#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part1#"Tutt..tutt..tutt..." Bunyi ponsel suamiku."DIMANA AYAH?" Satu whatsaap masuk di ponsel suamiku. Kulirik sekilas, dan terbaca olehku.Rasanya seperti tersambar petir saat itu juga, wajahku seketika memucat, bibirku kelu, ingin ku beranikan membacanya tapi apalah daya serasa seribu ton batu bergayut di lenganku hingga ku tak sanggup meraih ponsel suamiku.Ku tarik dalam - dalam nafasku. Lalu ku hembuskan berlahan. Aku tata hatiku agar semua seperti sedia kala. Semua seperti tak ada apa - apa. Anggap saja aku tak melihat isi chat whatsapp itu, meski nyatanya terbaca olehku. Terbaca karena ketidaksengajaanku.Haruskah aku bilang pada suamiku bahwa ponselnya ada satu chat whatsapp yang masuk? Satu chat whatsapp yang janggal, yang seharusnya aku curigai. Yang seharusnya detik itu juga aku mencari jawaban kepada suamiku. Apa maksud isi chat whatsapp itu? Atau s
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part2"Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Dirga hartanto dengan Sekar prihatin binti bapak Slamet suseno dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai""Saya terima nikah dan kawinnya Sekar prihatin binti bapak Slamet suseno dengan mas kawin tersebut dibayar tunai""Sah...???""Saaaaahhhhhhhhh.....""Alhamdulillah..." Puji dan puja syukur, kini aku sah jadi istrinya.Ku cium punggung tangan mas Dirga, suami sahku. Dia pun membalas dengan kecupan hangat di keningku.Seketika jatuh butiran tangisku. Entahlah, tangis bahagia dan sisanya luka.Bahagia ...karna aku sudah jadi istri sah suamiku, mantan pacarku selama tiga tahun dengan seribu kerikil cobaan rintangan dalam kisah cinta kami. Akhirnya hari ini pun menjadi hari bahagia kami. Cints kami bersatu. Meski badai selalu
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part3"tiiinnt...tiiinnt....tiiiinn.." Bunyi klakson mobil baru milik suamiku.Mobil Veloz merah , sesuai warna favoritnya.Bergegas ku bangun, tubuhku agak sedikit sempoyongan karna tak sengaja aku tertidur menunggunya di sofa ruang tamu."Krekett...ketttt..krekettt.."ku geser pagar gerbang rumah,biar si Merah masuk ke kandangnya." Pak...kok pulangnya malem banget?"tanyaku sedikit mengintrogasi."Lembur sayang.." sahut Suamiku.Mas Dirga tersenyum manis sambil mengecup pipi kiriku.Ku raih tangannya,ku cium punggung tangan mas Dirga,kebiasaan wajib yg ku lakukan berangkat dan pulang kerja.Seketika hatiku terasa nyeri. Ku hirup lagi wangi parfum yg sama entah yang keberapa kali,yang jelas bukan wangi parfum suamiku. Lalu, wangi parfum siapa yang menempel di baju suamiku? Kenapa sering sekali wangi parfum ini melekat di tubuh su
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part4**Luka itu mungkin bisa terobati, tapi tak kau sadari ada bekas sisa luka yang kau torehkan?Tertusuk direlung paling dalam di hatiku, Yaa yang terdalam hingga akalku pun tak mampu menjamahnya.Derai air mataku hanya wujud secuil kecewaku, tapi bahagiama dengan hatiku??Kau menari berselimutkan dusta dengan mengatasnamakan cinta.Lalu apa itu cinta jika terselip dusta diantaranya?Aku hanya bisa bertanya pada angin yg berlalu, pada rintik hujan yang berlomba menuju tanah, pada rumput ilalang yang liartapi mereka hanya membisu seperti mulutku yg kelu oleh dustamu.Biarlah lukaku jadi lukakuBiarlah bahagiamu diatas dustamuBiarlah...aku hanyalah aku.***Ku ketik kata-kata itu lalu ku jadikan story whatsappku. Entahlah, aku hanya ingin menumpahkan isi hati yang tak bisa ku luapkan.Tentunya aku privasi orang-orang y
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part5"Sayurrr...sayurr...sayurr...". Terdengar teriakan mesra abang sayur langganan di komplek perumahanku.Ku paksakan tubuhku untuk bergerak menjalankan tugas muliaku, Ibu rumah tangga. Anak-anak sudah berangkat sekolah, begitu pun suamiku sudah berangkat ngantor. Ku lirik jam yang terpasang di dinding kamarku menunjukkan pukul sembilan pagi. Jadwal rutin untuk belanja ke abang sayur langganan."Ehh..ehh..tau gak sih Jeng, lakiknya si Ranti itu punya bini simpenan loh..bohai, cantik, jauhh deh ama si Ranti.." Celetuk salah satu emak-emak berdaster, sebut saja si Tukang Ghibah!!"Yaelahhh Jeng, aku mah udah tau dari dulu kali. Si lakiknya Ranti kan sekantor ama suamiku. Udah bukan rahasia lagi Jeng..." Sahut salah satu emak-emak berdaster lainnya, sambil tertawa terkekeh - kekeh."Ya wa
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamikiu#part6Matahari telah pulang ke peraduannya. Senja kini berganti malam. Dan pun malam semakin larut...!!Ku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku, dingin sekali malam ini. Tiba - tiba ku rasakan sentuhan lembut di bawah selimutku..sentuhan tangan kekar mas Dirga mulai menari di bawah selimut. Tubuhku yang dingin seketika berubah hangat.Tangannya mulai menari nakal dengan lincah. Jantungku mulai berdetak kencang bahkan suhu tubuhku mulai memanas. Sengaja ku pejamkan mataku untuk menikmatinya."Buk...buka ahh selimutnya.." Bisik mas Dirga ditelingaku. Nafasnya begitu hangat.Tak perlu ada pemberontakan segera ku hempaskan selimut itu dari tubuhku. Aku pasrah mas, batinku."Buk..kamu cantik sekali pakai gaun ini ..malam ini kamu sexy sekali.." Celetuk mas Dirga saat matanya melihat Lingerie merah yg ku kenakan malam ini.S
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part7Aku masih termenung sendiri di kamarku. Masih ku pandangi kotak kecil berisikan sepaket perhiasan kado dari mas Dirga. Entahlah, aku enggan memakainya. Ya, kuakui ini memang mewah dan ini kali pertama suamiku memberikan kado perhiasan bahkan sepaket. Tetap saja aku kecewa. Fikiranku kacau, memikirkan kejadian semalam gara-gara lingerie sialan juga memikirkan lipstik siapa yang ku temukan di tas mas Dirga sepekan yang lalu. Apa lagi respon mas Dirga saat ku kenakan lingerie itu dan mengejek perutku yang bergelambir. Aku sudah melahirkan dua anaknya, wajar saja kalau perutku tak sesingset waktu gadis dulu. Seketika ku pegang perutku, ku cupit penuh kesal!!Ku beranjak bangun. Ku langkahkan kakiku menuju kaca full body di pojokan kamarku. Aku berdiri, ku miringkan tubuhku ke kanan dan ke kiri. Dasar perut gelambir, gerutuku!! Benar saja udah kaya hamil tiga bulan, ba
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part8Dan akhirnya malam itu aku dan mas Dirga memadu cinta, setelah satu bulan lamanya dia tak menyentuhku. Tidak ada yang special malam itu. Entahlah, mungkin mas Dirga melakukannya hanya sebatas memenuhi kewajibannya yaitu memberikan nafkah batin padaku. Meski tiada moment yang special, tapi aku masih tetap bersyukur mas Dirga masih mau memenuhi kewajibannya.Pagi telah tiba. Sang surya pun telah memancarkan sinar hangatnya. Ku putuskan untuk diet, maka sengaja aku lari kecil keliling komplek perumahanku. Akan ku jadikan agenda rutin di pagiku. Keringat di seluruh tubuhku mulai mengucur. Wajahku pun mulai di basahi oleh keringatku sendiri, sesekali ku usap dengan handuk kecil yang melingkar di leherku. Tiga kali sudah ku putari gang komplek perumahanku. Nafasku mulai tersenggal - senggal, aku mulai kecapekan. Dasar aku yang tak pernah berolah raga, pekikku dalam hati.