Share

Kamu Miliku!

Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.

Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."

Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, kemudian Ardan menghampiriku dan memelukku Tuhan apakah ini laki-laki dari jawaban atas semua doaku?? Kenapa disaat hatiku tidak membaik, dia datang tepat waktu, dan memelukku, sungguh Sekarang aku tidak bisa jauh darinya Dan aku tidak mau kehilangannya aku mah hanya dia yang aku mau.

"Kenapa menangis Tasya?"

"Aku tidak apa-apa, aku belum tahu nama belakang kamu Ardan," ucapku.

"Kenapa kamu harus tahu nama belakangku? Apa kamu akan menyimpan nama belakangku dibelakang nama anak kita nanti?" ucap Ardan dengan senyum jahilnya.

Satu kalimat saja sudah membuat hati catering merasa lega dari yang sebelumnya, Aku memukul-mukul kecil Kedada bidang Ardan, dengan tertawa dan manja,dan aku Arga juga tertawa ,lalu tangannya mengelus dan mengusap rambutku dan aku sangat menyukai perlakuan Allah kepadaku yang sangat lembut ini.

"Namaku Arda Wiguna, asalkan kamu tahu Tasya nama belakangku itu sangatlah berharga bagiku."

"Kenapa?" tanyaku kepada Ardan.

"Karena nama Wiguna adalah nama ayahku, dan jika aku sudah mempunyai keturunan, nama belakang ku akan kuberikan pada putraku," jawab Ardan.

"Aku harap nanti, rahimku mengandung anakmu," ucapku sambil bermanja kepada Ardan.

"Berdoalah ya, maafkan aku, aku harus pulang," ucap Ardan sambil berjalan keluar apartemenku.

Aku sangat sedih, karena Ardan datang ke apartemen aku hanya sebentar, tapi kita bersyukur dia datang, daripada tidak sama sekali, mungkin saat ini aku sedang menangis ,sepertinya Ardan dan laki-laki yang berfokus pada pekerjaan sehingga dia tidak memikirkan wanita dan pernikahan di usianya yang sudah cukup, tapi itu sepertinya yah Aku tidak tau ,karena aku belum tahu latar belakang semuanya tentang Ardan, tapi dia sangat tampan sekali di padu dengan memakai baju kemeja warna hitam dan sedikit acak-acakan kancing atas dibuka dan tangan kambingnya digulung kasihku dia sangat seksi sekali membuat aku tergoda dan terbuai olehnya.

Sekarang Ardan sudah pulang, dan aku sendirian di kamar, aku sedang memikirkan Ardan, lebih tepatnya perkataan yang selalu dia ucapka kepadaku "Tasya ,kamu tidak bisa memilikiku, tapi aku berhak memiliki mu," apa yang dimaksud dengan ucapan Ardan tersebut? Ah, tapi sekarang aku harus tidur, karena besok aku akan pergi kerja.

Matahari terbit menyinari celah kamarku, aku bangun dan melakukan rutinitas seperti biasanya, setelah semua beres, aku segera turun untuk pergi ke halte, dan disitu ada bunga sedang menunggu angkot juga, aku menghampiri bunga dan tidak lama lagi menunggu angkot tiba, seperti biasa di dalam angkot bunga selalu bercerita tentang dirinya.

"Tasya 6 bulan lagi aku akan menikah dengan moreo," ucap bunga membuat aku sangatkaget.

Apa yang di ucapkan bunga, iya moreo adalah pacar bunga dari dulu ketika kelas 3 SMK, dan sekarang mereka akan menikah, lalu denganku? Pacar saja aku belum punya nya. Grutuku dalam hati.

"Tapi kamu akan terus kerjakan kan bung?" tanyaku.

"Justru itu Tasya, setelah menikah aku akan berhenti, mungkin tidak bisa ketemu lagi," ucap bunga dengan wajah yang sedih.

"Loh kenapa seperti itu bunga?" Tanya ku pada bunga yang juga tak kalah sedih karena akan di tinggalkan temannya.

"Moreo mengajakku tinggal di Singapura Tasya." 

Aku kaget mendengar bunga tinggal di Singapura Aku kira bunga akan tinggal di luar kota tapi dia malah tinggal di luar negeri.

"Aku akan mendoakan yang terbaik untukmu bunga, dan aku akan selalu merindukanmu, apapun keputusan Moreo, kamu harus mengikutinya, dan menurutinya karena kamu akan menjadi istrinya bung" Bunga pun memelukku ora tidak terasa Aku sudah sampai di perusahaan, tetapi mataku terarah ke sekitar parkiran yang tertuju dengan semua mobil hitam, mobil itu, ya,itu adalah mobil arga yang mengantarkannya pulang tapi sedang apa dia disini? Ucapku dalam hati dan heran kenapa ada disini mobilnya?

Aku dan bunga berjalan dan terlihat semua orang terburu-buru pergi ke tempatnya masing-masing yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

"Kenapa semua orang terburu-buru bung?"

"Pemilik perusahaan akan datang."

Mendengar jawaban bunga, akupun langsung pergi dengan terburu-buru karena aku takut dipecat, setelah sampai di ruangan tempat kami para karyawan bekerja, aku langsung duduk di mejanya dan langsung membuka komputer untuk mengecek semua data penjualan.

Tapi tiba-tiba seseorang berdiri di samping ku, dan kepalaku mengangkat, tapi aku tidak mengenali pria yang berada di sampingnya itu siapa.

"Maaf apakah anda Natasyalia?" Tanya pria itu kepadaku sambil tersenyum Dan sangat sopan.

"Iya pak, maaf ada apa ya?" anyaku sambil ter heran-heran, karena ia takut mempunyai masalah di perusahaan ini.

"Anda dipanggil ke ruangan pemilik perusahaan sekarang." 

Deggg.. tiba-tiba jantung berdetak kencang, apa salahku sehingga aku panggil pemilik perusahaan ini? Apa ini gara-gara kemarin aku langsung pulang ke rumah? Tapi itu, ah ini memang semua gara-gara Ardan, gumam aku kesal dalam hati. Aku bangun dari kursi dan berangkat mengikuti pria tadi, dan tak lama aku sampai, sekarang aku sudah sampai di depan pintu pemilik perusahaan ini, ohhh mimpi apa aku semalam hingga harus seperti ini.

Cklekk .. aku membuka pintu ruangan pemilik perusahaan ini, dan aku melihat ternyata dia seorang laki-laki, aku pikir pemilik perusahaan kecantikan ini seorang wanita, ya berdiri menghadap jendela, dan membelakangi, membuat aku sangat gugup.

"Maaf pak, bapak memanggil saya?" ucapku.

Aku berdiri di dekat pintu, dan dia membalikkan badannya menghadapku lalu tersenyum, dia biasa-biasa saja, aku pikir lebih tampan dari Arga. ahh kenapa di saat seperti ini aku masih bisa saja memikirkan Ardan.

" Duduklah." dan Aku pun menuruti perintah bos ku ,karena tidak mungkin aku membantahnya.

"Kamu karyawan baru?" tanya bosku membuat Aku sangat panik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status