Share

Bab 454

Author: Celine
Armand terasa luas, kosong dan dingin.

Terutama setelah setahun menikah, Ardi dan aku makin menjauh. Rumah ini perlahan-lahan kehilangan suasana nyamannya. Dia jarang berbicara denganku karena selalu sibuk. Ketika dia punya waktu luang, dia selalu menyendiri di ruang kerjanya.

Setelah Zelda muncul, Ardi makin jarang pulang, sering kali tidur di luar. Rumah ini terasa makin kosong dan dingin.

Sama seperti saat aku memasuki rumah ini sekarang, aku merasakan keanehan yang tidak dapat dilukiskan.

Suhu ruangan ini terasa hangat. Begitu masuk, kehangatan ini menghilangkan rasa dingin di tubuhku. Ardi bersandar di sofa, mengenakan pakaian rumah berwarna abu-abu pudar. Cahaya hangat di wajahnya secara mengejutkan melembutkan sosoknya yang awalnya terasa dingin.

Bahkan suaranya, meskipun terdengar tergesa-gesa, masih terasa sedikit lembut.

"Kamu belum makan, 'kan? Ayo, kita makan." Dia berdiri dan berjalan ke arahku, dengan senyum lembut di wajahnya. "Aku masak bubur hari ini. Lauknya sudah lam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Enung Nurma
bosen aku udah lama gk baca..pas bacamasih aja begitu..satuin raisa dgn ardi dong
goodnovel comment avatar
tsats
Udah 400an Bab, Raisa msih menderita. Kapan bahagianya, author? jgn smpe nanti si Raisa dengan mudahnya luluh sama kelembutannya Ardi trus dimaafin gitu aja. Jgn deh. Bkin si Raisa 'sadar' dan bkin Ardi hidup dlm penyesalan trus dibuat menderita,, sombong angkuh kyk gitu, hrus dijatuhin sejatuh"nya.
goodnovel comment avatar
Erni Yetti
baca dari bab 1 sampai akhir hanya 5 menit ..., baca nggak sampai 10 bab, dah bisa di simpulkam ceritanya dokter tapi masa oon banget. mau aja di sakiti dan kayak nggak punya harga diri jd istri. baca lompat bbrp puluh bab, msh gt gt aja. beneran ini novel tak menarik. bab terakhirpun msh sama aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 462

    Aku tidak tahu bagaimana Nyonya Larasati bisa menemukanku di tempat ini."Raisa, apa yang kamu lakukan? Apa yang diberikan Ardi padamu adalah hakmu. Ambil saja. Kenapa kamu mau mengembalikannya?" Akan tetapi, begitu melihatku, dia langsung menghampiriku dengan tergesa-gesa.Dia meraih dan menarikku ke belakangnya, lalu menatap ibu mertuaku dengan tatapan tajam. "Jangan-jangan, ada yang memaksamu mengembalikan barang-barang ini? Kamu itu memang anak pemalu dan gampang digertak orang. Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau ada yang aneh?"Aku benar-benar tercengang. Nyonya Larasati baru saja menarikku ke belakangnya, aku pun lekas berkata, "Tidak, Bu, tidak ada yang memaksaku. Aku yang ingin kembalikan barang-barang ini ….""Tidak apa-apa. Ibu sudah di sini sekarang. Ibu yang akan mengurus barang-barang ini." Nyonya Larasati menyela dengan tepat, dia berhasil membungkam mulutku dan menghentikan kata-kataku. Lalu, dia berkata selayaknya seorang ibu yang melindungi anaknya. "Jangan khawatir

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 461

    "Apa maksudmu? Raisa, apa kamu ingin mengingkari janjimu?" Ekspresi ibu mertuaku tiba-tiba berubah, sedikit amarah terpancar di matanya."Jangan khawatir, aku tidak akan batal bayar uang ini. Aku sudah berjanji akan mengembalikannya, jadi aku pasti akan melakukannya." Aku segera meyakinkannya, tetapi kemudian mengganti topik pembicaraan. "Tapi, uang ini ditransfer dari rekening Ardi ke rekeningku. Logikanya, aku seharusnya mengembalikannya ke rekeningnya, bukan ke rekeningmu, Nyonya Yuliana."Satu triliun bukanlah jumlah yang kecil.Bagaimana mungkin uang sebesar itu ditransfer ke orang lain dengan begitu mudahnya?Lagipula, Ardi memberiku uang ini untuk membeli kebebasanku, menghalangiku menikah dan jatuh cinta sepanjang hidupku, selain itu dia juga memaksakan kehendaknya padaku. Kalau aku mentransfer uang itu ke rekening ibu mertuaku sekarang, bagaimana kalau Ardi nanti tidak mau mengakuinya?Aku harus siap dengan segala konsekuensi yang bisa terjadi kelak.Ibu mertuaku mengerutkan k

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 460

    Aku ingin menelepon Ardi untuk memastikan semua ini.Namun, setelah lama aku menghubungi Ardi, tidak ada seorang pun yang menjawab telepon itu.Melihat panggilanku tak terhubung, aku meletakkan ponselku dan tidak menghubunginya lagi.Aku sungguh bodoh, Ardi kini berada di samping kekasihnya. Mereka pasti sibuk dengan urusan cinta mereka. Bagaimana mungkin Ardi punya waktu dan tenaga, untuk memerhatikan urusanku?Sudahlah. Tidak peduli kapan perjanjian pengalihan aset itu ditandatangani atau bagaimana Ardi bisa memperoleh tanda tanganku tanpa sepengetahuanku, aku hanya perlu pergi ke Kantor Badan Pertahanan Nasional besok pagi untuk mengembalikan aset ini sesuai kesepakatan antara aku dan ibu mertuaku. Aku akan mengembalikan semua ini pada Keluarga Wijaya, dengan begitu aku baru bisa merasa tenang.Aku meletakkan ponselku, lalu pergi mandi dan lekas tidur.Keesokan paginya, aku terbangun dengan kaget. Aku melihat cahaya matahari sudah masuk lewat jendela kamarku. Seperti biasa, aku menc

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 459

    Itu terjadi pada sehari sebelum Ardi menyerahkan surat perjanjian cerai padaku.Namun, ingatanku sangat jelas, aku tidak pernah menandatangani surat perjanjian itu. Aku juga tidak pernah pergi bersama Ardi untuk menyelesaikan prosedur pengalihan Armand.Bagaimana Armand bisa berakhir atas namaku?"Kalau Pak Surya tidak segera menunjukkan ini padaku, aku pasti sudah tertipu olehmu. Raisa, aku tidak pernah membayangkan kalau kamu akan menyimpan niat busuk sebesar ini. Pantas saja kamu mau menandatangani surat cerai dengan begitu mudah. Ternyata, kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan." Suara dingin ibu mertuaku kembali terngiang di telingaku, disertai dengan rasa jijik yang mendalam.Pak Surya adalah seorang pengacara profesional, dia tentu tidak akan menunjukkan akta kepemilikan dan surat perjanjian pengalihan yang palsu.Aku bahkan bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan ingatanku. Kenapa aku tidak ingat pernah sudah menandatangani surat perjanjian ini? Aku bahkan belum pern

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 458

    Ibu mertuaku tiba-tiba berbalik, raut wajahnya yang angkuh dan bangga, kini lenyap seketika.Dia bergegas ke arahku, lalu berujar dengan buru-buru dan gelisah, "Berapa banyak uang yang ditransfer Ardi padamu? Dia kirim uangnya padamu malam ini?""Itu …." Wajahnya tiba-tiba mendekat ke arahku dan mengejutkanku. Aku secara alami menghindar darinya.Namun, aku tak bisa menahan diri dan bertanya-tanya. Sepertinya ibu mertuaku tidak tahu tentang uang yang ditransfer Ardi padaku, kalau tidak, dia tidak akan begitu terkejut. Akan tetapi, dia bilang aku telah menggelapkan sejumlah besar kekayaan Keluarga Wijaya. Kalau bukan karena uang triliunan itu, ada hal lain apa lagi?Namun, aku belum menerima properti lainnya. Aku baru saja menerima uang triliunan malam ini. Aku sebenarnya tidak menginginkan uang ini dan ingin segera mengembalikannya pada Ardi. Hanya saja, aku tidak bisa mengirimnya karena adanya batas transfer harian.Besok pagi aku akan pergi ke bank dan mencari cara untuk mengembalika

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 457

    "Masalah keuangan?" Aku tertegun sejenak, lalu menyadari apa yang terjadi.Pagi ini, ibu mertua meneleponku dan memarahiku karena telah memanfaatkan Keluarga Wijaya, mengatakan aku sedang merencanakan sesuatu pada mereka.Aku masih tidak tahu keuntungan apa yang telah aku ambil dari Keluarga Wijaya.Apakah Nyonya Larasati mendatanginya untuk membuat keributan?Tepat saat aku hendak bertanya, pintu kamar tidur terbanting terbuka. Ardi pun bergegas keluar.Pakaian rumahnya yang kusobek, telah diganti dengan setelan jas dan kemeja. Dia tampak bersiap-siap untuk keluar. Dia masih menggenggam ponselnya sambil berbicara dengan orang di ujung telepon, "Apakah kamu masih belum tidur?"Kenapa dia keluar selarut ini? Apakah ada sesuatu yang penting?Ibu mertuaku yang duduk di hadapanku, berdiri dari sofa sambil mengerutkan alisnya. "Ardi, sudah larut malam begini, kamu masih ada urusan?""Ya, aku mau keluar." Ardi mengangguk, dia seakan sedang menatap ibu mertuaku, juga sedang menatap ke arahku.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status