Langit Jakarta siang itu tampak muram, seolah tahu bahwa Natasya kembali bukan karena rindu, melainkan karena paksaan.Tangannya mengepal di atas koper hitam, sementara langkahnya mantap menuruni eskalator Bandara. Bukan karena ia tak punya pilihan lain, tapi karena satu nama: Watson Company.“Kau pikir aku akan bekerja untukmu seumur hidup hanya karena kau ayahku?” gumamnya pelan, seolah membalas suara dingin yang masih terngiang di kepalanya."Kembali ke Indonesia. Jika tidak, semua aksesmu, rekening, apartemen, kartu kredit, akan diblokir!” ucap Thomas Watson.“Silahkan saja,” balas Natasya.Panggilan senyap sekejap, dan Thomas berkata lagi setelahnya, “Bagaimana dengan menjadi direktur di Watson Company? Satu tahun, itu tawaranku.""Setahun," jawab Natasya waktu itu. "Dan setelahnya, aku bebas?""Setelahnya, aku tidak akan mencampuri hidupmu lagi."Itu cukup. Untuk sekarang.Natasya geram karena ayahnya mengetahui kelemahannya. Menjadi pemimpin di perusahaan memang bukan tujuan ut
Huling Na-update : 2025-05-20 Magbasa pa