gang tua itu, yang membuat bubur dengan makanan laut, rasanya sangat enak. Dokter Raisa mau coba?"Aku ingin menolak, tetapi perutku keroncongan tak terkendali saat ini.Nafsu makanku menurun dua hari terakhir ini. Setiap kali makan, suasana hat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status