Cih..."Setalah apa yang kamu lakukan pada ku, kamu masih berharap kalo aku memiliki rasa rindu dengan manusia berwujud iblis seperti mu?" Gea berdecit menatap jijik wajah Ian."Jangan bilang kamu masih mengingat kejadian itu sampai hari ini?" Ia memijat pelipisnya sebentar sebelum meraih pundak Gea. "Kejadian itu sudah sangat lama, Ge, jadi tidak perlu di ungkit lagi"Dengan mudah Ian mengatakan hal yang telah membuat hidup Gea tidak jelas sampai sekarang, bahkan raut wajah Ian tidak terlihat memperlihatkan seperti orang yang bersalah sedikitpun. Gea menyingkirkan tangan Ian dari pundak nya. "Bagi ku siapun yang telah membuat hidup ku tidak bahagia akan aku ingat sampai aku mati!""Termasuk orang yang kamu cintai ini?" Ian menunjuk dirinya sendiri. "Aku yakin kamu masih memiliki rasa cinta pada ku, karena apa? karena janin yang ada di kandungan mu itu adalah anak ku"Gea membulatkan mata saat Ian mengucapkan perkataan yang membuat nya semakin mematung di tempat. Ucapan yang tidak mau
"Intinya mama mau cucu dari kamu Bram!" Ucap wanita paruh baya membanting alat makan ditangannya membuat suasana makan malam menjadi sangat tegang, saat nafsu makannya tiba-tiba saja hilang melihat tes kehamilan yang baru saja ia berikan kepada Zahwa-menantunya lagi-lagi menunjukan garis satu."Ma, hargai perasaan Zahwa" bela Bram semakin memperkuat genggaman tangannya pada Zahwa di bawah meja.Bram Rivaldo dan Zahwa Aisyahrani sepasang suami istri yang sudah menikah selama empat tahun dan tak kunjung mendapatkan keturunan. Dan Ayu-mama Bram selalu menuntut cucu pada anak dan menantunya dengan menyuruh Zahwa melakukan tes kehamilan satu bulan sekali.Bram Rivaldo seorang pria berumur 32 tahun, memiliki wajah tampan,tubuh kekar dan pengusaha sukses mengantikan ayahnya yang telah meninggal.Zahwa Aisyahrani seorang wanita cantik berumur 28 tahun merupakan anak yatim piatu. Memiliki hati lembut dan seoarang sarjana pendidikan dan memilih menjadi sala
Zahwa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat nyeri terutama pada bagian selangkangannya.Memiringkan kepala Zahwa mendapati Bram yang tengah tertidur dengan sangat pulas dengan selimut hanya sampai batas pinggang.Menyingkirkan tangan Bram dari atas perut Zahwa perlahan turun dari atas kasur, menggunakan tembok sebagai tumpuan tubuhnya agar bisa sampai ke kamar mandi.Menyelesaikan ritual mandi paginya Zahwa langsung turun kelantai satu menyiapkan sarapan seperti biasa.Dulu kelurga Rivaldo memiliki dua orang koki yang akan memasak makanan untuk penghuni rumah setiap harinya. Sampai dimana rumah tangga Zahwa masuk usia ketiga tahunnya Ayu mengembalikan dua orang koki tadi ke hotel membuat Zahwa harus menyiapkan makan pagi,siang dan malam.Meski begitu Zahwa tak pernah protes akan apapun yang Ayu suruh padanya karena bagi Zahwa apa yang Ayu perintahkan adalah ladang pahalanya setelah suaminya Bram.Menata makanan diat
Ayu beralih menatap Zahwa yang hanya diam saja. "Dan kamu Zahwa, seharusnya kamu itu sadar diri akan kondisi kamu yang mandul itu!. Kalo kamu tidak bisa memberikan anak mama keturunan setidaknya izinkan suami kamu menikah lagi!"Zahwa diam sejenak menelan salivanya dengan susah payah, ditatapnya sekilas wajah Bram dan kembali menatap Ayu. "Zahwa tau dan sadar akan kondisi Zahwa saat ini ma, dan Zahwa juga ingin mas Bram memiliki anak-" ucapan Zahwa terjeda menahan rasa perih ditengorokan nya "Zahwa ikhlas mas Bram menikah lagi""Kamu kuat Zahwa, dan apa yang kamu lakukan ini juga sudah benar!" ucap nya dalam hati menguatkan diri sendiri menahan bulir bening yang sudah mengenang dipupuk matanya agar tak jatuh.Ayu tersenyum senang mendengar Zahwa memperbolehkan anaknya menikah lagi, toh ini juga ia lakukan untuk kebaikan anaknya."Sayang kamu ini apa-apaan bilang seperti itu?, kamu tau dengan jelas pernikahan bukan sebuah permainan yang harus kita
"Za, lihat ada bayi perempuan ditemukan di bawah jembatan saat air sungai tengah meluap" Ucap Liya heboh saat berita online yang ia tonton menunjukan evakuasi seorang bayi perempuan yang hanya berselimutkan jarik tipis.Dada Zahwa terasa sakit saat melihat tubuh bayi perempuan tersebut berwarna putih pucat yang bisa dipastikan bayi tersebut kedinginan dan kelaparan selama beberapa hari sebelum ditemukan."Dikabarkan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dibuang begitu saja oleh ibunya karena sang ibu yang tak ingin menampung aib nya diluar nikah""Dan bayi perempuan tersebut akan di identifikasi petugas lebih lanjut memastikan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dalam keadaan sehat dan akan diserahkan kepada pihak kelurga""Kenapa wanita-wanita di luar sana yang sangat mudah mendapat kepercayaan sebesar itu malah menyia-nyiakan nya?, sedangkan aku?-" ucap Zahwa terpotong saat ia menatap dirinya sendiri yang sampai sekarang belum bisa membe
Selesai Ijab Kabul Semua orang berkumpul diruang tengah. Zahwa datang dengan seorang pelayan menaruh cangkir teh dihadapan semua orang yang ada di sana.Setelah menyuguhkan teh Zahwa duduk di samping Bram."Oh ya setelah ini sebaiknya kalian segara program kehamilan, nanti mama kasih kontak dokter yang bagus untuk kalian menentukan jadwal konsultasi" Ucap Linda mama Gea.Ayu mengangguk setuju akan usul temannya itu. "Iyah lebih cepat,lebih baik bukan?. Mama sudah tidak sabar gendong cucu" Ayu membayangkan betapa ramai rumahnya nanti dengan tangis seorang bayi."Oh ya Bram, setelah ini ajak Gea bulan madu kemanapun yang ia mau" lanjut Ayu.Gea baru saja berfikir negara mana yang cocok untuk bulan madu mereka dan semuanya sirna mendengar ucapan Bram."Bram tidak bisa ma" tolak Bram cepat membuat semua mata menatapnya. "Bram sudah mengikuti ucapan mama untuk menikah dengan Gea dan keinginan mama sekarang sudah terwujud, setelah ini
Merasa ada ada sesuatu yang melingkar di perutnya mata Zahwa perlahan terbuka, batepa kaget nya ia mendapati Baram tidur di sampingnya mengingat kapan suaminya itu masuk ke dalam kamar memori otak Zahwa hanya mengingat dirinya mengantar Bram sampai di depan pintu kamar Gea dan seharusnya suaminya itu ada di sana bukan malah berada di sampingnya."Mas" "Apa sayang" jawab Bram khas suara orang bangun tidur."Mas kenapa bisa ada di sini? Bukan nya mas di kamar Gea tadi malam?"Tangan Bram memperkuat pelukannya pada pinggang Zahwa menengelamkan wajahnya pada celuk leher Zahwa. "Mas tidak bisa tidur dikamar lain sayang""Tapi mas, Gea bagaimana kalo kamu tinggal ke sini?""Sudah jangan pikirkan dia hari ini mas mau di manja sama istri cantik mas satu ini" jawab Bram masih memejamkan mata.Zahwa menghela nafas panjang milih tak melanjutkan topik tentang bagaimana suaminya bisa pindah kamar tanpa dirinya sadari karena memang tadi malam ia tidur sangat pula
"Gak papa ma kalo mas Bram gak mau gk usah di paksa" potong Gea meraih tangan Ayu."Aku sudah selesai" Bram menatap Zahwa yang duduk di sampingnya. "Selama mas tidak ada di rumah kamu cukup didalam kamar saja jangan kluar""Iyah""Jangan terlalu di manjakan istri mu itu, santai-santai di kamar sedangkan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan" sindir ayu tak menatap keduanya."Kalo begitu besok aku akan datang kan art ke sini""Buat apa art? kalo istri mu saja bisa melakukan semuanya""Zahwa bukan art yang harus mengurus semua keinginan mama, dan rumah sebesar ini. Zahwa istri ku yang artinya tugasnya hanya melayani ku bukan menjadi art di rumah nya sendiri!"Ayu meletakan dengan anggun sendok di tangannya, menatap wajah Bram dengan tersenyum manis. "Tugas istri bukan hanya melayani suaminya melainkan tugas istri juga mengurus rumahnya, kalo rumahnya tidak diurus bagaimana kamu bisa betah di sini""Baiklah kal