Share

Hutang

“Saya adalah pengurus pondok pesantren ini. Bapak bisa pergi sekarang,” jawab Gus Azam santai.

Pak Rozaq berdiri dengan mata berapi-api. Dia melayangkan sebuah pukulan kepada Gus Azam hingga membuat kami berteriak, tetapi Gus Azam bisa menangkisnya. Dipegangnya tangan Pak Rozaq kemudian dia pelintir ke belakang. Aw! Aku dan Anin menutup mulut, rasanya pasti sakit sekali.

“Saya guru silat di pesantren putra. Bapak bukan tandingan saya!” Setelah mengatakan itu, Gus Azam melepas tangan Pak Rozaq.

Lelaki itu ketakutan melihat Gus Azam hingga membuat wajahnya pucat pasi. Dia mengeluarkan pisaunya, tetapi dengan cepat Gus Azam menendang dengan kakinya. Aku dan Anin berteriak karena pisaunya jatuh tepat di depan kami.

Akhirnya Pak Rozaq menyerah dan pergi meninggalkan kami, termasuk Kakek dan Nenek.

Aku dan Anin kembali menghampiri kakek. “Kakek tidak apa-apa?”

“Kamu lihat sendiri, kami tidak kenapa-kenapa, Fia. Kamu tenang saja.

Kami pulang dulu. Besok biar Pakde Irul dan Bude Yuli yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status