Share

Bab 60# Lebih ramah

Penulis: Ayu novianti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-23 00:05:00

Kenan menatap kerumunan di sekeliling mereka, namun tidak merasa terganggu.

“Aku tidak tahu jika membantu orang lain, akan menyenangkan seperti ini,” ucap Kenan.

Tarikan napasnya menjadi lebih lega, dan Natasya ikut setuju.

“Mungkin karena kamu tidak mengenal dirimu sendiri,” kata Natasya.

Kenan tak menjawab, memilih menatap keramaian jalan. Namun sedetik kemudian, dia menghentikan langkahnya.

“Boleh aku traktir makan malam? sebagai ucapan terima kasih,” tanya Kenan pelan.

Tanpa berpikir panjang, Natasya langsung mengiyakan. “Boleh,” balas Natasya.

Tidak ada yang bisa mengukur betapa senangnya Kenan saat ini. Andai saja Natasya akan setuju begitu cepat, ketika Kenan melamarnya.

Mereka berjalan berdampingan menuju restoran kecil di pojokan jalan. Tempat itu tidak terlalu ramai, cukup untuk menikmati makan malam tanpa gangguan. Mereka memilih meja di sudut, jauh d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 63# Lyly Watson

    “Mom,” panggil Natasya pelan, senyum kecil terbit di wajahnya. Hanya saja saat itu, dirinya dan Kenan masih berada dalam posisi yang ambigu. Natasya buru-buru melepaskan diri dari Kenan, dan langsung menjaga jarak. Kenan yang melihat keberadaan ibu Natasya itupun, langsung tersenyum dengan sopan. “Halo nyonya,” sapa Kenan. Mendengar Kenan yang menyapa ibunya dengan ramah, Natasya langsung menatapnya dengan tatapan ragu. Tapi dibanding menjelaskan keadaan mereka, Natasya lebih dulu melangkah dan merangkul ibunya. “Dia Kenan. Dia dekat dengan Laura, dan ayahnya teman dekat Dad,” kata Natasya menjelaskan. Kali ini, Kenan tidak senang dengan cara Natasya memperkenalkan dirinya. Dia tampak tenang, seolah tidak ada yang akan salah paham di sana. Tapi sebelum Kenan mengatakan sesuatu, mereka lebih dulu mendengar suara Thomas Watson yang memanggil Kenan. Mel

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 62# Fitting

    Hari ini, Natasya datang ke salah satu butik milik keluarga mereka, dan mencoba gaun untuk pernikahan Laura. “Siapa yang menyangka, dia benar-benar seniat ini untuk menikah,” gumam Natasya. Butik itu terletak tak jauh dari perusahaan mereka, dengan gedung mewah dua lantai dengan jendela besar dan lampu gantung di langit-langit yang berkilau seperti kristal. Semua terasa mewah dan sunyi. Di ruangan bagian dalam, beberapa lembar gaun keluarga sudah digantung rapi, masing-masing diberi label nama. Natasya berdiri di depan cermin panjang, menatap bayangannya sendiri dengan napas tertahan. Gaun berwarna biru keabu-abuan yang ia kenakan menjuntai lembut sampai ke lantai. Potongannya sederhana, tapi elegan, dengan detail renda halus di bagian pundak dan garis leher yang tidak terlalu terbuka. Warna itu serasi dengan kulitnya. Rambutnya dia jepit hingga menunjukkan bahunya yang begitu terawat. “Natasya, kamu suda

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 61# Undangan dari laura

    Ruangan itu masih terasa sunyi saat pintu terbuka perlahan. Natasya tengah sibuk membenahi tumpukan dokumen di mejanya ketika suara langkah kaki menggema pelan mendekat. Ia menoleh, dan mendapati sosok yang sudah dikenalnya berdiri di ambang pintu. Laura. Dengan blus merah rapi dan rambut yang disanggul tinggi, wanita itu berdiri tanpa senyum. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya tetap sama, dingin dan penuh perhitungan. Natasya menatapnya, masih mencoba menjaga sikap. “Ada yang bisa aku bantu?” tanyanya pelan, mencoba santai. Laura melangkah masuk tanpa dipersilakan. Ia meletakkan sebuah bingkisan putih ke atas meja, lalu menatap Natasya lurus. “Aku hanya ingin memberimu ini,” ucapnya datar. “Undangan pernikahan.” lanjutnya lagi. Natasya mengangguk. Tangannya meraih bingkisan itu, dan membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat sebuah undangan bernuansa putih. Tidak lupa tertera nama calon pengant

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 60# Lebih ramah

    Kenan menatap kerumunan di sekeliling mereka, namun tidak merasa terganggu. “Aku tidak tahu jika membantu orang lain, akan menyenangkan seperti ini,” ucap Kenan. Tarikan napasnya menjadi lebih lega, dan Natasya ikut setuju. “Mungkin karena kamu tidak mengenal dirimu sendiri,” kata Natasya. Kenan tak menjawab, memilih menatap keramaian jalan. Namun sedetik kemudian, dia menghentikan langkahnya. “Boleh aku traktir makan malam? sebagai ucapan terima kasih,” tanya Kenan pelan. Tanpa berpikir panjang, Natasya langsung mengiyakan. “Boleh,” balas Natasya. Tidak ada yang bisa mengukur betapa senangnya Kenan saat ini. Andai saja Natasya akan setuju begitu cepat, ketika Kenan melamarnya. Mereka berjalan berdampingan menuju restoran kecil di pojokan jalan. Tempat itu tidak terlalu ramai, cukup untuk menikmati makan malam tanpa gangguan. Mereka memilih meja di sudut, jauh d

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 59# Anak Kecil

    Langit sore itu tampak cerah, meski banyak kendaraan sudah mulai berlalu lalang. Ini sudah hampir jam pulang kantor.Udara di luar kantor begitu sejuk, dan tidak membuat Natasya kedinginan. Suasana sore itu dipenuhi suara klakson dan langkah-langkah orang yang ingin segera pulang. Di tengah lalu lintas manusia, Natasya berdiri di dekat pintu keluar sebuah toko alat tulis, menggenggam ponselnya, membaca email dari klien. Proyek luar kantornya hampir selesai, dan dia ingin segera kembali sebelum arus lalu lintas menjadi semakin buruk.“Baguslah, ini hampir selesai,” ucap Natasya. Ia baru saja memasukkan ponselnya ke dalam tas, saat sapaan seseorang menghentikan gerakannya. “Natasya.” Suara itu membuatnya menoleh cepat. Di sana, berdiri seseorang yang bahkan tak terpikirkan akan ia temui sore ini. Kenan. Dia mengenakan jas hitam formal yang masih tampak rapi meski sudah menjelang waktu pulang kantor. Wajahny

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 58# Menyadari Kesalahan

    Kenan berdiri di depan pintu lobi perusahaan Watson, tangan kirinya menenteng dua buah goodiebag berisikan makan siang memang sengaja dia bungkus.Kepalanya sedikit menunduk, wajahnya kosong. Dia tidak tahu apa dirinya akan bertemu dengan orang yang dia cari, tapi setidaknya, dia harus terus mencoba.“Semoga saja aku bisa bertemu dengannya hari ini,” gumam Kenan. Langkahnya melambat ketika pintu lift terbuka. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah masuk… lalu terdiam. Di sana, di dalam lift khusus eksekutif itu, terdapat sosok yang dia cari. Natasya berdiri sembari memainkan ponselnya, dan tidak langsung menyadari keberadaan Kenan.Kenan tersenyum ketika melihat Natasya yang berada sedekat ini dengannya. Dia berdeham sejenak, mencoba membuat Natasya menyadari keberadaannya.“Ehemm,” dehem Kenan.Natasya yang mendengar itu, langsung mengangkat wajahnya. Hal yang pertama dia lihat, adalah Kenan yang kini sudah berada di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status