Share

Khitbah

Mereka terlihat panik dan langsung menghampiri anaknya. Mungkin saja ada seseorang yang melaporkan tentang kejadian beberapa waktu yang lalu.

Gus Azam tersenyum. “Tidak ada apa-apa, Umi.”

Abah dan Umi menatap semua orang di sini bergantian. Mereka meminta penjelasan mengapa bisa sampai terjadi kegaduhan seperti ini di pesantren. Gus Azam meminta kedua orang tuanya untuk duduk kemudian menjelaskan kejadian barusan.

“Ya Allah, syukurlah tidak terjadi apa-apa denganmu.” Umi mengusap lembut pipi anaknya.

“Kamu tidak apa-apa, Fia?” tanya Abah. Mereka beralih menatapku.

“Alhamdulillah Fia tidak apa-apa, Abi. Namun, Kakek saya terluka. Saya ingin mengobati lukanya.”

“Zam, tolong ambilkan kotak obat!”

Abah meminta Gus Azam mengambil kotak obat.

Aku duduk di kursi bersama Nenek dan Kakek berhadapan dengan Abah dan Umi. Semuanya terasa canggung hingga akhirnya Anin memutuskan untuk kembali ke pondok.

“Fia, aku balik dulu, ya!”

Aku mengangguk menanggapi ucapan Anin.

Anin pasti tidak nyam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status