Zahwa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat nyeri terutama pada bagian selangkangannya.
Memiringkan kepala Zahwa mendapati Bram yang tengah tertidur dengan sangat pulas dengan selimut hanya sampai batas pinggang.Menyingkirkan tangan Bram dari atas perut Zahwa perlahan turun dari atas kasur, menggunakan tembok sebagai tumpuan tubuhnya agar bisa sampai ke kamar mandi.Menyelesaikan ritual mandi paginya Zahwa langsung turun kelantai satu menyiapkan sarapan seperti biasa.Dulu kelurga Rivaldo memiliki dua orang koki yang akan memasak makanan untuk penghuni rumah setiap harinya. Sampai dimana rumah tangga Zahwa masuk usia ketiga tahunnya Ayu mengembalikan dua orang koki tadi ke hotel membuat Zahwa harus menyiapkan makan pagi,siang dan malam.Meski begitu Zahwa tak pernah protes akan apapun yang Ayu suruh padanya karena bagi Zahwa apa yang Ayu perintahkan adalah ladang pahalanya setelah suaminya Bram.Menata makanan diatas meja Zahwa tinggal menunggu Suaminya dan mama mertuanya datang untuk sarapan bersama."Sudah selesai?" Tanya ayu yang baru keluar dari dalam kamar langsung menuju meja makan memastikan agar Zahwa tak lupa menyiapkan sarapan untuk semuanya."Sudah ma. Mama mau Zahwa buatkan salad sayur?" tanya Zahwa."Boleh" jawab Ayu duduk di kursinya.Zahwa mengangguk melangkah lagi kearah dapur."Tunggu!"Zahwa menghentikan langkahnya, kembali menatap Ayu. "Ada lagi ma?" Tanya Zahwa lembut."Bikinkan dua salad sayuran, dengan jus jeruk sedikit kental tapi tidak terlalu manis dan satu lagi jus mangga tidak terlalu kental dan tidak juga terlalu manis"Zahwa diam sejenak mengingat-ingat kembali pesanan Ayu agar tak salah membuatkan pesanan nya. "Baik ma"Baru tubuhnya akan berbalik Zahwa menatap Ayu yang tengah mengeguk air mineral. "Dua salad buah buat siapa ma?. Bukannya mas Bram tidak suka salad sayuran?" Tanya Zahwa memberanikan diri."Lakukan saja apa yang saya minta tanpa banyak bertanya!, Kau ini cuma disuruh bikin seperti itu saja sangat cerewet sekali!"Zahwa sedikit menundukkan wajahnya. "Maaf ma""Sudah sana cepat buatkan pesanan mama!" Usir Ayu. Zahwa mengangguk kecil kembali ke dapur membuat kan pesanan Ayu.Tak berapa lama Zahwa menyelesaikan dua piring salad dengan dua gelas jus. Senyum Zahwa mengembang membawa semua makanan dalam satu nampan ke arah meja.Senyum Zahwa yang tadinya terlihat sangat tulus berubah menjadi senyuman kaku melihat seorang wanita cantik tengah duduk di kursi samping Bram yang itu adalah kursi biasanya ia tempati.Bahkan dari kejauhan Zahwa melihat Bram yang sudah rapi bercengkrama dengan sangat akrab seolah-olah kedua orang itu saling mengenal sebelumnya.Tak ingin memikirkan hal yang aneh-aneh Zahwa melangkah menuju meja makanan. Menaruh sepiring salad dan jus jeruk dihadapan mama mertuanya."Satunya lagi kasih Gea!" Seru Ayu."Jadi nama wanita ini Gea?"Zahwa mengangguk menaruh sepiring salad dan segelas jus mangga dihapannya."Terimakasih" ucap Gea manis."Sama-sama" jawab Zahwa. Beralih menatap suaminya yang juga tengah menatapnya. "Kopinya mas" ucap Zahwa menyuguhkan secangkir kopi disamping piring Bram."Terimakasih sayang" ucap Bram mengusap punggung tangan Zahwa. "Ge apa kamu bisa pindah ke kursi lain?""Kenapa?" Tanya Gea bingung."Karena di sini tempat Zahwa"jawab Bram."Biar aku saja yang duduk di kursi lain mas""Iyah, lagian biar Zahwa saja!" Imbuh Ayu."Ma-""Tidak apa aku akan duduk di sana saja" potong Gea cepat sebelum Bram mengeluarkan suaranya. Gea membawa piring dan gelasnya kesamping Ayu."Duduk sayang" pinta Bram menepuk kursi disampingnya.Zahwa mengangguk duduk disamping Bram. Mengambilkan nasi dan lauk pada piring Bram."Zahwa kenalkan ini Gea anak teman mama. Dan Gea perkenalkan ini Zahwa istri ku yang paling cantik" ucap Bram memperkenalkan Gea yang pastinya belum Zahwa kenali.Zahwa mengulurkan tangannya kerah Gea. "Zahwa""Gea" jawab Gea menyambut uluran tangan Zahwa."Cantik tapi mandul!" ucap Ayu menyendok kan salad kedalam mulut.Mendengar mamanya melayangkan bendera perang Bram baru saja akan membalas perkataan Ayu kalo saja Zahwa tidak mencegahnya dengan menawarkan makanan."Mau pakai telor mas?"Bram menatap Zahwa yang tengah tersenyum, sesaat wanita itu menggeleng kecil memberikan kode agar dirinya tak membalas ucapan Ayu."Boleh sayang" Zahwa tersenyum menaruh satu telur kedalam piring Bram.Sedangkan Gea yang duduk diseberang sana tak melepas pandangannya dari Bram dan Zahwa.Mata ayu mengikuti arah pandang Gea, yang ternyata tengah menatap Bram yang terus menggoda Zahwa dengan cara menyuapinya seperti bayi dan itu membuat mata ayu perih."Ehem" Semua orang menatap Ayu yang tengah berdeham. "Ada yang ingin mama sampaikan sama kalian berdua" Ayu menatap Bram dan Zahwa secara bergantian."Apa?" Tanya Bram singkat.Perasaan Zahwa semakin berdebar melihat ayu diam sejenak, seketika perasannya berubah menjadi tak enak akan suasana sekarang."Mama ingin kamu menikah dengan Gea" ucap Ayu menggenggam tangan Gea yang berada disampingnya. Sedangkan Gua tersenyum membalas ucapan Ayu.Prang...Dentingan sendok ditangan Zahwa jatuh keatas lantai mendengar ucapan Ayu yang akan menjodohkan suaminya dengan Gea wanita yang baru ia kenal beberapa detik lalu."Ma-maaf, semuanya aku tidak sengaja" ucap Zahwa mengambil kembali sendok yang sempat jatuh keatas lantai.Zahwa memaksakan kepalanya agar tetap tegap tak ingin menunduk sedikitpun hanya untuk meneteskan air mata.Bram mengepalkan tangannya di atas meja makan melihat mamanya berkata dengan lancarnya tanpa memikirkan perasaan Zahwa."Ma, sudah berapa kali Bram bilang kalo Bram tidak akan pernah mau menikah lagi!, apa lagi wanita itu Gea anak teman mama sendiri!""Bram yakin Zahwa pasti bisa hamil!, bukankah mama sendiri dengar dokter bilang kalo rahim dan sel telur Zahwa itu baik dan sehat yang kemungkinan besar Zahwa bisa hamil!" Bram berusaha mengingatkan perkataan dokter lima bulan lalu pada Ayu yang saat itu juga ikut secara langsung menemaninya memeriksa keadaan kandungan Zahwa.Ayu memutar bola matanya jenuh. Ia memang ingat dengan perkataan dokter hari itu, tapi baginya itu semua hanya omong kosong kalo buktinya saja Zahwa belum hamil sampai sekarang."Terus sampai kapan kamu mau menunggu anak dari perempuan mandul ini!. Setidaknya kalo Zahwa tidak bisa kasih kelurga ini penerus laki-laki setidaknya sudah ada penerus perempuan dikeluarga ini!""Ma-""Keluarga kita butuh penerus Bram!, kamu sudah kepala tiga dan itu seharunya kamu sudah memiliki dua orang anak tapi apa kenyatannya bahkan untuk hamil saja tidak bisa!" potong Ayu menakan setiap kata terakhirnya.Ayu beralih menatap Zahwa yang hanya diam saja. "Dan kamu Zahwa, seharusnya kamu itu sadar diri akan kondisi kamu yang mandul itu!. Kalo kamu tidak bisa memberikan anak mama anak setidaknya izinkan suami kamu menikah lagi!"Ayu beralih menatap Zahwa yang hanya diam saja. "Dan kamu Zahwa, seharusnya kamu itu sadar diri akan kondisi kamu yang mandul itu!. Kalo kamu tidak bisa memberikan anak mama keturunan setidaknya izinkan suami kamu menikah lagi!"Zahwa diam sejenak menelan salivanya dengan susah payah, ditatapnya sekilas wajah Bram dan kembali menatap Ayu. "Zahwa tau dan sadar akan kondisi Zahwa saat ini ma, dan Zahwa juga ingin mas Bram memiliki anak-" ucapan Zahwa terjeda menahan rasa perih ditengorokan nya "Zahwa ikhlas mas Bram menikah lagi""Kamu kuat Zahwa, dan apa yang kamu lakukan ini juga sudah benar!" ucap nya dalam hati menguatkan diri sendiri menahan bulir bening yang sudah mengenang dipupuk matanya agar tak jatuh.Ayu tersenyum senang mendengar Zahwa memperbolehkan anaknya menikah lagi, toh ini juga ia lakukan untuk kebaikan anaknya."Sayang kamu ini apa-apaan bilang seperti itu?, kamu tau dengan jelas pernikahan bukan sebuah permainan yang harus kita
"Za, lihat ada bayi perempuan ditemukan di bawah jembatan saat air sungai tengah meluap" Ucap Liya heboh saat berita online yang ia tonton menunjukan evakuasi seorang bayi perempuan yang hanya berselimutkan jarik tipis.Dada Zahwa terasa sakit saat melihat tubuh bayi perempuan tersebut berwarna putih pucat yang bisa dipastikan bayi tersebut kedinginan dan kelaparan selama beberapa hari sebelum ditemukan."Dikabarkan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dibuang begitu saja oleh ibunya karena sang ibu yang tak ingin menampung aib nya diluar nikah""Dan bayi perempuan tersebut akan di identifikasi petugas lebih lanjut memastikan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dalam keadaan sehat dan akan diserahkan kepada pihak kelurga""Kenapa wanita-wanita di luar sana yang sangat mudah mendapat kepercayaan sebesar itu malah menyia-nyiakan nya?, sedangkan aku?-" ucap Zahwa terpotong saat ia menatap dirinya sendiri yang sampai sekarang belum bisa membe
Selesai Ijab Kabul Semua orang berkumpul diruang tengah. Zahwa datang dengan seorang pelayan menaruh cangkir teh dihadapan semua orang yang ada di sana.Setelah menyuguhkan teh Zahwa duduk di samping Bram."Oh ya setelah ini sebaiknya kalian segara program kehamilan, nanti mama kasih kontak dokter yang bagus untuk kalian menentukan jadwal konsultasi" Ucap Linda mama Gea.Ayu mengangguk setuju akan usul temannya itu. "Iyah lebih cepat,lebih baik bukan?. Mama sudah tidak sabar gendong cucu" Ayu membayangkan betapa ramai rumahnya nanti dengan tangis seorang bayi."Oh ya Bram, setelah ini ajak Gea bulan madu kemanapun yang ia mau" lanjut Ayu.Gea baru saja berfikir negara mana yang cocok untuk bulan madu mereka dan semuanya sirna mendengar ucapan Bram."Bram tidak bisa ma" tolak Bram cepat membuat semua mata menatapnya. "Bram sudah mengikuti ucapan mama untuk menikah dengan Gea dan keinginan mama sekarang sudah terwujud, setelah ini
Merasa ada ada sesuatu yang melingkar di perutnya mata Zahwa perlahan terbuka, batepa kaget nya ia mendapati Baram tidur di sampingnya mengingat kapan suaminya itu masuk ke dalam kamar memori otak Zahwa hanya mengingat dirinya mengantar Bram sampai di depan pintu kamar Gea dan seharusnya suaminya itu ada di sana bukan malah berada di sampingnya."Mas" "Apa sayang" jawab Bram khas suara orang bangun tidur."Mas kenapa bisa ada di sini? Bukan nya mas di kamar Gea tadi malam?"Tangan Bram memperkuat pelukannya pada pinggang Zahwa menengelamkan wajahnya pada celuk leher Zahwa. "Mas tidak bisa tidur dikamar lain sayang""Tapi mas, Gea bagaimana kalo kamu tinggal ke sini?""Sudah jangan pikirkan dia hari ini mas mau di manja sama istri cantik mas satu ini" jawab Bram masih memejamkan mata.Zahwa menghela nafas panjang milih tak melanjutkan topik tentang bagaimana suaminya bisa pindah kamar tanpa dirinya sadari karena memang tadi malam ia tidur sangat pula
"Gak papa ma kalo mas Bram gak mau gk usah di paksa" potong Gea meraih tangan Ayu."Aku sudah selesai" Bram menatap Zahwa yang duduk di sampingnya. "Selama mas tidak ada di rumah kamu cukup didalam kamar saja jangan kluar""Iyah""Jangan terlalu di manjakan istri mu itu, santai-santai di kamar sedangkan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan" sindir ayu tak menatap keduanya."Kalo begitu besok aku akan datang kan art ke sini""Buat apa art? kalo istri mu saja bisa melakukan semuanya""Zahwa bukan art yang harus mengurus semua keinginan mama, dan rumah sebesar ini. Zahwa istri ku yang artinya tugasnya hanya melayani ku bukan menjadi art di rumah nya sendiri!"Ayu meletakan dengan anggun sendok di tangannya, menatap wajah Bram dengan tersenyum manis. "Tugas istri bukan hanya melayani suaminya melainkan tugas istri juga mengurus rumahnya, kalo rumahnya tidak diurus bagaimana kamu bisa betah di sini""Baiklah kal
Bram masuk kembali keruang dokter kandungan seorang diri karena suster yang mengantarnya tadi langsung menuju laboratorium. Kening Bram menimbulkan garis halus saat mendapati dokter yang duduk di hadapan Gea bukanlah dokter yang sama saat ia keluar bebarapa saat lalu."Loh dimana dokter tadi?"Gea menoleh ke arah Bram yang baru saja datang. "Kamu sudah selesai?" tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaan nya, giliran Gea yang menjawab pertanyaan Bram mengenai dokter yang ada di hadapannya. "Dokter yang pertama tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi dokter ini yang menggantikan memeriksa ku"Melihat Gea menjawab ucapan nya tanpa rasa gugup dan nampak lebih tenang membuat Bram merasa keadaan ini benar-benar sangat aneh, memilih mengangguk kecil Bram kembali duduk di samping Gea. "Bagaimana dengan pemeriksaan Gea?""Semuanya baik tuan, sel telur nona Gea dalam ke adaan baik dan ini hasilnya" dokter tersebut menyodorkan surat hasil pemeriksaan kepada B
Sampai di depan rumah Bram terlebih dahulu turun mengambil barang belanjaannya di antara begitu banyaknya barang-barang Gea. Mendapatkan apa yang ia cari Bram berjalan masuk dengan langkah lebar ke dalam rumah meninggalkan Gea yang tengah kepayahan membawa semua barang miliknya."Bram jangan pergi dulu, bantu aku!" teriak Gea tak di indahkan Bram yang sudah masuk terlebih dahulu.Sampai di ruang tengah Bram melalui Ayu begitu saja menaiki anak dua anak tangga sekaligus. "Loh dimana Gea?""Dibelakang" jawab Bram sedikit berteriak.Sampai di depan pintu kamar Bram langsung membukanya tanpa mengetuk terlebih dahulu mengejutkan Zahwa yang tengah memasukan baju yang baru selesai ia setrika ke dalam lemari."Mas, kamu sudah pulang?" Zahwa menghampiri Bram yang terlihat bahagia. "Bagiamana hasil pemeriksaan nya?"Seketika raut wajah Bram berubah drastis saat Zahwa menanyakan hal itu di saat dirinya tengah bahagia seperti sekarang ini.
"Ma...hari ini hasil laboratorium Bram keluar, aku harus bagaimana sekarang?"Suara Gea nampak gemetar wanita itu berulang kali mondar mandir sendiri didalam kamar, sesekali mantap pintu berharap cemas jika Bram masuk tiba-tiba."Bukankah kalian hanya tinggal mengambilnya saja? kenapa harus takut?" jawab Linda nampak tenang dari sebrang sana."Masalahnya Bram ingin program bayi tabung itu setalah mengambil hasilnya. Jadi kalo hasilnya bagus, hari ini juga program itu akan dilakukan"Kini bukan hanya Gea yang merasa kalang kabut tapi juga Linda, wanita itu nampak mengomeli anaknya karena memberitahu hall sepenting ini secara mendadak."Ma ini bukan waktunya untuk memarahi ku, tapi waktunya kita cari solusi""Apa otak mu itu bisa mencari solusinya sekarang, hah?" bentak Linda.Gea sedikit menjauhkan ponselnya saat Linda berteriak dari sebrang sana. "Ya... tidak maka dari itu aku hubungi mama""Sudahlah biarkan ini menjadi urusan mama" ucap Linda dari sebarang sana nampak sangat pusing m